Secara populer negara sekularisme sering diartikan sebagai sebuah negara sekuler yang memisahkan urusan agama dan urusan negara dan berkeyakinan tidak boleh agama mengintervensi urusan-urusan publik Agama lebih merupakan moral and private directions yang tidak bisa diaktualkan menjadi tata nilai untuk dunia publik. Jika pengertian sekularisme seperti ini maka pertanyaan Pertanyaan mendasar yang bisa kita kemukakan ialah benarkah AS negara sekularisme?
Jika membaca artikel-artikel terdahulu tentang karakter, filosofi dan bahkan realitas sosial masyarakat AS maka sesungguhnya AS tidak tepat disebut negara sekularisme. Lihat saja survey terakhir menunjukkan 92% masyarakat AS percaya terhadap Tuhan, tentu saja sesuai dengan keyakinan lebih dari 50 agama dan kepercayaan yang ada di AS. Sebagai sebuah keyakinan, sudah pasti mengindikasikan adanya kekuatan inspirasi dan implementasi di dalam perilaku dan tindakan, baik sebagai individu, keluarga, maupun di dalam bermasyarakat dan bernegara.
Baca juga: Estimasi Populasi Muslim di AS Tahun 2050 |
Lihat pula ungkapan sumpah setia (the Pledge of Allegiance) AS tergores dalam di dalam kalimat: "I pledge allegiance to the Flag of the United States of America, and to the Republic for which it stands, one Nation under God, indivisible, with liberty and justice for all". ("Saya berjanji setia kepada Bendera Amerika Serikat, dan kepada Republik tempatnya ditegakkan, satu Bangsa di bawah Tuhan, tak terpisahkan, dengan kebebasan dan keadilan untuk semua).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata "under God" mulai ditambahkan pada tanggal 12 Februari 1948, yang pertama kali disarankan oleh Louis Albert Bowman, seorang pengacara dari Illinois dengan alasan menyesuaikan semangat Gettysburg Lincoln. Penambahan kata itu pernah menimbulkan kontroversi berkepanjangan di AS tetapi pada akhirnya dimenangkan oleh kelompok yang mendukung adanya keterlibatan Tuhan di dalam bernegara di AS. Ini artinya penggagas sekularisme AS tidak berhasil dan tetap kata Tuhan abadi di dalam ikrar sumpah setia itu. In God We Trust, artinya kita harus percaya kepada Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Jika demikian adanya, maka tidak tepat disebut negeri AS sebagai negeri yang sekuler-Ateis.
Pernahkah memegang atau melihat mata uang Dollar AS? Di salah satu halamannya terdapat sebuah tulisan "In God We Trust" yang bisa simaknai dengan "dengan Tuhan kami percaya". Jika dipadankan dengan ajaran Islam kalimat itu mirip dengan simbol "Bismillah al-Rahman al-Rahim" (Dengan nama Allah Yang maha Pengasih lagi maha Penyayang". Saya kira mata uang dunia paling religius di lihat dari segi ini ialah mata uang Dollar AS. Saya belum pernah menulis mata uang lain melibatkan nama Tuhan di dalam mata uang.
Walau di negara-negara muslim sekalipun. Apa arti In God We Trust? Banyak makna dari kalimat ini, tergantung dari perspektif mana kita elihatnya. Kalangan pendeta dan pastor tentu menganggap itu sebagai bukti AS tidak bisa dikatakan negara sekuler yang tidak mengenal agama. Justru mata uang, sebuah lembaran paling sering digenggam seluruh rakyat AS adalah mata uang yang di dalamnya selalu ada peringatan bahwa perjalanan hidup ini tidak bisa dipisahkan dengan direction Tuhan. Ke manapun, di manapun, dan kapan pun hidup ini selalu harus berada di dalam bimbingan Tuhan. Uang sebagai kekuatan yang dapat mengadakan sesuatu yang tidak ada, menjatuhkan yang tegar, menegarkan yang loyo,
menghancurkan yang sudah mapan dan membangun kembali sesuatu yang sudah hancur.
Pernahkah kita memperhatikan secara cermat lambang AS? Di dalam garis-garis lingkaran bundar terdapat gambar elang membentangkan kedua sayapnya sambil menggigit sebuah pita bertuliskan E Pluribus Unum. Kata ini menjadi motto AS berasal dari bahasa Latin berarti; Bukan banyak, tetapi satu (out of many, one), Satu berasal dari yang banyak (one from many). Dari yang banyak menjadi satu".
Kalimat ini terinspirasi dari 10 fragmen Heraclitus: Dari yang satu terjadi segala sesuatu, dan segala sesuatu itu berasal dari yang satu (The one is made up of all things, and all things issue from the one). Kalimat tersebut mengingatkan kita kepada doktrin tauhid dalam Islam bahwa yang banyak ini barasal dan akan kembali kepada Yang Maha Esa. Belum lagi kita melihat realitas sosial masyarakat AS yang begitu tertib, bersih, aman, amanah, dan kesemuanya ini sesungguhnya menunjukkan AS tidak tepat disebut negara sekularisme.
Baca juga: Populasi Muslim di AS |
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi