Di Dua Kota inilah Al Quran Diturunkan, Begini Sejarahnya!

Al Quran adalah kitab suci yang menjadi pedoman kaum Muslimin. Al Quran diwahyukan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Al Quran diturunkan di Makkah dan Madinah selama kurang lebih 23 tahun.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirmah di dalam Al Quran surat Asy Syuara ayat 192 - 196:

وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ ١٩٢

نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ ١٩٣

عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ ١٩٤

بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ ١٩٥

وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ ١٩٦

Bacaan latin: Wa innahuu latangzilu rabbil-'aalamiin. Nazala bihirruuhul-amiin. 'alaa qalbika lotakuuna minal-mungziriin. Bilisaanin 'arabiyyin mubiin. Wa innahuu lafii zuburil-awwaliin.

Artinya: "Sesungguhnya ia (Al Quran) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam. Ia (Al Quran) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril). (Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan. (Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas. Sesungguhnya ia (Al Quran) benar-benar (disebut) dalam kitab-kitab orang terdahulu."

Sejarah Turunnya Al Quran

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa Al Quran diturunkan Allah SWT pada 17 Ramadhan atau 13 tahun sebelum hijriyah yang dikenal sebagai malam Nuzulul Quran (turunnya Al Quran).

Proses turunnya Al Quran berlangsung secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, seperti yang tertera dalam jurnal Sistematika Turunnya Ayat-Ayat Al Quran Sebagai Pola Gerakan Dakwah karya Muhammad Amin.

Dijelaskan dalam buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII karya Harjan Syuhada dan Fida' Abdillah bahwa Al Qur an diturunkan pertama kali oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, Makkah, Arab Saudi.

Masih dalam sumber yang sama, wahyu pertama yang turun adalah Surah Al 'Alaq ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun.

Terdapat tiga bagian ketika Al Quran turun, yaitu:

1. Periode pertama, berlangsung selama 4-5 tahun di mana pada saat itu dakwah Islam masih terbatas.

Pada masa ini, ayat-ayat Al Quran mengenai pelajaran bagi Rasulullah SAW untuk membentuk kepribadiannya, dasar-dasar akhlak Islamiah, pengetahuan tentang sifat Allah SWT, dan bantahan mengenai pandangan hidup di Masyarakat Jahiliyah.

2. Periode kedua, berlangsung selama 8-9 tahun di mana pada masa itu dakwah Islam sudah mulai terbuka.

Pada masa ini, turun ayat-ayat Al Quran mengenai kewajiban-kewajiban penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah pada masa itu.

3. Periode ketiga, berlangsung selama 10 tahun ketika Rasulullah SAW mulai hijrah dari Makkah ke Madinah, dan keimanan masyarakat sekitar juga mulai terbentuk.
Pada masa ini, ayat-ayat Al Quran memberikan bimbingan kepada umat Islam menuju jalan yang diridhai Allah, dan memotivasi untuk senantiasa berjuang di jalan Allah, serta mendidik akhlak orang-orang beriman dalam segala kondisi.

Firman Allah SWT dalam Al Quran surat al-Isra' ayat 106

وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا ١٠٦

Bacaan latin: Wa qur'aanan faraqnaahu litaqra 'ahu 'alan-naasi 'alaa muksiw wa nazzalnaahu tanziila

Artinya: "Al Quran Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap."

Allah SWT juga berfirman dalam Al Quran surat al-Furqan ayat 32

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا ٣٢

Bacaan latin:

Artinya: "Orang-orang yang kufur berkata, 'Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?' Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar)."

Mengutip buku Membahas Ulumul Qur'an, Sejarah Turun dan Penulisan Al-Qur'an karya Muhammad Sauqi, S.H.I, M.H bahwa hikmah diturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur antara lain:

1. Untuk menguatkan atau mengukuhkan hati Rasulullah SAW dalam melaksanakan tugas sucinya, sekalipun ia menghadapi hambatan dan tantangan yang beraneka ragam.
2. Untuk menghibur hati Nabi pada saat ia menghadapi kesulitan dan kesedihan dalam perlawanan dari orang-orang kafir.
3. Untuk memudahkan Rasulullah dan para pengikutnya menghafal al-Qur'an, karena mereka pada umumnya ummi (buta huruf).