Madrasah Diniyah dibuka pertama kalinya di Masjid Indonesia Tokyo (MIT). Madrasah yang bertajuk Madin at SRIT ini telah dibuka sejak Oktober 2022.
Melansir Antara, Senin (13/03/23), Pembina Madrasah Diniyah MIT Zahrul Muttaqin menyebut pembukaan Madin at SRIT dilatarbelakangi keinginan para orang tua siswa muslim di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) untuk mendapat pengetahuan tambahan terkait keagamaan Islam bagi anak-anaknya.
"Kami coba memberikan tambahan pengetahuan kepada murid-murid dari Sekolah Republik Indonesia Tokyo, khususnya yang muslim untuk mendapatkan kegiatan tambahan keagamaan, lebih daripada sekolah biasa," ucap Zahrul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mendengar keinginan para orang tua, ia juga melihat Masjid Indonesia Tokyo yang bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas pembelajaran.
Ide tersebut berlanjut dengan mendatangkan seorang ustaz yang juga penghafal Al-Qur'an dari Al-Hikam, Depok, Jawa Barat untuk membantu dalam penyusunan kurikulum berbasis yang ada di Indonesia.
"Kami coba mengambil kurikulum Madrasah Diniyah yang ada di sana, kemudian diadaptasi dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang ada di sini. Kami juga dibantu oleh guru-guru dari SRIT, terutama guru agama," ujar Zahrul.
"Kami berharap akan lebih baik lagi, sedikit demi sedikit dan mudah-mudahan menjadi Madrasah Diniyah yang sesuai kurikulum yang ada di Indonesia," imbuhnya.
Saat ini, Madrasah Diniyah ini baru menerima siswa-siswi SRIT saja karena masih terbatas dan jam pembelajarannya disesuaikan dengan jadwal sekolah tersebut, yaitu dengan durasi satu sampai 1,5 jam sepulang sekolah.
"Meskipun juga ada beberapa permintaan dari luar, anak WNI kita di luar SRIT dan di sekolah-sekolah Jepang juga, untuk bisa mendapatkan pelajaran yang sama. Untuk saat ini kami belum bisa memenuhi itu, ke depan kami sambil berjalan. Kami coba mengakomodasikan kebutuhan dari luar SRIT tersebut," imbuh Zahrul yang juga merupakan Atase Kehutanan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Zahrul berharap Madrasah Diniyah ini ke depannya bisa menumbuhkan kegairahan dan keinginan para orang tua muslim untuk menyekolahkan anaknya di SRIT.
"Tentunya adalah menjadikan lulusan SRIT tidak hanya memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi juga keimanan dan ketakwaan yang berbasiskan Islam rahmatan lil 'alamin yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang selama ini kita pahami bersama," tutupnya.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal