Setelah berpuasa wajib sebulan penuh selama Ramadan, Rasulullah SAW menganjurkan amalan lain bagi umat Islam yang dapat dikerjakan pada bulan Syawal yakni puasa sunnah enam hari atau puasa Syawal.
Sayyid Sabiq lewat bukunya Fiqih Sunnah menyebut, puasa enam hari Syawal hukumnya adalah sunnah muakkad atau sunnah yang ditekankan pengamalannya. Perintah Rasulullah SAW untuk berpuasa sunnah Syawal bukan semata anjuran biasa, melainkan terdapat keistimewaan luar biasa yang terkandung di balik puasa ini.
Keutamaan Puasa 6 Hari Syawal
Rasulullah SAW mengungkap keutamaan yang dimiliki puasa Syawal melalui riwayat Abu Ayyub Al-Anshari:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ
Artinya: Rasul SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, seakan-akan dia berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim no. 1164, Abu Dawud no. 2416, Tirmidzi no. 756, & Ibnu Majah no. 1716)
Raghib As-Sirjani dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah; Wasa'il wa Thuruq wa Amaliyah menjelaskan pandangannya terkait mengapa berpuasa enam hari Syawal bisa seolah berpuasa selama satu tahun.
Menurutnya, lantaran Allah SWT punya perhitungan tersendiri, di mana Dia melipatgandakan satu amal ibadah yang dikerjakan hamba-Nya dengan sepuluh kebaikan. Sesuai firman-Nya dalam surah Al-An'am ayat 160, "Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya."
Dengan begitu, umat Islam yang berpuasa di bulan Ramadan seperti berpuasa selama 300 hari. Sedang mereka yang kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, seakan berpuasa 60 hari. Dan jika ditotal maka menjadi 360 hari atau setahun penuh.
Waktu Pelaksanaan Puasa 6 Hari Syawal
Sebagaimana dikemukakan oleh Nabi SAW pada hadits di atas, puasa sunnah ini dilakukan sejumlah enam hari dan hanya dapat dilaksanakan selama bulan Syawal.
Namun perlu diperhatikan, puasa sunnah Syawal ini baru bisa ditunaikan mulai tanggal 2 Syawal. Mengapa?
Sebab, umat Islam merayakan Idul Fitri pada 1 Syawal. Dan berpuasa di hari Idul Fitri dilarang oleh Rasul SAW sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khattab RA.
عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ مَوْلَى ابْنِ أَزْهَرَ وَاسْمُهُ سَعْدُ بْنُ عُبَيْدٍ، قَالَ: شَهِدْتَ الْعِيْدَ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ: هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِهِمَا: يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ، وَالْيَوْمُ الآخَرُ الَّذِي تَأْكُلُوْنَ فِيْهِ مِنْ نُسُكِكُمْ
Artinya: "Dari Abu Ubaid, majikan Ibnu Azhar, yang namanya Sa'ad bin Ubaid, ia berkata, 'Aku pernah salat Id bersama Umar bin Khattab, lalu dia mengatakan, 'Ini adalah dua hari (Idul Fitri dan Idul Adha), maka Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari ini, yaitu hari berbuka bagi kalian dari puasa kalian, dan hari yang lain ketika kalian memakan dari hewan kurban kalian." (HR Bukhari & Muslim)
Batas pelaksanaan puasa sunnah enam hari ini sendiri yakni pada akhir bulan Syawal. Sehingga apabila Syawal telah berakhir, maka puasa sunnah yang dikerjakan kaum muslim tidaklah terhitung sebagai puasa Syawal.
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Sunnah Syawal
1. Puasa Syawal Haruskah Dikerjakan 6 Hari Berturut-turut?
Puasa sunnah Syawal lebih utama apabila ditunaikan sejak tanggal 2 Syawal dan dilakukan secara enam hari berurut mengutip pendapat Mazhab Syafi'i dan Hanafi.
Imam Ahmad turut mengemukakan pandangannya, di mana puasa enam hari Syawal boleh dilakukan dengan berturut maupun tidak. Menurutnya tak ada keutamaan lebih antara mengerjakannya secara berurutan atau tidak.
Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah dalam buku Al-Jami' fii Fiqhi An-Nisa juga mengatakan bahwa puasa sunnah Syawal ini boleh dilaksanakan dengan berturut-turut, boleh pula ditunaikan secara berselang.
2. Bolehkan Berpuasa 6 Hari Syawal sebelum Qadha Puasa Ramadan?
Sejumlah ulama berbeda pandangan terkait mendahulukan puasa sunnah Syawal daripada mengganti utang puasa Ramadan. Mereka mengambil hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Ayyub Al-Anshari di atas sebagai sandaran dalilnya.
Abu Malik Kamal ibn Sayyid Salim dalam Fiqh as Sunnah li an-Nisa' mengemukakan pendapatnya, "Dibolehkan untuk berpuasa enam hari sebelum mengqadha puasa Ramadan, khususnya bagi orang yang terlalu sempit baginya waktu di bulan Syawal jika ia harus terlebih dahulu mengqadha puasa Ramadan."
Sementara Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin melalui buku Tuntunan Tanya-Jawab Akidah berpemahaman, "Jika seseorang berpuasa Syawal enam hari sebelum mengqadha puasa yang ditinggalkannya, maka tidak bisa dikatakan bahwa dia berpuasa Ramadan dan dilanjutkan dengan puasa Syawal."
"Karena seseorang tidak bisa dikatakan telah berpuasa Ramadan kecuali jika menyempurnakannya. Dengan demikian, tidak mendapatkan pahala puasa Syawal enam hari itu kecuali bagi orang yang telah mengqadha puasa Ramadan yang ditinggalkannya," imbuh Syaikh Al-Utsaimin.
Bacaan Niat Puasa Sunnah 6 Hari Syawal
Seorang muslim hendaknya berniat dalam hati apabila akan menunaikan puasa sunnah Syawal. Untuk niatnya sendiri dapat dibaca setiap hari selama enam hari puasa Syawal. Ini lafaz niat yang bisa dilafalkan menlansir buku Bimbingan Praktikum Ibadah susunan Abuddin Nata:
نوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adaa-i sunnatisy syawwaali lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat berpuasa besok hari di bulan Syawal sunnah karena Allah Ta'ala."
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?