Penentuan Awal Puasa Ramadan 2023 Gunakan Dua Metode, Apa Saja?

Penentuan Awal Puasa Ramadan 2023 Gunakan Dua Metode, Apa Saja?

Berliana Intan Maharani - detikHikmah
Rabu, 22 Mar 2023 07:00 WIB
Tim STMKG terlibat dalam penentuan hilal Ramadan 2022.
Ilustrasi metode penentuan awal puasa Ramadan 2023. Foto: Dok. STMKG
Jakarta -

Penentuan awal puasa Ramadan 2023 selalu dinanti-nantikan oleh umat Islam yang akan menunaikan ibadah puasa. Di Indonesia, penentuan awal puasa Ramadan ditentukan melalui dua metode, yaitu metode rukyatul hilal dan hisab hakiki wujudul hilal.

Dua metode tersebut merujuk pada cara yang dilakukan oleh dua ormas Islam besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Nahdlatul Ulama biasanya menentukan awal Ramadan menggunakan metode rukyatul hilal. Sementara Muhammadiyah menentukan awal Ramadan dengan metode hisab hakiki wujudul hilal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penentuan Awal Puasa Ramadhan 2023

1. Metode Rukyatul Hilal

Mengutip dari laman NU Online, metode rukyatul hilal adalah pengamatan hilal yang dilakukan dengan cara melihat secara langsung menggunakan mata kepala atau menggunakan teleskop.

ADVERTISEMENT

Mayoritas ulama jumhur hingga saat ini masih berpedoman pada metode rukyat untuk menentukan awal bulan Ramadan dan bulan Syawal.

Apabila pengamatan secara langsung menggunakan mata kepala tidak terjadi, misal salah satu sebabnya karena terhalang awan, maka keputusan hasil rukyatul hilal akan menggenapkan bulan Sya'ban atau Ramadan menjadi 30 hari yang disebut dengan istikmal.

Hal tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda:

صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيتهم فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما

Artinya: "Berpuasalah kamu ketika telah melihat hilal Ramadan dan berhentilah kamu berpuasa ketika telah melihat hilal bulan Syawal. Jika hilal tertutup bagimu, maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim).

Metode rukyatul hilal digunakan oleh Nahdlatul ulama dengan melakukan pengamatan di beberapa titik.

Dilansir dari laman NU Online Jateng, di tahun ini, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) akan menggelar rukyatul hilal (pengamatan hilal) pada hari Rabu (22/3/2023).

Hasil observasi dari seluruh titik pengamatan nantinya akan dilaporkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kemudian akan disampaikan pada forum sidang isbat Kementerian Agama RI.

2. Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal

Melansir dari laman muhammadiyah.or.id, metode hisab hakiki mengacu pada pergerakan bulan di langit sehingga permulaan dan berakhirnya bulan kamariah didasarkan pada kedudukan atau perjalanan bulan.

Penggunaan metode hisab hakiki oleh Muhammadiyah disebabkan oleh perhitungan yang dilakukan terhadap peredaran bulan dan matahari menurut hisab ini harus sebenar-benarnya berdasarkan kondisi bulan dan matahari pada saat itu.

Metode hisab hakiki digunakan dengan kriteria wujudul hilal yaitu matahari terbenam lebih dahulu daripada bulan meskipun hanya berjarak satu menit atau kurang.

Dengan metode hisab hakiki wujudul hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila di hari ke-29 ketika matahari terbenam telah memenuhi tiga syarat, di antaranya telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan masih di atas ufuk.

Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan digenapkan tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa.

Muhammadiyah telah mengumumkan penentuan awal puasa Ramadan 2023 berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Sebagaimana tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah, tanggal 1 Ramadan 1444 H sebagai awal puasa Ramadan akan dimulai pada hari Kamis, 23 Maret 2023 M.

Penentuan Awal Puasa Ramadan 2023 Menurut Kemenag

Penentuan awal puasa Ramadan 2023 menurut Kementerian Agama (Kemenag) akan ditentukan melalui hasil sidang isbat dengan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan dengan metode hisab serta hasil konfirmasi lapangan melalui metode rukyatul hilal.

Mengutip dari laman Kanwil Kemenag DKI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kemenag akan menggelar sidang isbat sebagai penentuan awal puasa Ramadan 1444 H pada hari Rabu, 22 Maret 2023.

"Seperti biasa, Sidang Isbat Awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Sya'ban. Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023," jelas Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Sidang isbat penentuan awal puasa Ramadan 2023 akan digelar secara hybrid atau gabungan antara daring dan luring. Pelaksanaan sidang isbat akan dibagi dalam tiga tahapan:

Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1444 H menurut hasil hisab atau perhitungan astronomi oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag yang akan dimulai pada pukul 17.00 WIB dan terbuka untuk umum.

Kedua, pelaksanaan sidang isbat penetapan awal Ramadan 1444 H secara luring seusai sholat Magrib. Sidang isbat akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang akan dilakukan di 123 lokasi seluruh Indonesia.

Ketiga, penyiaran telekonferensi pers hasil sidang isbat yang akan disiarkan secara langsung oleh berbagai kanal televisi dan media lainnya.

Dengan demikian, umat muslim di Indonesia dapat memantau penentuan awal puasa Ramadan 2023 dari hasil sidang isbat pada hari Rabu besok selepas sholat Maghrib.




(lus/lus)

Hide Ads