Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation of Islamic Cooperation menggelar pertemuan luar biasa untuk Menteri Luar Negeri (CFM) dari negara-negara anggota hari ini. Rapat ini dilakukan atas permintaan Arab Saudi dan Irak dalam merespons aksi berulang pembakaran salinan Al-Qur'an yang terjadi di Swedia dan Denmark.
Keterangan ini sebagaimana diungkap oleh Asisten Sekretaris Jenderal OKI untuk Urusan Politik Yousef Bin Mohammed Al-Dubaie. Ia menyampaikan apresiasi pihak OKI pada Arab Saudi dan Irak atas inisatif digelarnya rapat luar biasa secara virtual ini pada Senin (31/7/2023).
"(OKI) turut menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas insiden berulang yang menghina Islam dan senantiasa menolak dan mencela mereka dan mengingatkan keseriusan tindakan provokatif ini," kata Al-Dubaie dalam keterangannya, dikutip dari Asharq Al Awsat, Senin (31/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Dubaie menjelaskan, sejak Januari lalu, Komite Eksekutif OKI mengadakan dua pertemuan untuk mendalami tindakan penistaan agama ini. Lalu, pada rapat ke-49 Dewan Menteri Luar Negeri dari negara-negara OKI di Nouakchott juga mengadopsi suatu resolusi untuk masalah ini.
Lebih lanjut, Al-Dubaie mengungkapkan, sudah ada pembicaraan antara Sekretaris Jenderal OKI Hissein Taha dengan pejabat senior negara anggota dan non-anggota, serta organisasi internasional untuk meningkatkan kesadaran mengenai aksi pembakaran Al-Qur'an yang terus berulang ini.
"Misi OKI dan negara-negara anggotanya, di New York dan Jenewa, mengadakan pertemuan dengan badan-badan di organisasi terkait tentang pencorengan simbol Islam yang tengah terjadi sekarang," kata Al-Dubaie.
Persiapan rapat luar biasa antar Menteri Luar Negeri dari negara-negara OIC ini sudah dimulai sejak Minggu, (30/7/2023) di markas Sekretariat Jenderal OKI, Jeddah. Persiapan tersebut mencakup persiapan bahasan dan rumusan rekomendasi untuk dipresentasikan pada hari ini.
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi, Irak, serta negara-negara Teluk dan Arab lainnya mengecam keras pada segala bentuk penistaan Al-Qur'an. Negara-negara tersebut meminta tindakan ekstrem yang memprovokasi umat Islam di seluruh dunia untuk dihentikan sesegera mungkin.
Belum lama ini, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Buya Amirsyah Tambunan mendesak agar OKI, para pemimpin, serta muslim di seluruh dunia secara proaktif mendorong agar terus memperkuat literasi, edukasi, dan sosialisasi guna mencegah penodaan agama. Ia juga mengimbau semua pihak untuk menahan diri dalam melakukan tindak kekerasan.
(rah/dvs)
Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Dukung Ponpes Al Khoziny Dibantu APBN, Cak Imin: Ada 1.900 Santri di Sana
Wali Santri Korban Meninggal Ambruknya Musala Al Khoziny Akan Diumrahkan