Malam 1 Suro memiliki makna penting dalam konteks Islam, terutama karena bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Muharram adalah bulan pertama dalam tahun Islam.
Sementara itu, dilansir dari laman Kemendikbud RI, satu Suro adalah awal tanggal pertama yang mengacu pada kalender Jawa. Kalender Jawa tersebut didasarkan dari penggabungan sistem penanggalan Hijriah, Masehi, dan Hindu.
Sejarah Malam 1 Suro
Dikutip dari arsip detikNews, malam 1 Suro atau 1 Muharram memiliki sejarah yang menarik dalam kalender Jawa dan Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa pemerintahan kerajaan Demak atau 1443 tahun Jawa baru, Sunan Giri II melakukan penyesuaian antara kalender Hijriah dan kalender Jawa sebagai upaya memperkenalkan kalender Islam kepada masyarakat Jawa. Tujuan dari penyesuaian ini adalah untuk menciptakan persatuan di antara berbagai kelompok agama yang ada pada saat itu.
Pada masa itu, Sultan Agung Hanyokrokusumo berkeinginan kuat untuk menyatukan rakyatnya dalam melawan penjajah Belanda di Batavia serta menyatukan Pulau Jawa. Beliau tidak ingin perbedaan keyakinan agama menjadi pemecah belah di antara rakyatnya.
Oleh karena itu, setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat yang disertai dengan pengajian yang dipimpin oleh para penghulu kabupaten. Selain itu, juga dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ampel dan Giri.
Dalam konteks ini, 1 Muharram atau 1 Suro Jawa yang jatuh pada hari Jumat legi menjadi hari yang dihormati dan dikeramatkan. Masyarakat menganggapnya sebagai hari yang kurang beruntung jika digunakan untuk kegiatan selain mengaji, ziarah, dan haul.
Hal ini menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat persatuan antara kelompok santri dan abangan dalam masyarakat.
Dengan adanya perayaan malam 1 Suro, masyarakat Jawa dapat merayakan awal tahun baru dalam kalender Jawa sambil tetap menjaga kesatuan dan persatuan antara berbagai keyakinan agama. Melalui pengajian, ziarah, dan haul, mereka menjaga nilai-nilai spiritual dan mengenang para leluhur yang telah berjasa dalam membentuk identitas budaya Jawa.
Sebagai hasil dari upaya Sultan Agung, perayaan malam 1 Suro menjadi momen yang mempererat hubungan antara masyarakat Jawa dengan Islam dan budaya mereka yang khas.
Kapan Malam 1 Suro?
Malam 1 Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram kalender Hijriah. Malam 1 Suro diperingati pada malam hari setelah Maghrib sehari sebelum tanggal 1 Suro.
Tanggal pasti tahun baru Islam 2023 belum diumumkan oleh pemerintah. Namun, berdasarkan tanggal awal bulan Dzulhijjah pada 20 Juni 2023, diperkirakan bahwa Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1445 H/2023 M akan jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang telah menetapkan Tahun Baru Islam sebagai hari libur nasional, tahun baru Islam 2023 dijadwalkan jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023. Jadi, dapat diperkirakan bahwa malam 1 Suro akan jatuh pada malam ini, Selasa, 18 Juli 2023.
Pada Malam 1 Suro, muslim dapat merayakan awal Tahun Baru Islam dengan mengingat peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan ini. Salah satu peristiwa penting dalam bulan Muharram adalah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Hijrah merupakan peristiwa bersejarah yang menandai awal dari perkembangan agama Islam dan merupakan tonggak penting dalam sejarah umat Muslim. Pada Malam 1 Suro, muslim dapat merenungkan dan mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dalam menegakkan agama Allah SWT.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi