Islam mengatur berbagai permasalahan termasuk mengenai hukum memakan hewan yang ditembak dan apa saja yang diperbolehkan saat melakukan buruan. Para ulama fikih biasa memaparkannya dalam kitab hewan buruan.
Dalil mengenai hewan buruan ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 96,
Ψ§ΩΨΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩ Ω Ψ΅ΩΩΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨ¨ΩΨΩΨ±Ω ΩΩΨ·ΩΨΉΩΨ§Ω ΩΩΩ Ω ΩΨͺΩΨ§ΨΉΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩΨ³ΩΩΩΩΩΨ§Ψ±ΩΨ©Ω ΫΩΩΨΩΨ±ΩΩΩ Ω ΨΉΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ΅ΩΩΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨ¨ΩΨ±ΩΩ Ω ΩΨ§ Ψ―ΩΩ ΩΨͺΩΩ Ω ΨΩΨ±ΩΩ ΩΨ§ ΫΩΩΨ§ΨͺΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ ΨͺΩΨΩΨ΄ΩΨ±ΩΩΩΩΩ Ω©Ω¦
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dihalalkan bagi kamu hewan buruan laut dan makanan (yang berasal dari) laut sebagai kesenangan bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan buruan darat selama kamu dalam keadaan ihram. Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan."
Wahbah az-Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Wa Adillatuhu Juz 4 menjelaskan, hukum berburu adalah mubah atau diperbolehkan asalkan bukan di Tanah Haram Makkah dan Madinah bagi yang bukan muhrim haji atau umrah. Adapun, jika hanya untuk bersenang-senang, hukum berburu menjadi makruh.
Ulama fikih asal Suriah ini juga menjelaskan mengenai hukum memakan hewan yang ditembak dengan anak panah. Terdapat beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, di antaranya:
1. Jika anak panah tidak jelas sasarannya namun akhirnya mengenai hewan buruan hingga mati maka hukumnya tidak boleh di makan.
2. Jika seorang pemburu telah melepaskan anak panahnya pada hewan buruan dan menimbulkan luka yang dapat mematikan, lantas hewan tersebut lari dan ditemukan sudah mati dan pemburu tidak yakin apakah hewan tersebut mati karena anak panahnya maka hukumnya haram.
Pendapat tersebut dijelaskan oleh mazhab Syafi'i. Hal ini dijelaskan oleh Ibnu Abbas, "Makanlah hewan buruan yang engkau lihat dan tinggalkan yang tidak engkau lihat."
Dalam riwayat lain, Abi bin Hasyim mengatakan Rasulullah SAW bersabda, "Jika engkau melepaskan anak panah pada seekor hewan, lantas setelah sehari atau dua hari baru ketemu dan tidak ada bekas anak panah lain selain panahmu, maka boleh dimakan. Namun, jika hewan tersebut jatuh ke air, maka tidak boleh dimakan."
3. Dijelaskan pula bahwa saat menyembelih hewan buruan baik itu ditembak maupun menggunakan cara lain harus mengucapkan basmalah. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surah al-An'am ayat 121,
ΩΩΩΩΨ§ ΨͺΩΨ£ΩΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩ ΩΩΨ§ ΩΩΩ Ω ΩΩΨ°ΩΩΩΨ±Ω Ψ§Ψ³ΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΨΉΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ³ΩΩΩΫ ΩΩΨ§ΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ΄ΩΩΩΩ°Ψ·ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩΩΨΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩ°ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩΨ§Ϋ€ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΨ¬ΩΨ§Ψ―ΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΫΩΩΨ§ΩΩΩ Ψ§ΩΨ·ΩΨΉΩΨͺΩΩ ΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ ΩΨ΄ΩΨ±ΩΩΩΩΩΩΩ ΰ£ Ω‘Ω’Ω‘
Artinya: "Janganlah kamu memakan sesuatu dari (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah. Perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan. Sesungguhnya setan benar-benar selalu membisiki kawan-kawannya agar mereka membantahmu. Jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu benar-benar musyrik."
Wahbah Zuhaili juga menjelaskan mengenai alat yang digunakan untuk berburu. Disyaratkan untuk berburu dengan alat yang tajam, seperti tombak, panah, pedang, dan sejenisnya. Namun, apabila berburu dengan menggunakan senapan peluru yang ujungnya tumpul tidak diperbolehkan untuk dimakan kecuali buruan itu masih hidup dan sempat untuk disembelih.
Syekh Mahmud Hamzah di Damaskus memfatwakan bolehnya memakan hewan buruan yang biasa, karena alat tersebut membunuh dengan cepat.
Mengenai berburu dengan alat yang tajam ini diperbolehkan di dalam Al-Qur'an. Boleh juga memakan hewan buruan yang didapat dengan menggunakan alat pemberat, jika memang membunuhnya dengan bagian yang tajam dan sampai menyobek tubuh hewan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, "Apa saja yang mati terkoyak, maka makanlah." Perincian dalam hadits ini berlaku bagi hewan yang dibunuh menggunakan benda berat, menurut mayoritas ulama.
Baca juga: Kenapa Lebah dan Semut Haram Dimakan? |
Imam Syafi'i dalam Kitab Al-Umm menjelaskan dua kategori alat yang digunakan untuk berburu yang hewan buruannya boleh untuk dimakan, di antaranya:
1. Apabila batang kayu atau tongkat itu ringan seperti anak panah, maka binatang buruan itu boleh dimakan. Karena batang kayu atau tongkat yang ringan dapat membunuh dengan gerak meluncurnya meski ia melesat pelan.
2. Apabila batang kayu atau tongkat itu berat, dan diketahui dengan jelas lebih berat dibandingkan anak panah, maka binatang buruan itu tidak boleh dimakan. Alasannya adalah karena kemungkinan besar binatang buruan itu mati disebabkan beratnya henda itu sehingga ia mati karena sakit.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah