Surat Ar Rahman ayat 55 menerangkan tentang nikmat Allah SWT kepada manusia dan jin. Berikut bunyi ayatnya,
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ ٥٥
Arab latin: Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?"
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), dikatakan pada ayat tersebut Allah SWT mempertanyakan terkait nikmat mana lagi yang didustai oleh manusia dan jin. Terutama nikmat yang Allah SWT berikan pada hari ini.
"Kabar derita dan peringatan pedih yang telah disampaikan-Nya, yaitu agar manusia meninggalkan dan menjauhi perbuatan dosa. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, hai manusia dan jin?" bunyi tafsir tersebut.
Dijelaskan, masing-masing mendapat ganjaran sebagaimana diterangkan oleh Allah SWT. Senada dengan itu, M Quraish Shihab melalui Tafsir Al Mishbah menafsirkan surat Ar Rahman ayat 55 membahas tentang nikmat Tuhan mana lagi yang diingkari.
"Maka nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua ingkari?" tulis Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya.
Bunyi ayat 55 dalam surat Ar Rahman sebetulnya mengalami pengulangan sebanyak 31 kali. Lafaz yang pertama pada ayat 13 dan terakhir pada ayat 77.
Mengutip buku Mukjizat Matematik Al-Qur'an oleh KH Muhammad Sholikhin, pengulangan bunyi ayat pada surat Ar Rahman menjadi peringatan pada manusia bahwa Allah SWT telah menganugerahkan nikmat yang sangat banyak.
Surat Ar Rahman sendiri merupakan surat ke-55 dalam mushaf Al Qur'an. Jumlah total ayatnya ialah 78.
Surat Ar Rahman tergolong ke dalam surat makkiyyah. Arti dari Ar Rahman adalah Yang Maha Pemurah, nama diambil dari kata Ar Rahman pada ayat pertama surat.
Secara keseluruhan, dalam surat Ar Rahman Allah SWT membahas tentang kemurahan-Nya dalam memberi nikmat kepada hamba-hambaNya. Baik itu nikmat dunia maupun akhirat.
Terkait keutamaan membaca surat Ar Rahman diterangkan dalam buku 9 Surat Al-Qur'an Pilihan susunan Time Minebooks. Pertama, dengan membaca Ar Rahman maka kita diajak untuk mengingat kenikmatan yang diberikan Allah SWT.
Selain itu, keutamaan lainnya niscaya matinya dihitung sebagai syahid. Hal ini sesuai dalam sebuah hadits Nabi SAW yang berbunyi,
"Barang siapa membaca Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat fabiayyi aala'i Robbikuma tukadzibaan kemudian jika dia mengucapkan: tidak ada satupun nikmat Mu dari Tuhanku yang aku dustakan, maka jika membacanya di malam hari kemudian mati, maka matinya seperti mati syahid, jika membacanya di siang hari kemudian ia mati, maka matinya seperti mati syahid." (HR Imam Ja'far)
Wallahu'alam.
(aeb/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana