Hari Asyura kerap kali disebut-sebut sebagai hari yang istimewa di bulan Muharram. Lalu, apakah sebenarnya hari Asyura itu?
Hari Asyura adalah hari kesepuluh di bulan Muharram. Dikutip dari buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT? tulisan Alexander Zulkarnaen bahwa secara bahasa, istilah Asyura berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah hari kesepuluh. Kata Asyura ini berasal dari kata Al'Asyirah yang mencerminkan makna kehormatan dan kesucian.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa hari Asyura sebelum Islam datang, Asyura telah dihormati sebagai hari yang suci dan mulia oleh umat terdahulu karena peristiwa penyelamatan Nabi Musa AS beserta kaumnya dan kehancuran Firaun beserta tentaranya oleh Allah SWT. Nabi Musa AS bersyukur dengan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasulullah SAW juga mengetahui tradisi ini ketika tiba di Madinah, di mana orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, dan Beliau memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk syukur kepada Allah.
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW ketika datang ke Madinah, mendapati orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu Asyura, Nabi bertanya, "Puasa apa ini?"
Mereka menjawab," Ini adalah hari yang agung, hari dimana Allah telah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah.
Rasul SAW berkata, "Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian." Maka Beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa." (HR Bukhari)
Sehingga, kemudian hukum puasa Asyura pada mulanya wajib sebelum diwajibkannya puasa Ramadan menurut pendapat jumhur ulama. Kemudian hukumnya berubah menjadi sunnah, sebagaimana yang terdapat dalam Hadits riwayat Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,
ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù Ø¹ÙØ§ØŽÙÙØ±ÙØ§Ø¡Ù ØªÙØµÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙØŽÙ ÙÙ٠اÙÙØ¬ÙاÙÙÙÙÙÙÙØ©Ù Ø ÙÙÙÙØ§ÙÙ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙØ³ÙÙ - ÙÙØµÙÙÙ ÙÙÙ Ø ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØ¯Ù٠٠اÙÙÙ ÙØ¯ÙÙÙÙØ©Ù ØµÙØ§Ù ÙÙÙ Ø ÙÙØ£ÙÙ ÙØ±Ù ØšÙØµÙÙÙØ§Ù ÙÙÙ Ø ÙÙÙÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØ±Ùض٠رÙÙ ÙØ¶ÙاÙÙ ØªÙØ±ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù Ø¹ÙØ§ÙÙÙØ±ÙØ§Ø¡Ù Ø ÙÙÙ ÙÙÙ ØŽÙØ§Ø¡Ù ØµÙØ§Ù ÙÙÙ Ø ÙÙÙ ÙÙÙ ØŽÙØ§Ø¡Ù ØªÙØ±ÙÙÙÙÙ
Artinya: "Dahulu orang Quraisy berpuasa Asyura pada zaman Jahiliyyah. Dan Rasulullah SAW sendiri juga berpuasa Asyura. Ketika Beliau hijrah ke Madinah, beliau terus melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Lalu ketika diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadan, beliau bersabda, Barangsiapa yang mau berpuasa Asyura, berpuasalah dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya, tinggalkanlah."(HR Bukhari Muslim)
Imam Al-Ghazali, dalam Kitab Mukasyafah Al-Qulub menambahkan, ada pertanyaan yang pernah diajukan oleh Umar bin Khattab RA kepada Rasulullah SAW, yaitu tentang alasan Allah SWT memuliakan hari Asyura. Rasulullah SAW kemudian memberikan jawaban yang mengungkapkan kebesaran hari ini.
Pada hari Asyura, Allah SWT menciptakan langit beserta lapisannya, bumi, dan Kitab Lauhul Mahfuzh. Di hari yang mulia ini, Allah SWT juga menciptakan Malaikat Jibril dan seluruh malaikat lainnya. Lebih dari itu, hari Asyura menjadi saksi terciptanya Nabi Adam AS dan Siti Hawa.
Tidak hanya itu, hari Asyura menjadi momentum penting lainnya yakni, Nabi Isa AS dan Nabi Idris AS diangkat ke langit, Nabi Adam AS menerima ampunan dari Allah SWT, dan perahu Nabi Nuh AS berlabuh di puncak Gunung Judi.
Allah SWT juga mengabulkan permohonan Nabi Yusuf AS dan melepaskannya dari penjara pada hari Asyura. Sejarah mencatat bahwa tobat kaum Nabi Yunus AS juga diterima oleh Allah SWT pada hari ini.
(rah/rah)












































Komentar Terbanyak
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Video Cium Anak Kecil di Panggung Viral, Gus Elham Minta Maaf