Apa Nama Kitab untuk Mencatat Kejahatan Orang Durhaka?

Apa Nama Kitab untuk Mencatat Kejahatan Orang Durhaka?

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Senin, 15 Mei 2023 17:00 WIB
Seram! Ini 5 Makanan dan Minuman Mengerikan di Neraka
Ilustrasi. Ini nama kitab yang menyimpan catatan kejahatan orang durhaka. (Foto: Getty Images/iStockphoto/koyu)
Jakarta -

Kitab untuk menyimpan catatan kejahatan orang-orang durhaka disebut dengan Sijjin. Perihal Kitab Sijjin ini dijelaskan secara tersurat dalam Al-Qur'an surah Al Mutaffifin ayat ke-7. Allah SWT berfirman,

كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ

Arab Latin: "Kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn(in)."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Jangan sekali-kali begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar (tersimpan) dalam Sijjīn.

Menurut Tafsir Tahlili Quran Kemenag dijelaskan bahwa Sijjin adalah nama kitab yang berisi catatan seluruh perbuatan orang-orang yang berbuat durhaka baik untuk catatan kejahatan maupun kecurangan manusia. Catatan itulah yang kemudian nantinya digunakan sebagai takaran untuk menghisab.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Tafsir Tahlili menjelaskan, ayat ini hendak menyampaikan peringatan bagi orang-orang yang tidak percaya terhadap hari kebangkitan bahwa perbuatan mereka harus dipertanggungjawabkan. Mereka tidak bisa menghindari hukuman Allah karena masing-masing manusia diawasi oleh malaikat yang mencatat semua perbuatannya dalam Kitab Sijjin.

Ali Tafsir Qatadah dan Mujahid menyebut, asal kata Sijjin tersebut berasal dari kata as-sijnu yang berarti penjara. Hal itu juga merujuk pada kiasan dari kerugian dan kesengsaraan besar yang dialami oleh orang-orang durhaka.

Mengutip Dr. Saiful Bahri dalam buku Tadabbur Al-Qur'an, Kitab Sijjin mencatat semua kejahatan orang-orang tersebut dengan rapi dan detail sehingga tidak memungkinkan catatan tersebut tertukar dengan orang lain. Catatan dalam Kitab Sijjin tersebut juga dibuat secara detail.

"Catatan yang tertulis (dalam Kitab Sijjin) takkan bisa dilupakan dan dihapus, tentunya kecuali yang Allah tutupi dan yang Dia ampuni," kata Al Baghawi dalam Ma'alim At Tanzil yang diterjemahkan Dr. Saiful Bahri.

Penjelasan lebih lanjut pun termaktub dalam lanjutan surah Al Mutaffifin yaitu pada ayat ke-8 hingga 17 yaitu.

8. وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا سِجِّينٌ

Arab Latin: wa mā adrāka mā sijjīn

Artinya: "Tahukah kamu apakah sijjin itu?"

9. كِتَٰبٌ مَّرْقُومٌ

Arab Latin: kitābum marqụm

Artinya: "(Ialah) kitab yang bertulis."

10. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِينَ

Arab Latin: Latinwailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn

Artinya: "Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."

11. ٱلَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ

Arab Latin: allażīna yukażżibụna biyaumid-dīn

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan."

12. وَمَا يُكَذِّبُ بِهِۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ

Arab Latin: wa mā yukażżibu bihī illā kullu mu'tadin aṡīm

Artinya: "Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa."

13. إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايَٰتُنَا قَالَ أَسَٰطِيرُ ٱلْأَوَّلِينَ

Arab Latin: iżā tutlā 'alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn

Artinya: "Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu."

14. كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Arab Latin: kallā bal rāna 'alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn.

Artinya: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka."

15. كَلَّآ إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ

Arab Latin: kallā innahum 'ar rabbihim yauma`iżil lamaḥjụbụn

Artinya: "Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka."

16. ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا۟ ٱلْجَحِيمِ

Arab Latin: ṡumma innahum laṣālul-jaḥīm

Artinya: "Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka."

17. ثُمَّ يُقَالُ هَٰذَا ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ

Arab Latin: ṡumma yuqālu hāżallażī kuntum bihī tukażżibụn

Artinya: "Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan".

Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa pencatatan Allah SWT sangatlah detail dan tidak akan ada satu hal yang bisa terlewat dari pencatatan-Nya. Sebagai tambahan wawasan, terdapat juga kitab yang mencatat amal baik oleh orang berbakti yang dijelaskan dalam Surah Al Mutaffifin ayat 18 yaitu Kitab 'Illiyyin.

Begitulah sekilas pembahasan kali ini mengenai kitab yang digunakan sebagai pencatatan kejahatan dari orang-orang yang durhaka. Semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat ya, detikers!




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads