Bagi sebagian orang, keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk terus menggali potensi dan menorehkan prestasi. Hal ini sebagaimana diyakini Daniel Satria Ramadhan, pemenang lomba baca Al-Qur'an Braille yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag).
Daniel (16), sapaannya, merupakan penyandang disabilitas netra (penglihatan), atau yang lebih dikenal dengan sebutan 'tunanetra'. Saat ini, ia masih duduk dibangku kelas 2 SMP.
Di umurnya yang belia, Daniel telah menyabet beberapa kejuaraan, di antaranya dari perlombaan Al-Qur'an. Terakhir, ia meraih juara 1 Lomba Membaca Al-Qur'an Braille Tingkat Pelajar Se-Jabodetabek oleh Kemenag.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan aktif mengikuti berbagai lomba Al-Qur'an, Daniel sebut dirinya ingin menunjukkan keterbatasan yang dimiliki tak menghalanginya berprestasi.
"Di samping mengukur kemampuan saya, saya juga ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa keterbatasan fisik itu bukan menjadi penghalang untuk kita berprestasi. Dan saja juga ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa mengalami keterbatasan fisik itu jangan dianggap sebelah mata," ujarnya ketika diwawancarai detikHikmah, Senin (10/4/2023).
Di balik itu, ternyata ia punya cara tersendiri dalam memaknai Al-Qur'an, yakni tidak hanya jadi pedoman hidup, melainkan pula sebagai sebuah kenikmatan yang ia peroleh.
"Makna dari Al-Qur'an itu adalah suatu kenikmatan bagi saya, dan juga pedoman hidup saya. Karena dengan ada Al-Qur'an, saya lebih tenang menghadapi keterbatasan yang saya alami, dan saya lebih bisa menerima keadaan ini," ungkap Daniel.
Belajar Al-Qur'an Braille sejak Sekolah Dasar (SD)
Daniel diketahui menekuni Al-Qur'an Braille mulai di bangku sekolah dasar kelas 3. Sebelumnya, ia perlu terlebih dahulu mempelajari huruf abjad Braille yang dipakai harian.
"Belajar huruf hijaiyah Braille, mulainya kelas 3 SD. Untuk belajar Qur'an Braille ini dia harus bisa dulu huruf abjadnya Braille. Kalo tidak bisa baca braille untuk belajar sehari-hari di kelas, gak bakalan bisa baca Al-Qur'an Braille," kata Ibu dari Daniel saat mengantarkan anaknya ke acara penyerahan hadiah secara simbolis kepada pemenang lomba baca Al-Qur'an Braille dan Al-Qur'an Isyarat, yang dirangkap dengan pembukaan Pameran 9 Mushaf Al-Qur'an Fenomenal oleh Kemenag.
Kala itu, Daniel menggunakan Al-Qur'an Braille yang disediakan sekolahnya untuk belajar huruf hijaiyah Braille. "Kalau kita kan dulu sekolahnya karena memang khusus disabilitas netra, jadi pihak sekolah udah ada (Al-Qur'an Braille). Itu mungkin tidak pakai Al-Qur'an (Braille) dari Kemenag."
Melansir dari detikNews, Braille adalah simbol alfabet dan numerik menggunakan enam titik untuk mewakili setiap huruf dan angka, simbol musik, matematika, dan ilmiah. Braille digunakan oleh komunitas tunanetra untuk membaca buku, majalah hingga Al-Qur'an.
Sementara huruf hijaiyah di Al-Qur'an Braille sendiri berupa kode titik-titik timbul, yang terdiri dari bacaan latin kalimat ayat-ayat Al-Qur'an dengan ketetapan panjang pendek harakat tertentu.
Hafal 15 Juz Al-Qur'an
Tak hanya mahir membaca Al-Qur'an Braille, Daniel juga seorang penghafal Al-Qur'an (hafidz). Hingga kini, ia telah mampu menghafal 15 Juz.
"Kalo untuk hafalan Al-Qur'an sih, masih belum terlalu banyak, sekitar 15 juz," kata Daniel.
Melihat hafalan Qur'annya yang telah mencapai 15 juz, ternyata ia memang berkeinginan menjadi hafidz yang menghafal Al-Qur'an secara menyeluruh.
"Yang jelas, di sini saya akan terus belajar, belajar, dan belajar, untuk mencapai apa yang saya inginkan. Saya ingin menjadi seorang penghafal Al-Qur'an, guru dan juga pemain musik, atau musisi," ujarnya.
Adapun Daniel telah menghafal Qur'an sejak usia 6,5 tahun, dan kala itu ia belum menguasai pembacaan Al-Qur'an Braille. Namun demikian, ia dilatih menghafal Al-Qur'an lebih dahulu melalui bantuan platform Youtube.
"Dia ini belajarnya hafalan dulu, hafalan sama dengar dari Youtube, awalnya begitu. Dia mulai belajar hafalan tuh umur 6,5 tahun," ujar ibu Daniel.
Ibu Daniel pun mengungkap cara anaknya mempertahankan hafalan Al-Qur'an supaya tidak mudah memudar di ingatan.
"Hafalannya harus terus diulang-ulang agar tetap mantap. Dan (mengulang) hafalannya dari Al-Qur'an Braille juga dari mendengar di Youtube," pungkas ibu Daniel.
Sebagai informasi, sebelumnya Daniel juga pernah meraih juara 1 dalam Musabaqah Hifdzil Qur'an (lomba menghafal Al-Qur'an) kategori Juz 28, 29, 30 yang diselenggarakan Al Siddiq International School.
Selamat untuk Daniel!
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!