Polemik Gagal Pildun, Kasatkornas Banser: Jangan Ada Adu Domba

Polemik Gagal Pildun, Kasatkornas Banser: Jangan Ada Adu Domba

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Minggu, 09 Apr 2023 20:45 WIB
Stadion Utama Gelora Bung Karno
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Soal gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 masih menjadi polemik. Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Hasan Basri Sagala turut menyuarakan pandangannya.

Hasan Basri Sagala menilai polemik ini sebagai hal yang wajar. Akan tetapi dirinya menyesalkan pernyataan mantan Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam beberapa hari terakhir yang cenderung memanaskan situasi terkait batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Menurut penilaian Hasan Basri, pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah adalah menjadi kewenangan penuh FIFA. "Pembatalan itu murni keputusan FIFA, jadi bukan karena Presiden RI atau PSSI setelah mendapat tekanan sana sini," ujar Hasan Basri dalam keterangan yang diterima detikHikmah, Minggu (9/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait kehadiran Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20, menurut Hasan adalah hal yang wajar dalam praktik demokrasi dan patut dihormati. Sebagaimana diketahui, gelombang penolakan itu cukup besar datang dari berbagai kalangan dan kelompok. Bahkan tokoh-tokoh organisasi kemasyarakatan Islam banyak yang menentang rencana kedatangan Timnas Israel. Tentunya suara penolakan juga lantang dikeluarkan dari berbagai partai politik. Sikap sejumlah tokoh ormas, partai atau kelompok ini harus dihormati karena jelas-jelas dijamin oleh konstitusi.

Demikian halnya dengan pihak-pihak yang mendukung Timnas Israel berlaga di Indonesia tentu punya alasan yang rasional dengan pertimbangan politik, ekonomi, budaya dan banyak hal lainnya. Dalam konteks demokrasi, perbedaan itu justru sebuah aspek yang positif dan konstruktif untuk kemudian dicarikan titik temu seperti melalui jalur dialog.

ADVERTISEMENT

"Jadi jelas sekali tidak ada yang menekan Presiden, tokoh atau kelompok-kelompok itu menyampaikan haknya untuk menyampaikan pendapat. Apakah menurut Pak JK semua kelompok itu tidak berhak bersuara? Pak JK seperti terkesan mengadu domba pihak-pihak yang tidak setuju kehadiran tim Israel dengan pemerintah atau kelompok pendukung," ujar Hasan.

Di tengah polemik pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20 Hasan menambahkan, semua pihak seharusnya mengedepankan sikap kenegarawanan. Sikap ini menjunjung tinggi akan perbedaan pendapat atau pandangan sebagai bagian ikhtiar mengokohkan persatuan bangsa.

Tentunya mereka yang menolak kehadiran Timnas Israel juga memiliki dasar kuat yakni berdasarkan fakta historis, konstitusi UUD'45, Permenlu No 2/2019, alasan dukungan kemanusiaan terhadap kekerasan tentara pendudukan Israel dan keadilan perlakuan oleh FIFA. Para pendukung Timnas Israel juga memiliki dalih yang tak kalah kuat.

"Semuanya legitimate sebagai alasan menolak atau mendukung," tegas Hasan.




(lus/erd)

Hide Ads