Strategi Dakwah Penyebaran Islam di Indonesia, Tidak Hanya Perdagangan

Strategi Dakwah Penyebaran Islam di Indonesia, Tidak Hanya Perdagangan

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 08 Mar 2023 09:30 WIB
Masjid Tuha Indrapuri merupakan salah satu rumah ibadah bersejarah di Aceh. Masjid itu merupakan bekas istana dan candi kerajaan Hindu Lamuri abad ke-12 Masehi.
Ilustrasi Strategi Dakwah Islam di Indonesia (Foto: Dok. Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)
Jakarta -

Strategi dakwah Islam yang paling terkenal pada awal masuknya di Indonesia ialah perdagangan. Tetapi selain itu, masih banyak strategi lainnya yang dilakukan untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru Nusantara.

Strategi dakwah dilakukan melalui berbagai metode dan umumnya datang dengan damai. Sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di seluruh dunia, sebetulnya peradaban Hindu-Buddha lebih dulu merebak di Indonesia.

Disebutkan dalam buku Sejarah Islam Nusantara tulisan Rizem Aizid, ada sejumlah strategi yang dilakukan oleh pendakwah untuk menyebarkan agama Islam. Untuk lebih jelasnya, simak pemaparannya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Strategi Dakwah Masuknya Islam ke Nusantara

1. Perdagangan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, strategi dakwah Islam yang paling terkenal dan banyak diketahui ialah melalui jalur perdagangan. Mulanya, para pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India berdatangan untuk berniaga.

Mereka menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar yang kala itu mayoritas menganut agama Hindu dan Buddha. Dengan kegiatan berniaga itulah agama Islam mulai dikenal dan diikuti oleh penduduk pribumi, oleh karenanya pedagang berperan penting dalam upaya penyebaran Islam.

ADVERTISEMENT

2. Pendidikan

Selain perdagangan, Islam juga disiarkan melalui strategi pendidikan. Artinya, para pendakwah membangun pondok pesantren dan masjid-masjid sebagai tempat berkumpul untuk mempelajari agama Islam.

Para murid diajarkan berbagai ilmu hingga berujung menjadi ahli dalam bidang agama Islam. Setelahnya, mereka menyiarkan Islam ke masyarakat pribumi lainnya hingga meluas ke seluruh penjuru Nusantara.

3. Perkawinan

Perkawinan juga tak kalah penting yang termasuk ke dalam salah satu strategi dakwah Islam di Nusantara. Para pedagang muslim yang mulanya singgah berujung menetap di Indonesia, jadi banyak dari mereka yang menikah dengan putri bangsawan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Tentunya, perkawinan diselenggarakan secara islami. Banyak keturunan dari pernikahan tersebut yang menjadi ulama dan penyebar Islam di Nusantara, seperti Sunan Giri.

Sunan Giri merupakan anak dari hasil perkawinan antara Maulana Ishaq dan putri Raja Blambangan. Dengan demikian, melalui strategi perkawinan ini ajaran Islam semakin meluas dan dikenal oleh masyarakat Indonesia.

4. Kesenian dan Kebudayaan

Selanjutnya adalah strategi kesenian dan kebudayaan. Cara ini dilakukan oleh wali songo dalam menyebarkan agama Islam di kawasan Pulau Jawa.

Wali songo menyelenggarakan pertunjukan seni dan budaya untuk menyebarluaskan ajaran agama islam, oleh karenanya masyarakat lebih mudah menerima dan menyukainya.

Sebagai contoh, Sunan Kalijaga memperkenalkan dan mengislamkan masyarakat Jawa melalui pertunjukan wayang. Ia dikenal sebagai orang yang sangat mahir dalam memainkan wayang dan memasukkan unsur serta nilai-nilai keislaman dalam cerita pewayangan.

5. Tingkatan Sosial

Ada juga strategi tingkatan sosial dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia. Cara itu dilakukan dengan mengislamkan para raja dan bangsawan yang memiliki tingkatan sosial tinggi.

Dari situlah banyak penduduk kerajaan yang tingkatannya rendah atau berada di bawah mereka mengikuti raja yang memeluk agama Islam. Strategi ini menjadi salah satu yang paling efektif dalam meluaskan syiar Islam di Nusantara.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads