Surat An Nur Ayat 31, Jelaskan Aurat yang Wajib Ditutup Wanita

Surat An Nur Ayat 31, Jelaskan Aurat yang Wajib Ditutup Wanita

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 14 Mar 2023 21:00 WIB
selective focus. Muslim mans hand reading quran at night .
Ilustrasi Membaca Surat An Nur (Foto: Getty Images/iStockphoto/towfiqu ahamed)
Jakarta -

Surah An Nur ayat 31 berisi perintah menutup aurat bagi wanita. Aurat merupakan bagian tubuh yang harus ditutupi.

Dijelaskan dalam buku Panduan Shalat dalam Keadaan Darurat yang disusun oleh Drs H Nor Hadi, aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Ini sesuai dengan hadits Abu Daud.

Sementara itu, Aisyah RA Menceritakan bahwa Asma' binti Abu Bakar masuk ke rumah Rasulullah dengan berpakaian tipis. Nabi Muhammad berpaling darinya sambil bersabda:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hai Asma', sesungguhnya seorang perempuan yang sudah akil baligh tidak boleh terlihat auratnya kecuali ini dan ini (Rasulullah menunjuk pada wajah dan telapak tangannya)," (HR Abu Daud).

Surah An Nur Ayat 31: Arab, Latin, Arti, dan Tafsirnya

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

ADVERTISEMENT

Arab latin: Wa qul lil-mu`mināti yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna wa lā yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara min-hā walyaḍribna bikhumurihinna 'alā juyụbihinna wa lā yubdīna zīnatahunna illā libu'ụlatihinna au ābā`ihinna au ābā`i bu'ụlatihinna au abnā`ihinna au abnā`i bu'ụlatihinna au ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au banī akhawātihinna au nisā`ihinna au mā malakat aimānuhunna awittābi'īna gairi ulil-irbati minar-rijāli awiṭ-ṭiflillażīna lam yaẓ-harụ 'alā 'aurātin-nisā`i wa lā yaḍribna bi`arjulihinna liyu'lama mā yukhfīna min zīnatihinn, wa tụbū ilallāhi jamī'an ayyuhal-mu`minụna la'allakum tufliḥụn

Artinya: "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung,"

Ibnu Abbas dalam Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa kata perhiasan yang dimaksud dalam surah An Nur ayat 31 ialah wajah, kedua telapak tangan, dan cincin. Ini didasarkan dengan hadits yang telah dijelaskan di atas.

Adapun, Sa'id bin Jubair dalam Tafsir Atha' dan al-Auza'i berpendapat, yang boleh dilihat hanya wajah dan kedua telapak tangan wanita. Sementara Imam Qatadah dan Miswar bin Makhzamah dalam kitab Al Qurtubhi berpendapat, celak mata, gelang, setengah dari tangan yang dalam kebiasaan wanita Arab dihiasi dengan pacar, anting, cincin, dan semacamnya boleh dilihat.

Tujuan Menutup Aurat untuk Melindungi Wanita

Quraish Shihab dalam buku bertajuk Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah menjelaskan, sebelum turunnya ayat tentang menutup aurat bagi perempuan, para perempuan merdeka dan budak hampir dikatakan sama dalam hal berpakaian. Dengan demikian, perbedaan cara berpakaian, kehidupan para perempuan diharapkan lebih baik dan terhormat.

Perintah menutup aurat bagi wanita dimaksudkan untuk menjaga kehormatan dan keselamatan diri mereka ketika beraktivitas. Sama seperti wanita, lelaki juga memiliki aurat hanya saja batasannya berbeda.

Menurut buku Fikih Wanita dan Keluarga oleh Syekh Ahmad Jad, para ulama sepakat bahwa aurat lelaki ialah kemaluan bagian depan dan belakang. Sedangkan untuk paha, pusar, dan lutut, terdapat perbedaan pendapat mengenai hal tersebut.

Demikian pembahasan mengenai surah An Nur ayat 31. Semoga bermanfaat.




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads