Lailatul qadar merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan, di mana seseorang akan mendapatkan keberkahan pada malam tersebut serta akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Lantas, malam lailatul qadar terjadi berapa hari?
Menurut Muhammad Adam Hussein dalam buku Sukses Berburu Lailatul Qadar, malam lailatul qadar hanya akan terjadi pada bulan Ramadan dan hanya terjadi satu hari dalam satu tahun.
Malam lailatul qadar memiliki banyak sekali keistimewaan salah satunya pada malam ini malaikat-malaikat turun ke bumi. Lebih hangat dan lebih sejuk daripada sebelumnya. Selain itu, doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang mukmin akan diaminkan oleh malaikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT,
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤
Artinya: "Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan." (QS Al-Qadr: 4)
Menurut sebuah hadits, malam lailatul qadar terjadi pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya. Rasulullah SAW bersabda,
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam Kitab Al-Lu'Lu' wal Marjan karya Muhammad Fu'ad Abdul Baqi yang diterjemahkan oleh Muhammad Ahsan bin Usman, terdapat sejumlah hadits yang berisi anjuran untuk mencari malam lailatul qadar. Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Umar RA hingga Abu Said al-Khudri RA.
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ أخرجه البخاري في
Artinya: Ibnu Umar RA berkata: "Ada beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW yang telah diperlihatkan lailatul qadar dalam mimpi pada malam dua puluh tujuh, maka Nabi Muhammad SAW bersabda: "Aku perhatikan impianmu bertepatan dengan tujuh malam terakhir, maka siapa yang berusaha untuk mendapatkannya hendaknya berusaha mencarinya pada tujuh malam terakhir (bulan Ramadan)" (HR Bukhari)
حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: اعْتَكَفْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَشْرَ الأَوسَط مِنْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ صَبِيحَةَ عِشْرَينَ فَخَطَبًا وَقَالَ: إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنسيتها أَوْ نُسْتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِي الْوِتْرِ وَإِنِّي رَأَيْتُ أَنِّي أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ فَمَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْيَرْجِعْ فَرَجَعْنَا وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةَ فَجَاءَتْ سَحَابَةٌ فَمَطَرَتْ حَتَّى سَالَ سَقْفُ الْمَسْجِدِ وَكَانَ مِنْ جَرِيدِ النَّخْلِ وَأَقِيمَتِ الصَّلاةُ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْجُدُ الْمَاءِ وَالطِّينِ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ فِي جَبْهَتِهِ أخرجه البخاري في
Artinya: "Abu Sa'id RA berkata: "Kami pernah iktikaf bersama Nabi Muhammad SAW pada sepuluh malam pertengahan Ramadan, lalu beliau keluar pada pagi kedua puluh Ramadan dan berbicara kepada kami: 'Aku mimpi diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dibuat lupa dengan malam itu, oleh karena itu carilah pada sepuluh malam terakhir yang ganjil. Aku bermimpi, saat itu aku sedang sujud di atas air dan tanah, maka siapa yang iktikaf bersama Nabi Muhammad SAW hendaknya pulang.' Maka kami pulang dan tiada melihat sedikit awan di langit, tiba-tiba datang awan dan turun hujan sampai atas masjid yang terbuat dari daun kurma basah kuyup karenanya, kemudian terdengar iqamat untuk salat, maka aku melihat Nabi Muhammad SAW sujud di atas air dan tanah, sampai aku melihat bekas tanah yang menempel di dahi Nabi Muhammad SAW.'" (HR Bukhari)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Bulughul Mahram turut menjelaskan kapan terjadinya malam lailatul qadar. Ia berkata,
وَعَنْ مُعاوية بن أبي سُفْيَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةً سَبْعِ وَعِشْرِينَ} رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالرَّاجِحُ وَقْفُهُ وَقَدْ اِخْتُلِفَ فِي تَعْيِيهَا عَلَى أَرْبَعِينَ قَوْلًا أَوْرَدْتُهَا فِي "فَتْحِ الباري"
Artinya: Dan dari Muawiyah bin Abu Sufyan RA, dari Nabi Muhammad SAW bersabda tentang lailatul qadar, "(Yaitu) pada malam kedua puluh tujuh." Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Dan pendapat yang kuat adalah hadits ini mauquf. Tentang penetapan lailatul qadar tersebut terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama hingga mencapai empat puluh pendapat yang saya sebutkan pada Kitab Fath Al-Bari."
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?