6 Keutamaan Surat As Sajadah bagi Para Pembacanya

6 Keutamaan Surat As Sajadah bagi Para Pembacanya

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Minggu, 10 Sep 2023 16:01 WIB
Saat bulan Ramadhan, seorang muslim  yang melakukan ibadah akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Salah satunya dengan membaca kitab suci Al Quran.
Ilustrasi keutamaan surat As Sajadah bagi para pembacanya. Foto: Getty Images
Jakarta -

Surat As Sajadah adalah surat ke-32 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 30 ayat. Ada sejumlah keutamaan surat As Sajadah bagi para pembacanya.

As Sajadah berarti "sujud". Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah menurut riwayat Ibnu Abbas, sebagaimana dikatakan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi 'Ulumil Qur'an.

Dikutip dari buku Rahasia & Keutamaan Hari Jumat karya Komarudin Ibnu Mikam, surat As Sajadah menjelaskan tentang kebenaran Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah SWT dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya sebagai petunjuk bagi manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat As Sajadah Arab, Latin, dan Artinya

Berikut merupakan bacaan surat As Sajadah ayat 1-30 Arab, latin, dan artinya.

الۤمّۤ ۗ ١

ADVERTISEMENT

Bacaan latin: Alif lām mīm

Artinya: "Alif Lām Mīm."


تَنْزِيْلُ الْكِتٰبِ لَا رَيْبَ فِيْهِ مِنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ ٢

Bacaan latin: Tanzīlul-kitābi lā raiba fīhi mir rabbil-'ālamīn

2. Artinya: "Turunnya Al-Qur'an yang tidak ada keraguan di dalamnya berasal dari Tuhan semesta alam."

اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۚ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اَتٰىهُمْ مِّنْ نَّذِيْرٍ مِّنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ ٣

Bacaan latin: Am yaqūlūnaftarāhu balhuwal-ḥaqqu mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim min qablika la'allahum yahtadūn

3. Artinya: "Akan tetapi, mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, "Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakannya." Sebaliknya, Al-Qur'an itulah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang sama sekali belum pernah didatangi seorang pemberi peringatan sebelum engkau. (Demikian ini) agar mereka mendapat petunjuk."

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا شَفِيْعٍۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ ٤

Bacaan latin: Allāhul-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmin ṡummastawā 'alal-'arsy, mā lakum min dūnihī miw waliyyiw wa lā syafī', afalā tatażakkarūn

4. Artinya: "Allah adalah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy. Bagimu tidak ada seorang pun pelindung dan pemberi syafaat selain Dia. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?"

يُدَبِّرُ الْاَمْرَ مِنَ السَّمَاۤءِ اِلَى الْاَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗٓ اَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ ٥

Bacaan latin: Yudabbirul-amra minas-samā'i ilal-arḍi ṡumma ya'ruju ilaihi fī yaumin kāna miqdāruhū alfa sanatim mimmā ta'uddūn

5. Artinya: "Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (segala urusan) itu naik kepada-Nya pada hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu."

ذٰلِكَ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُۙ ٦

Bacaan latin: Żālika 'ālimul-gaibi wasy-syahādatil-'azīzur-raḥīm

6. Artinya: "Itu adalah (Tuhan) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang."

الَّذِيْٓ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ وَبَدَاَ خَلْقَ الْاِنْسَانِ مِنْ طِيْنٍ ٧

Bacaan latin: Allażī aḥsana kulla syai'in khalaqahū wa bada'a khalqal-insāni min ṭīn

7. Artinya: "(Dia juga) yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan memulai penciptaan manusia dari tanah.

ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهٗ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍ ۚ ٨

Bacaan latin: Ṡumma ja'ala naslahū min sulālatim mim mā'im mahīn

8. Artinya: "Kemudian, Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani)."

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ٩

Bacaan latin: Ṡumma sawwāhu wa nafakha fīhi mir rūḥihī wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af'idah(ta), qalīlam mā tasykurūn

9. Artinya: "Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur."

وَقَالُوْٓا ءَاِذَا ضَلَلْنَا فِى الْاَرْضِ ءَاِنَّا لَفِيْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ەۗ بَلْ هُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ كٰفِرُوْنَ ١٠

Bacaan latin: Wa qālū a'iżā ḍalalnā fil-arḍi a'innā lafī khalqin jadīd, bal hum biliqā'i rabbihim kāfirūn

10. Artinya: "Mereka berkata, "Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan (kembali) dalam ciptaan yang baru?" Bahkan (bukan hanya itu), mereka pun mengingkari pertemuan dengan Tuhannya."

۞ قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ ࣖ ١١

Bacaan latin: Qul yatawaffākum malakul-mautil-lażī wukkila bikum ṡumma ilā rabbikum turja'ūn

11. Artinya: "Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi (tugas) untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikanmu, kemudian kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."

وَلَوْ تَرٰىٓ اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ رَبَّنَآ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ ١٢

Bacaan latin: Wa lau tarā iżil-mujrimūna nākisū ru'ūsihim 'inda rabbihim, rabbanā abṣarnā wa sami'nā farji'nā na'mal ṣāliḥan innā mūqinūn

12. Artinya: "Jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (kamu akan melihat sesuatu yang sangat luar biasa dan mereka berkata,) "Ya Tuhan kami, kami telah melihat (hari Kiamat yang kami ingkari) dan mendengar (dari-Mu kebenaran ucapan rasul-rasul-Mu). Maka, kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan beramal saleh. Sesungguhnya kami (sekarang) adalah orang-orang yang yakin (akan adanya hari Kiamat)."

وَلَوْ شِئْنَا لَاٰتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدٰىهَا وَلٰكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّيْ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ ١٣

Bacaan latin: Wa lau syi'nā la'ātainā kulla nafsin hudāhā wa lākin ḥaqqal-qaulu minnī la'amla'anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajma'īn

13. Artinya: "Seandainya Kami menghendaki, niscaya Kami menganugerahkan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)-nya, tetapi telah berlaku ketetapan dari-Ku (bahwa) sungguh Aku pasti akan memenuhi (neraka) Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama."

فَذُوْقُوْا بِمَا نَسِيْتُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَاۚ اِنَّا نَسِيْنٰكُمْ وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ١٤

Bacaan latin: Fa żūqū bimā nasītum liqā'a yaumikum hāżā, innā nasīnākum wa żūqū 'ażābal-khuldi bimā kuntum ta'malūn

14. Artinya: "Rasakanlah olehmu (azab ini) karena kamu melalaikan pertemuan dengan harimu ini (hari Kiamat). Sesungguhnya Kami pun melalaikanmu. Rasakanlah azab yang kekal karena apa yang selalu kamu kerjakan!"

اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ ۩ ١٥

Bacaan latin: Innamā yu'minu bi'āyātinal-lażīna iżā żukkirū bihā kharrū sujjadaw wa sabbaḥū biḥamdi rabbihim wa hum lā yastakbirūn

15. Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur (dalam keadaan) sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya dan mereka pun tidak menyombongkan diri."

تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًاۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ١٦

Bacaan latin: Tatajāfā junūbuhum 'anil-maḍāji'i yad'ūna rabbahum khaufaw wa ṭama'ā, wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn

16. Artinya: "Lambung (tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk salat malam) seraya berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap (akan rahmat-Nya) dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ١٧

Bacaan latin: Falā ta'lamu nafsum mā ukhfiya lahum min qurrati a'yun, jazā'am bimā kānū ya'malūn

17. Artinya: "Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (macam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka kerjakan."

اَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًاۗ لَا يَسْتَوٗنَ ١٨

Bacaan latin: Afaman kāna mu'minan kaman kāna fāsiqā, lā yastawūn

18. Artinya: "Apakah orang mukmin sama dengan orang fasik (kafir)? (Pastilah) mereka tidak sama."

اَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ جَنّٰتُ الْمَأْوٰىۖ نُزُلًا ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ١٩

Bacaan latin: Ammal-lażīna āmanū wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti falahum jannātul-ma'wā, nuzulam bimā kānū ya'malūn

19. Artinya: "Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka akan mendapat surga-surga (sebagai) tempat kediaman sebagai balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan."

وَاَمَّا الَّذِيْنَ فَسَقُوْا فَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ كُلَّمَآ اَرَادُوْٓا اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَآ اُعِيْدُوْا فِيْهَا وَقِيْلَ لَهُمْ ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ ٢٠

Bacaan latin: Wa ammal-lażīna fasaqū fa ma'wākumun nāru kullamā arādū ay yakhrujū minhā u'īdū fīhā wa qīla lahum żūqū 'ażāban nāril-lażī kuntum bihī tukażżibūn

20. Artinya: "Adapun orang-orang yang fasik (kafir), tempat kediaman mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, "Rasakanlah azab neraka yang dahulu selalu kamu dustakan."

وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ٢١

Bacaan latin: Wa lanużīqannahum minal-'ażābil-adnā dūnal-'ażābil-akbari la'allahum yarji'ūn

21. Artinya: "Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ ثُمَّ اَعْرَضَ عَنْهَا ۗاِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ ࣖ ٢٢

Bacaan latin: Wa man aẓlamu mimman żukkira bi'āyāti rabbihī ṡumma a'raḍa 'anhā, innā minal-mujrimīna muntaqimūn

22. Artinya: "Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada para pendosa."

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَلَا تَكُنْ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْ لِّقَاۤىِٕهٖ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ ٢٣

Bacaan latin: Wa laqad ātainā mūsal-kitāba falā takun fī miryatim mil liqā'ihī wa ja'alnāhu hudal libanī isrā'īl

23. Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa. Maka, janganlah engkau (Nabi Muhammad) ragu-ragu menerimanya (Al-Qur'an) dan Kami menjadikan Kitab (Taurat) itu sebagai petunjuk bagi Bani Israil."

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ ٢٤

Bacaan latin: Wa ja'alnā minhum a'immatay yahdūna bi'amrinā lammā ṣabarū, wa kānū bi'āyātinā yūqinūn

24. Artinya: "Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami."

اِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ٢٥

Bacaan latin: Inna rabbaka huwa yafṣilu bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānū fīhi yakhtalifūn

25. Artinya: "Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang memutuskan di antara mereka pada hari Kiamat apa yang dahulu selalu mereka perselisihkan."

اَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ يَمْشُوْنَ فِيْ مَسٰكِنِهِمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍۗ اَفَلَا يَسْمَعُوْنَ ٢٦

Bacaan latin: Awalam yahdi lahum kam ahlaknā min qablihim minal-qurūni yamsyūna fī masākinihim, inna fī żālika la'āyāt, afalā yasma'ūn

26. Artinya: "Tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum kafir Makkah), betapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)?"

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَسُوْقُ الْمَاۤءَ اِلَى الْاَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ اَنْعَامُهُمْ وَاَنْفُسُهُمْۗ اَفَلَا يُبْصِرُوْنَ ٢٧

Bacaan latin: Awalam yarau annā nasūqul-mā'a ilal-arḍil juruzi fanukhriju bihī zar'an ta'kulu minhu an'āmuhum wa anfushum, afalā yubṣirūn

27. Artinya: "Tidakkah mereka memperhatikan bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami menumbuhkan dengannya (air hujan) tanam-tanaman, sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka, mengapa mereka tidak memperhatikan?"

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْفَتْحُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٢٨

Bacaan latin: Wa yaqūlūna matā hāżal-fatḥu in kuntum ṣādiqīn

28. Artinya: "Mereka bertanya, "Kapankah kemenangan itu (datang) jika engkau orang yang benar?"

قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ لَا يَنْفَعُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِيْمَانُهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ ٢٩

Bacaan latin: Qul yaumal-fatḥi lā yanfa'ul-lażīna kafarū īmānuhum wa lā hum yunẓarūn

29. Artinya: "Katakanlah, "Pada hari kemenangan itu tidak berguna lagi bagi orang-orang kafir keimanan mereka dan mereka tidak diberi penangguhan."

فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانْتَظِرْ اِنَّهُمْ مُّنْتَظِرُوْنَ ࣖ ٣٠

Bacaan latin: Fa a'riḍ 'anhum wantaẓir innahum muntaẓirūn

30. Artinya: "Maka, berpalinglah dari mereka dan tunggulah! Sesungguhnya mereka (juga) menunggu."

Keutamaan Surat As Sajadah

Dikutip dari buku Terjemah dan Fadhilah Majmu' Syarif karya Ustadz Rusdianto, ada sejumlah keutamaan surat As Sajadah sebagaimana terdapat dalam beberapa riwayat. Berikut di antaranya.

1. Jadi Wasilah Pemohon Ampun

Khalid bin Ma'dan RA berkata, "Bacalah Al-Munajjiyah, yaitu Alif Laam Miim Tanziil (surat as-Sajdah). Sebab, aku mendapat kabar bahwa ada seorang laki-laki yang hanya membacanya dan tidak ada surat lain yang dibacanya, padahal ia orang yang banyak kesalahan, maka sayap surat itu terbentang untuknya dan berkata, "Wahai Tuhanku, ampunilah ia, sebab ia sering kali membacaku. "Maka, Tuhan memberi izin kepada surat itu untuk menolongnya seraya berfirman, "Tuliskan untuknya setiap kesalahan menjadi satu kebaikan, dan angkat satu derajat baginya." (HR. Darimi)

2. Jadi Bacaan Rasulullah sebelum Tidur

Ada sebuah riwayat yang menyebut bahwa Rasulullah SAW senantiasa membaca surat As Sajadah dan surat Al Mulk sebelum tidur. Dari Jabir RA, ia berkata,

"Nabi Muhammad SAW tidak tidur hingga membaca Alif Lamm Miim Tanziil (surat As Sajadah) dan Tabaraakalladzi Biyadiihil Mulku (surat Al Mulk)." (HR Darimi)

Imam Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan Hakim turut meriwayatkan hadits serupa.

3. Menaungi Pembacanya pada Hari Kiamat

Orang yang membaca surat As Sajadah akan mendapat naungan kelak pada hari kiamat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

"Alif Laam Miim As-Sajadah datang pada hari kiamat dengan mempunyai dua sayap yang menaungi pembacanya, seraya berkata, 'Tak ada jalan bagi orang lain atas engkau, tak ada jalan bagi orang lain atas engku." (HR Abu 'Ubaid)

4. Mendapat Balasan Surga

Rasulullah SAW bersabda, "Bila seorang anak Adam membaca surat As Sajadah, kemudian ia bersujud, maka pergilah setan menepi seraya menangis dan berkata, 'Betapa celakanya aku! Anak Adam diperintah untuk bersujud, ia pun bersujud, maka ia mendapatkan surga, sedangkan aku diperintah untuk bersujud, aku pun enggan, maka aku mendapatkan neraka." (HR Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Muslim)

5. Ditulis 70 Kebaikan, Diapus 70 Keburukan, dan Diangkat 70 Derajat

Keutamaan surat As Sajadah ini bersandar pada riwayat yang menyebut,

"Barang siapa membaca Alif Laam Miin Tanziil (surat As Sajadah) dan Tabaarakalladzi Biyadihil Mulku (surat Al Mulk), maka akan ditulis baginya tujuh puluh kebaikan dan dihapuskan darinya tujuh puluh keburukan, serta dengan surat itu diangkat baginya tujuh puluh derajat." (HR Darimi)

6. Mendapat 60 Kebaikan

Keutamaan surat As Sajadah lainnya adalah mendapat 60 kebaikan bersama dengan surat Al Mulk. Hal ini mengacu pada riwayat Musa bin Khalid yang menceritakannya dari Mu'tamir, dari Laits, dari Thawus yang berkata,

"Kedua surat itu (surat As Sajadah dan Al Mulk) diberi keutamaan dari semua surat dalam Al-Qur'an dengan enam puluh kebaikan." (HR Darimi)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads