Konferensi Islam internasional untuk para pemimpin agama di dunia akan digelar di Makkah, Arab Saudi. Salah satu tujuan dari forum ini adalah melindungi masyarakat muslim dari ideologi ateis yang menjadi peran ulama bagi masyarakat.
Gelaran konferensi Islam internasional yang akan digelar pada 13-14 Agustus 2023. Forum dunia ini direncanakan akan digelar di Makkah dengan menghadirkan 150 ulama dari 85 negara.
Dilaporkan Saudi Press Agency (SPA), gelaran konferensi ini sudah disetujui oleh Raja Arab Saudi, Raja Salman pada Rabu, 9 Agustus 2023 kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud telah menyetujui konferensi Islam bertajuk Komunikasi dengan Kementerian Urusan Agama, Ifta dan Kesyekhan di Dunia akan diadakan di Makkah dari tanggal 26 sampai 27 Muharram 1445 Hijriah," demikian keterangan yang dikutip dari SPA, Kamis (10/8/2023).
Menurut SPA, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui konferensi yang digelar selama dua hari ini. Salah satunya adalah menyoroti peran para ulama dan Kementerian Agama di dunia.
Peran-peran yang dimaksud adalah peran-peran yang sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah seperti menyiarkan persatuan di dunia Islam, memerangi ide-ide ekstremis, hingga melawan arus ateisme di kalangan masyarakat.
"Melindungi masyarakat dari ateisme, membagikan pengalaman unik Kerajaan Arab Saudi dalam syiar Islam, menyebarkan prinsip-prinsip kasih sayang dan melestarikan nilai-nilai Islam," bunyi keterangan dari SPA.
Baca juga: Ateis Arab dan Tantangan Muslim Moderat |
Selain itu, forum ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara ulama dan Kementerian Agama di seluruh dunia. Khususnya dalam menyatukan visi dalam mencapai prinsip-prinsip moderasi.
Konferensi yang diselenggarakan oleh Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Islam Arab Saudi ini turut mengundang para mufti, kepala asosiasi Islam, para syekh, tokoh intelektual, dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi internasional.
Topik-topik yang akan dibahas pada forum Islam dunia ini mencakup topik yang berkaitan dengan ekstremisme dan terorisme, serta mempromosikan toleransi dan koeksistensi di antara orang-orang melalui tujuh diskusi panel.
Baca juga: Benarkah AS Negara Sekularisme? |
Sebelumnya diberitakan, penganut ateisme atau tidak meyakini agama apapun justru alami peningkatan di Arab. Jumlah penduduk penganut ateisme di Timur Tengah meningkat, mengacu pada survei BBC International pada 2019 lalu, dari 8 persen pada 2013 menjadi 13 persen di pada 2019. Beberapa negara yang dimaksud mencakup Turki dan Arab Saudi.
Dikutip dari 2022 Report on International Religious Freedom for Saudi Arabia, tercatat saat ini, masyarakat Arab Saudi yang memilih untuk ateis dan agnostik berjumlah 242 ribu penduduk berdasarkan Boston University's 2020 World Religions Database. Pew Research Center memproyeksikan total masyarakat Arab Saudi yang memilih ateis tersebut diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dalam 40 tahun terakhir.
Di samping itu, Sosiolog dan Profesor di University of Michigan Ronald Inglehart, menganalisis survei di lebih dari 100 negara yang dilakukan pada tahun 1981-2020. Penulis buku Religious Sudden Decline ini menilai, sekularisasi yang cepat tidak hanya terjadi pada satu negara di Timur Tengah, namun juga tercatat di negara-negara mayoritas muslim.
(rah/nwk)
Komentar Terbanyak
Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Solusi Dua Negara Israel-Palestina, Tanpa Hamas
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike