4 Teori Masuknya Islam di Indonesia: Gujarat hingga Tiongkok

4 Teori Masuknya Islam di Indonesia: Gujarat hingga Tiongkok

Rahma Harbani - detikHikmah
Rabu, 15 Mar 2023 12:30 WIB
Mengenal Peradaban Islam di Iran Lewat Situs Bersejarah

Sejarah peradaban Islam di Iran sangat terkenal dengan beberapa situs peninggalan warisan dunia dari UNESCO. Apa saja? Kita lihat yuk situs warisan dunia Islam di Iran.
Ilustrasi. Begini teori masuknya Islam di Indonesia. (Foto: Corbis via Getty Images/Eric Lafforgue/Art in All of Us)
Jakarta -

Ada sejumlah pendapat yang menerangkan teori masuknya Islam tersebut. Teori besar yang menjelaskan proses masuknya Islam ke Indonesia berikut dengan sumber pendukung masing-masing yaitu, teori Gujarat, teori Mekkah, teori Persia, dan teori Tiongkok.

Hingga kini, menurut buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme oleh Ahmad Fakhri Hutauruk, sebetulnya fakta tersebut masih menjadi perdebatan. Dalam artian, kepastian seputar kapan dan dari mana Islam masuk ke Indonesia masih belum juga ditemukan titik terang.

4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat

Pendapat tentang teori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama datang dari teori Gujarat. Dalam teori ini, diceritakan Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M dari pedagang India Muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori ini berkembang dari Pijnappel dari Universitas Leiden yang mengatakan bahwa asal muasal Islam dari Gujarat dan Malabar. Kemudian, orang Arab bermazhab Syafi'i bermigrasi ke India dan orang India lah yang membawanya ke Indonesia.

Pendapat ini juga ditegaskan oleh Snouck Hurgronje dalam buku 'L'Arabie et Les Indes Neelandaises atau Reveu de I'Histoire des Religious bahwa hubungan dagang Indonesia dan India telah lama terjalin, kemudian inskripsi tertua tentang Islam terdapat di Sumatera memberikan gambaran hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ada juga teori Gujarat dari Moquette di mana ia mengatakan bahwa agama Islam di Tanah Air berasal dari Gujarat berdasarkan bukti peninggalan artefak berupa batu nisan di Pasai, kawasan utara Sumatera pada 1428 M.

Adapun, batu nisan itu memiliki kemiripan dengan batu nisan di makam Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur, yakni memiliki bentuk dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, India.

2. Teori Persia

Teori masuknya Islam ke Indonesia terakhir adalah Persia yang dicetuskan oleh Hoesein Djajadiningrat. Dijelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Persia singgah di Gujarat pada abad ke-13. Hal ini terbukti dari kebudayaan Indonesia yang memiliki persamaan dengan Persia.

Hal ini juga dipertegas oleh Morgan (1963:139-140) bahwa masyarakat Islam Indonesia sama dengan Persia. Terbukti, peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syi'ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Syura.

Selain itu, di Minangkabau bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan-bulan Husein. Lalu di Sumatera Tengah diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke sungai.

Selanjutnya, teori ini juga didukung dengan kesamaan ajaran Syaikh Slti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj. Ketiga, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda bunyi harakat dalam pengajian Al-Quran tingkat awal.

Kesamaan terakhir adalah nisan pada makam Malik Saleh dan Malik Ibrahim dipesan dari Gujarat dan terdapat pengakuan umat Islam terhadap madzhab Syafi'i di daerah Malabar.

3. Teori Makkah

Jalur masuknya Islam di Indonesia melalui teori Arab menjadi antitesis untuk teori sebelumnya yakni teori Gujarat. Teori yang kemudian disebut sebagai teori Makkah ini berargumentasi bahwa Islam yang masuk ke Nusantara berasal langsung dari Arab Saudi.

Teori Makkah mulanya dikemukakan oleh para sejarawan Barat seperti van Leur, Keyzer, TW Arnold, Crawfurd, Niemann, dan de Hollander. Sementara, ulama sekaligus sastrawan Indonesia yang gencar menggaungkan teori Makkah ini adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang kerap disapa Buya Hamka.

Sejak pertama kali memperkenalkan teori Makkah dalam perhelatan Dies Natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) ke-8 di Yogyakarta, Hamka mengemukakan prosesnya sudah berlangsung sejak abad pertama Hijirah atau ke-7 M.

"Teori ini menjelaskan Arab Saudi punya peran besar atas masuknya Islam ke Indonesia. Sebab, menurutnya bangsa Arab adalah yang pertama kali membawa Islam ke Nusantara, lalu diikuti Persia dan Gujarat," tulis Adi Sudirman dalam Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer.

Menurut Hamka, kedatangan awal orang Arab ke Indonesia juga dilandasi oleh dorongan untuk menyebarkan agama Islam. Bukan sebaliknya untuk kepentingan nilai-nilai ekonomi.

Ia berpendapat, sebagian besar rakyat Indonesia memeluk Islam bermahzab Syafi'i sebagaimana yang banyak dianut oleh penduduk Mesir. Selain itu, gelar yang dipakai oleh raja-raja pada masa Samudra Pasai adalah gelar raja-raja Mesir yaitu, al Malik.

4. Teori Tiongkok

Islam dibawa oleh perantau dari Tiongkok menurut teori satu ini. Yang menjadi dasar argumennya adalah fakta bahwa orang Tionghoa sudah ada di kepulauan nusantara sejak abad pertama Hijriah.

Teori ini dikembangkan oleh ahli Kong Yuanzhi, dan didukung pula oleh Hamka. Keduanya mengambil dari buku populer di kalangan sejarawan Barat dan Timur, yakni yang ditulis oleh Ma Huan dan Fei Hsin. Dalam buku tersebut menyertakan perjalanan Cheng Ho, seorang muslim Tionghoa ke berbagai daerah Asia, termasuk Indonesia.

Selain itu, Sumanto Al-Qurtuby menyatakan bahwa dalam catatan Dinasti Tang (618-960 M), di daerah Kanton, Zhangzhao, Quanzhou, dan pesisir Tiongkok bagian selatan sudah terdapat pemeluk agama Islam yang menetap.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads