Waktu Mustajab Hari Jumat, Kapan Saja?

Waktu Mustajab Hari Jumat, Kapan Saja?

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 21 Jul 2023 14:00 WIB
Ilustrasi puasa hari syak atau 30 Syaban.
Ilustrasi. Kapan waktu mustajab hari Jumat? (Foto: Getty Images/iStockphoto/wing-wing)
Jakarta -

Sejumlah hadits hari Jumat dari Rasulullah SAW menjadi bukti bahwa hari Jumat merupakan hari yang istimewa dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hari Jumat bahkan disebut sebagai salah satu waktu mustajab untuk memanjatkan doa.

Keterangan ini disandarkan dari sabda Rasulullah SAW yang dinukil dari Abu Hurairah RA. Beliau bersabda dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 oleh Imam an-Nawawi,

فِيهَا سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Pada hari itu ada waktu yang apabila seorang hamba muslim menepati waktu itu dalam keadaan salat lalu ia mohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya." Dan beliau memberi isyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sebentarnya waktu tersebut. (HR Muttafaq 'alaih)

Untuk itu, Rasulullah SAW menganjurkan muslim untuk mengamalkan bacaan surah Yasin dan surah Ash Shaffat pada malam Jumat. Dari al Habr, Rasulullah SAW bersabda,

ADVERTISEMENT

من قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله

Artinya: "Barangsiapa membaca surah Yasin dan Ash Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya." (HR Abu Daud)

Dikutip dari Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 2 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, hari Jumat juga dikatakan sebagai hari pengampunan bagi penghuni neraka.

"Hari Jumat merupakan hari paling baik dari sekian hari yang ada dan sebaik-baik hari yang disinari matahari. Di hari Jumat, Allah SWT mengampuni enam ratus ribu penghuni neraka," bunyi keterangan dari buku tersebut.

Kapan Waktu Mustajab Hari Jumat?

Pada dasarnya, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam menentukan waktu mustajab pada hari Jumat. Ada yang berpendapat, waktu mustajab terletak pada waktu imam naik mimbar untuk khutbah Jumat hingga selesainya salat Jumat.

Hal ini dilandasi dari hadits Imam Muslim dalam Kitab Jumat. Dari Abdullah bin Umar RA, ia pernah bertanya pada Abu Burdah RA.

اسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ شَأن سَاعَة الْجُمُعَةِ؟ قَالَ: قُلْتُ: نَعَمْ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: أَنْ يَجْلِسَ

Artinya: "Apakah kau pernah mendengar ayahmu menceritakan waktu yang istimewa pada hari Jumat dari Rasulullah saw.?" Abu Burdah menjawab, "Ya, aku pernah mendengar ayah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Waktu tersebut ada di antara duduknya imam hingga selesai salat." (HR Muslim)

Dalam riwayat lainnya disebutkan, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya pada hari Jumat ada satu waktu ketika tidaklah seorang hamba meminta sesuatu apapun kepada Allah SWT kecuali Allah SWT akan memberikan kepadanya."

Para sahabat kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, kapankah waktu itu?"

Rasulullah SAW menjawab, "Yaitu ketika didirikannya salat Jumat sampai selesai." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sementara itu, ada pula yang berpendapat bahwa waktu mustajab hari Jumat terletak pada waktu-waktu terakhir di hari Jumat yakni waktu antara Ashar dan Maghrib. Pendapat ini disebut pendapat yang terkuat.

Landasannya didasarkan dari hadits yang dishahihkan Al Albani,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ - يُرِيدُ - سَاعَةً ، لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا، إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

Artinya: "Pada hari Jumat ada dua belas, yang beliau maksud adalah dua belas waktu. Tidaklah seorang muslim memohon kepada Allah -'Azza wa Jalla- sesuatu (pada waktu-waktu tersebut) kecuali Allah akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut pada waktu terakhir setelah Ashar." (HR Abu Daud)

Riwayat lainnya dalam Kitab Al Jumu'ah menyebutkan, "Sebaik-baik hari di mana matahari terbenam adalah hari Jumat; di dalamnya Adam Alaihissalam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan dari surga. Pada hari tersebut terdapat waktu yang tidaklah seorang hamba muslim salat dan berdoa melainkan Allah akan mengabulkannya."

Berdasarkan hadits tersebut, Abu Hurairah RA berkata bahwa ia bertemu dengan Abdullah bin Salam RA dan menyebutkan hadits tersebut padanya. Abdullah bin Salam pun berkata, "Aku tahu waktu tersebut,"

Abu Hurairah RA mendesaknya dan berkata lagi, "Beritahulah kepadaku waktu tersebut,"

Abdullah bin Salam RA menjawab, "Waktu itu di antara Ashar dan Magrib,"

"Bagaimana bisa waktu itu setelah Ashar sedangkan Rasulullah telah berkata, 'Tidaklah seorang muslim bertepatan dengannya sedang ia dalam shalat,' sedang waktu tersebut tidak diperbolehkan salat?"

Lalu Abdullah bin Salam RA berkata, "Bukankah Rasulullah telah berkata, 'Barangsiapa duduk menunggu salat maka ia seperti sedang salat,"

Hal itupun dibenarkan oleh Abu Hurairah RA, lalu Abdullah bin Salam RA berkata, "Itulah yang dimaksud." (HR Bukhari dan Muslim)




(rah/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads