Dalam diri Rasulullah SAW terdapat banyak teladan baik yang bisa umat Islam tiru, di antaranya adalah cara berjalan beliau. Cara Nabi SAW berjalan disebut sebagai yang paling ideal. Seperti apa?
Ucapan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dinukil dari Kitabul-Aadab karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, "Apabila Rasul SAW berjalan, tubuh beliau agak ke depan. Beliau adalah orang yang jalannya cepat, cara berjalannya paling bagus dan paling tenang."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diriwayatkan Tirmidzi, Abu Hurairah berkata:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَحْسَنَ مِنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأَنَّ الشَّمْسَ تَجْرِي فِي وَجْهِهِ وَمَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَسْرَعَ فِي مِشْيَتِهِ مِنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأَنَّمَا الْأَرْضُ تُطْوَى لَهُ إِنَّا لَنُجْهِدُ أَنْفُسَنَا وَإِنَّهُ لَغَيْرُ مُكْتَرِثٍ
Artinya: "Aku tidak pernah melihat ada yang lebih bagus (cara berjalannya) selain Rasulullah SAW, seakan matahari berjalan di depan wajahnya. Dan aku tidak pernah melihat seseorang yang jalannya lebih cepat dari Rasulullah SAW, seakan-akan bumi ini didekatkan untuknya. Kami bersusah payah, sedangkan beliau tidak merasa kelelahan." (HR Tirmidzi [3648])
Ali bin Abi Thalib juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَشَى تَكَفَّأَ تَكَفُّؤًا كَأَنَّمَا انْحَطَّ مِنْ صَـبَبٍ
Artinya: "Rasulullah SAW apabila berjalan, beliau berjalan dengan cepat seakan-akan beliau turun ke tanah yang rendah." (HR Tirmidzi)
Kata 'shabab' dalam hadits di atas bermakna cara berjalan beliau seolah jalan ke tempat yang menurun. Ibnu Abbas menuturkan, "Yang dimaksud adalah bahwasanya tubuh beliau kuat, jika berjalan seakan bagian depan kaki beliau amat kuat."
Dalam riwayat lain dari Tirmidzi, Ali bin Abi Thalib pernah pula mengatakan:
إِذَا مَشَى تَقَلَّعَ
Artinya: "Apabila Nabi SAW berjalan, beliau berjalan seakan berjalan menurun." (HR Tirmidzi [3638])
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa berjalan dengan "taqallu'a" seperti dalam hadits di atas merupakan cara jalan yang ideal dan paling baik untuk tubuh. Ia mengemukakan, "Taqallu'a adalah tanah yang tinggi (menanjak) seperti tanah yang rendah (menurun). Ini adalah cara berjalannya orang yang memiliki semangat, motivasi yang kuat dan pemberani."
"Cara jalan seperti ini (taqallu'a) yang paling ideal dan paling enak untuk badan. Dan cara berjalan ini jauh dari cara jalannya orang-orang pandir (bodoh), orang yang hina, atau orang yang memperlihatkan kelemahannya," imbuh Ibnu Qayyim.
Ahmad Mustafa Mutawalli melalui buku Syama'il Rasulullah turut menyebutkan bahwa cara jalan Rasul SAW adalah yang paling baik dan sangat nyaman bagi anggota badan. Di mana jauh dari tergesa-gesa, malas, dan lemah atau sulit bergerak.
Lebih lanjut, sejumlah ulama salaf menuturkan, "Nabi SAW berjalan dengan tenang, penuh wibawa, tidak sombong, tidak juga lemah. Meskipun beliau berjalan dengan cara ini, tetapi beliau seakan-akan berjalan turun dari tempat yang tinggi, dan bumi digulung untuknya sehingga orang yang berjalan bersamanya merasa susah payah."
Cara Berjalan yang Buruk
Masih dari buku Syama'il Rasulullah, cara yang buruk dalam berjalan adalah dengan 'tamawut' yakni seakan selalu berat melangkah. Berjalan seperti ini amatlah tercela lagi buruk.
Selain itu, orang yang jalan secara tergesa-gesa dan berayun-ayun seperti unta berjalan dengan cepat, juga dipandang cara yang buruk. Lantaran cara ini memperlihatkan bahwa orang itu kurang akal dan bodoh, terlebih jika ia juga berjalan sambil sering menoleh samping kiri dan kanan.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!