Sosok Imam Bukhari, Ahli Hadits yang Lahir pada Bulan Syawal

Sosok Imam Bukhari, Ahli Hadits yang Lahir pada Bulan Syawal

Nilam Isneni - detikHikmah
Selasa, 25 Apr 2023 21:00 WIB
An old and historic Islamic scientist is working in his studio writing, reading and exploring.
Ilustrasi Imam Bukhari, ahli hadits yang lahir pada bulan Syawal. Foto: Getty Images/iStockphoto/HStocks
Jakarta -

Pada abad ke-3 Hijriah banyak sekali tokoh Islam yang menghimpun dan menyusun hadits-hadits Rasulullah SAW. Salah satunya Imam Bukhari yang lahir di bulan Syawal.

Merujuk dari Sirah Nabawiyah Riwayat Imam Al-Bukhari karya Riyadh Hasyim Hadi, Imam Bukhari memiliki nama lengkap Ismail bin Ibrahm bin Al-Mughirah bin Bardizbah, yang bergelar Abu Abdillah.

Ia lahir di Kota Bukhara pada 13 Syawal tahun 194 H. Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa ayahnya meninggal saat Imam Bukhari masih kecil sehingga ia menjadi yatim dan dibesarkan dalam asuhan ibunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat kecil pula ia mengalami kebutaan, lalu Allah SWT memberinya anugerah dengan memulihkan pandangannya. Ia memiliki pemikiran yang sangat tajam dan juga cerdas.

Imam Bukhari sejak kecil sudah tertarik terhadap ilmu pengetahuan dan mengembara untuk mencarinya. Ia memiliki kecerdasan, cita-citanya yang tinggi, dan banyaknya harta warisan dari ayahnya telah mendorong hal itu.

ADVERTISEMENT

Ketergantungannya terhadap ilmu menjadikannya hafal karya-karya Imam Ibnul Mubarak, padahal ia masih kecil.

Saat mencapai usia 6 tahun, Imam Al-Bukhari mempelajari karya-karya yang terkenal zaman itu. Terutama kitab-kitab yang berkaitan dengan hadits hingga ia berhasil menghafal 70 ribu hadits padahal ia masih kanak-kanak.

Ia juga berhasil untuk menelaah kitab-kitab terkenal saat berusia 16 tahun, sampai dikatakan ia telah menghafal 70 ribu hadits di luar kepala.

Ia mulai belajar hadits pada tahun 205 H, sebagaimana yang disebutkan oleh Adz-Dzahabi. Lalu, pada 210 H ia bersama dengan ibu dan kakaknya berangkat menuju Makkah untuk menuntut ilmu.

Selama enam tahun ia menetap di Makkah, kemudian ia berpindah-pindah ke berbagai negeri untuk menimba ilmu. Ia datang ke negeri Syam, Mesir, Jazirah, Basrah Kufah, dan Baghdad.

Imam Bukhari menerima hadits di setiap negeri yang dia kunjungi. Ia menuturkan bahwa ia telah mengumpulkan lebih dari 180 ribu orang yang semuanya adalah ahli hadits kemudian ia mencatatnya.

Ia juga mengungkapkan, "Aku telah mencatat hadits dari 1000 orang syaikh atau bahkan lebih. Tidak ada satu hadits yang aku catat melainkan aku sebutkan isnadnya."

Sementara itu, di dalam buku 100 Muslim Paling Berpengaruh dan Terhebat Sepanjang Sejarah karya Teguh Pramono dikatakan bahwa Imam Bukhari menempati urutan pertama yang bergelar Amirul Mukminin fil Hadits. Artinya, pemimpin orang mukmin dalam ilmu hadits.

Imam Bukhari menulis Tarikh Kabir di dekat makam Rasulullah SAW dan banyak menulis pada waktu malam hari yang terang bulan.

Imam Bukhari berhasil membuat tiga tarikh, di antaranya yaitu As-Sagir, Al-Awsat, dan Al-Kabir. Ketiganya berhasil ia rampungkan berkat kemampuan dan pengetahuannya yang tinggi terhadap tokoh-tokoh besar serta kepiawaiannya dalam memberikan kritik.

Karya-karya Imam Bukhari

Berikut ini hasil karya Imam Bukhari:

1. Al Jami as-Sahih

2. Al-Adab al-Mufrad

3. At-Tarikh as-Sagir

4. At-Tarikh al-Awsat

5. At-Tarikh al-Kabir

6. At-Tafsir al-Kabir

7. Al-Musnad al-Kabir

8. Kitab al-'Ilal

9. Raf'ul-Yadain fis-Salah

10. Birrul-Walidain

11. Kitab al-Asyribah

12. Al-Qira'ah Khalf al-Imam

13. Kitab ad-Du'afa

14. Asami as-Sahabah

15. Kitab al-Kuna

Dalam menghimpun hadits-hadits shahihnya, Imam Bukhari menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan.




(kri/kri)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads