Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Lengkap Tata Cara dan Waktunya

Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Lengkap Tata Cara dan Waktunya

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 05 Apr 2025 20:00 WIB
Happy Muslim family together making iftar dua to break fasting during Ramadan at the dining table at home focus on a bowl of dates. . High quality photo
Ilustrasi puasa Syawal (Foto: Getty Images/Malik Nalik)
Jakarta -

Puasa Syawal 6 hari memiliki keutamaan besar, yaitu seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Ibadah sunah ini dikerjakan setelah Idul Fitri sebagai bentuk penyempurna puasa Ramadan yang telah dilalui.

Selain itu, puasa Syawal juga menjadi tanda diterimanya amal ibadah Ramadan karena dilanjutkan dengan amalan sunah lainnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mengetahui niat puasa Syawal 6 hari beserta tata cara pelaksanaannya agar mendapatkan pahala dan keutamaannya.

Niat Puasa Syawal

Niat puasa Syawal dibacakan sebelum melaksanakan puasa sebagai tanda kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah. Menukil buku Kedahsyatan Puasa oleh M Syukron Maksum, berikut niat puasa Syawal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatissyawwâli lillâhi ta'âlâ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Aku niat puasa besok pagi di bulan Syawal, sunah karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Puasa Syawal

Tata cara puasa sunnah Syawal 6 hari tidak berbeda dengan puasa pada umumnya, yaitu dimulai sejak terbit fajar (waktu subuh) hingga matahari terbenam (waktu maghrib).

Disunnahkan untuk makan sahur sebelum memulai puasa karena sahur mengandung keberkahan dan membantu tubuh lebih kuat menjalani puasa sepanjang hari. Meskipun hanya dengan seteguk air, sahur tetap bernilai ibadah dan dianjurkan dalam menjalankan puasa.

Sebelum mulai puasa, salah satu hal penting dalam puasa adalah membaca niat sebelum memulai ibadah puasa. Niat ini menunjukkan kesungguhan hati dalam menjalankan puasa sunnah Syawal.

Dalam rentang waktu subuh sampai Maghrib, orang yang berpuasa harus menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.

Selama menjalani puasa, seseorang wajib menahan diri dari makan dan minum sejak subuh hingga maghrib. Ia juga harus menghindari hubungan suami istri di siang hari dan hall-hal yang membatalkan puasa lainnya.

Waktu Puasa Syawal

Puasa Syawal haram hukumnya dilakukan pada 1 Syawal karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang termasuk hari dilarang untuk berpuasa.

Dalam bukunya Fiqh Puasa Wajib dan Sunnah: Syarh Kitabus Shiyaam min Bulughil Maram, Abu Utsman Kharisman menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melarang umat Islam untuk berpuasa pada dua hari besar, yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.

Larangan ini didasarkan pada riwayat yang menunjukkan bahwa kedua hari tersebut merupakan momen untuk bergembira, bukan untuk berpuasa.

عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عُبَيْدٍ، مَوْلَى ابْنِ أَزْهَرَ : أَنَّهُ شَهِدَ العِيدَ يَوْمَ الأَضْحَى مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَصَلَّى قبل الخطْبَةِ، ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ، فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ نَهَاكُمْ عَنْ صِيَامِ هَذَيْنِ العِيدَيْنِ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَيَوْمُ فِطْرَكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَيَوْمَ تَأْكُلُونَ مِنْ تشككم

Artinya: "Dari az-Zuhiry ia berkata, 'Telah menceritakan kepadaku Abu Ubaid maula Ibnu Azhar bahwasanya ia menyaksikan Idul Adha bersama Umar bin al-Khattab (semoga Allah meridhoinya). Umar sholat sebelum khutbah. Kemudian beliau khutbah di hadapan manusia dengan menyatakan, 'Wahai manusia, sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang kalian berpuasa di dua hari raya ini. Yang pertama hari kalian berbuka (1 Syawal) setelah berpuasa (Ramadhan). Sedangkan hari berikutnya adalah hari kalian memakan daging kurban kalian'." (HR al-Bukhari)

Oleh karena itu, puasa Syawal sebaiknya dimulai pada 2 Syawal hingga 6 hari ke depan.

Menurut Tarmizi As Shidiq dalam buku Daqu Method dalam Tinjauan Pendidikan Islam, Imam Syafi'i dan Imam An-Nawawi menyatakan bahwa pelaksanaan puasa Syawal lebih utama jika dilakukan selama 6 hari berturut-turut di awal bulan Syawal. Waktu terbaik untuk mengerjakannya dimulai dari tanggal 2 hingga 7 Syawal, tepat setelah Hari Raya Idul Fitri.

Pandangan ini juga sejalan dengan mazhab Hambali, sebagaimana dijelaskan dalam buku Dialog Lintas Mazhab Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar. Disebutkan bahwa menjalankan puasa Syawal secara berurutan tanpa jeda lebih utama dan menunjukkan kesempurnaan dalam ibadah.

Namun demikian, puasa ini tetap sah dan bisa dikerjakan kapan saja selama masih berada dalam bulan Syawal. Hal ini karena Rasulullah SAW tidak menetapkan waktu spesifik untuk menjalankan puasa 6 hari tersebut, yang terpenting adalah tetap melaksanakan puasa 6 hari selama bulan Syawal.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads