Batas Waktu Sholat Maghrib dan Tanda Langit yang Bisa Dilihat

Batas Waktu Sholat Maghrib dan Tanda Langit yang Bisa Dilihat

Berliana Intan Maharani - detikHikmah
Selasa, 15 Agu 2023 18:30 WIB
Ilustrasi puasa hari syak atau 30 Syaban.
Ilustrasi batas waktu sholat Maghrib. Foto: Getty Images/iStockphoto/wing-wing
Jakarta -

Batas waktu sholat Maghrib relatif singkat dibandingkan sholat fardhu lainnya. Sholat ini dikerjakan antara sholat Ashar dan sholat Isya.

Dalam menunaikan ibadah sholat Maghrib, umat Islam dianjurkan untuk menunaikannya di awal waktu. Selain waktunya berdekatan dengan sholat Isya, dianjurkannya menyegerakan sholat Maghrib bersandar pada sabda Rasulullah SAW sebagaimana dinukil dari buku Mudah Memahami Hadis Nabi SAW karya Muhajirin, dalam sebuah hadits beliau bersabda,

لا تَزالُ أُمَّتِى بِخَير - أَوْ قَالَ عَلَى الْفِطْرَةِ - مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Umatku akan senantiasa dalam kebaikan (atau fitrah) selama mereka tidak mengakhirkan waktu sholat Magrib hingga munculnya bintang (di langit)." (HR Abu Daud)

Lantas, kapan batas waktu sholat Maghrib yang benar? Berikut ini penjelasannya.

ADVERTISEMENT

Batas Waktu Sholat Maghrib

Batas waktu sholat Maghrib adalah dimulai sejak terbenamnya matahari hingga hilangnya mega merah atau awan yang berwarna merah. Ketentuan ini sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Muslim yang bunyinya,

وقت صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَعْبِ الشَّفَقُ

Artinya: "Waktu sholat Magrib adalah selama cahaya merah (saat matahari tenggelam) belum hilang." (HR Muslim)

Mengutip dari buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam karya Daeng Naja, waktu Maghrib yang dimulai sejak terbenamnya matahari telah menjadi ijma' (kesepakatan) dari para ulama.

Rentang waktu Maghrib dimulai sejak hilangnya seluruh bulatan matahari di telan bumi hingga berakhir saat hilangnya syafaq (mega merah).

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda, "Waktu Maghrib sampai hilangnya syafaq (mega)." (HR Muslim)

Menurut ulama Syafi'iyah, syafaq adalah mega yang berwarna kemerahan setelah terbenamnya matahari di ufuk barat. Sementara itu, Abu Hanifah berpendapat bahwa syafaq adalah warna keputihan yang berada di ufuk barat dan masih ada meski mega berwarna merah telah hilang.

Berdasarkan riwayat hadits dari Abi Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dan akhir waktu Maghrib adalah hingga langit menjadi hitam." (HR At-Tirmidzi)

Mengutip dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 karya Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, batasan waktu sholat Maghrib memang biasa terjadi berbeda-beda. Sebab, terkadang terbenamnya matahari dengan terbenamnya mega merah terpaut waktu sekitar 1 jam 25 menit atau 1 jam lebih 32 menit.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa batas waktu sholat Maghrib sangatlah pendek dibandingkan sholat fardhu lainnya. Karena itulah, umat Islam dianjurkan untuk tidak menunda dan menyegerakan sholat ketika adzan Maghrib telah berkumandang.

Waktu Sholat 5 Waktu dalam Hadits Nabi

Mengenai waktu-waktu pelaksanaan sholat fardhu 5 waktu juga telah diterangkan dalam hadits sesuai arahan Malaikat Jibril yang disampaikan pada Rasulullah SAW. Dinukil dari buku Ilmu Falak 1: Hisab Arah Kiblat dan Waktu Shalat karya Abd. Karim Faiz, diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA:

عن جلير رضى الله عنه قال ان النبي صلى الله عليه وسلم جاءه جبريل عليه السلام فقال له قم فصله فصلى الظهر حين زالت الشمس ثم جاءه العصر فقال قم فصله فصلى العصر حين صار ظل كل شيئ مثله ثم جائه المغرب فقال قم فصله فصلى المغرب حين وحبت الشمس ثم جاءه جاءه القجر قتال ثم فصله فصلى العشاء فقال قم فصله فصلى العشاء حين غاب الشفق الفجر حين برق الفجر او قال سطع البحر ثم جاءه بعد الغد للظهر فقال قم فصله فصلى الظهر حين صار ظل كل شئ مثله ثم جاءه العصر قم فصله فصلى العصر حين صار ظل كل شئ مثله ثم جاءه المغرب وقنا واحدا لم يزل عنه ثم جاءه العشاء حين ذهب نصف الليل اوقال ثلث الليل فقال قم فصله فصلى العشاء حين جاءه حين اسفر جدا فقال قم فصله فصلى الفجر ثم قال ما هذين الوقتين وقت

Artinya: "Dari Jabir bin Abdullah RA berkata telah datang kepada Nabi SAW Jibril AS lalu berkata kepada-Nya bangunlah lalu bersembahyanglah, kemudian Nabi sholat Dzuhur ketika matahari tergelincir. Kemudian ia datang lagi kepada-Nya di waktu Ashar lalu berkata bangunlah lalu sembahyanglah, kemudian Nabi sholat Ashar ketika bayang-bayang suatu benda sama dengan aslinya. Kemudian ia datang lagi kepada-Nya di waktu Maghrib, lalu berkata bangunlah lalu sholatlah, lalu Nabi sholat Maghrib ketika matahari terbenam.

Kemudian ia datang lagi kepada-Nya di waktu Isya lalu berkata bangunlah lalu sholatlah, kemudian Nabi sholat Isya ketika mega merah telah terbenam. Kemudian la datang lagi kepada-Nya di waktu fajar, lalu berkata bangunlah lalu sholatlah, lau Nabi sholat Fajar di kala fajar menyingsing atau ia berkata di waktu fajar bersinar. Kemudian ia datang lagi esok harinya di waktu Dzuhur, kemudian ia berkata kepada-Nya bangunlah lalu sholatlah, kemudian Nabi sholat Dzuhur di kala bayang-bayang suatu benda sama dengan aslinya.

Kemudian ia datang lagi kepada-Nya di waktu Ashar dan ia berkata bangunlah dan sholatlah, kemudian Nabi sholat ashar ketika bayang-bayang suatu benda dua kali dari aslinya. Kemudian datang lagi kepada-Nya di waktu Maghrib dalam waktu yang sama tidak bergeser dari waktu yang sudah. Kemudian datang lagi kepada-Nya di waktu Isya di kala telah lewat separuh malam atau sepertiga malam, kemudian Nabi sholat Isya kemudian ia datang lagi kepada-Nya di kala telah bercahaya benar dan ia berkata: Bangunlah dan sholatlah kemudian Nabi sholat Fajar. Kemudian Jibril berkata: Saat dua waktu itu adalah waktu sholat." (HR Imam Ahmad, An-Nasai dan At-Tirmidzi)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads