Untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis, diperlukan peran penuh ayah dalam keluarga. Dalam ajaran Islam, sosok ayah memiliki peran yang sangat penting bagi keluarganya.
Seringkali ayah digambarkan sebagai sosok yang kuat, tegar, bijaksana, juga panutan bagi anak-anaknya. Kehadiran ayah juga kerap menjadi tiang utama penyangga keutuhan keluarga selain sosok ibu yang menaungi anak-anaknya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang ayah adalah bagian tengah dari gerbang surga. Jadi, tetaplah di gerbang itu atau lepaskan," (HR Tirmidzi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa saja peran ayah pada keluarga dalam ajaran Islam?
Pandangan Islam tentang Peran Ayah dalam Keluarga
1. Menjadi Pemimpin dalam Keluarga
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 176, disebutkan bahwa laki-laki adalah seorang pemimpin. Mereka dilahirkan dengan karunia dari Allah SWT untuk membangun dan memimpin keluarga.
Ayah wajib mengarahkan seluruh anggota keluarganya untuk senantiasa berbuat kebaikan. Ayah juga yang menjadi penanggung jawab utama apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki kuasa yang cukup tinggi untuk mengambil keputusan. Meskipun begitu, keputusan yang diambil juga perlu mempertimbangkan segala aspek penting yang mencakup pendapat dari seluruh anggota keluarga, sehingga terasa adil dan menjadi solusi terbaik.
Berikut ini adalah dalil yang memperkuat bahwa ayah merupakan sosok laki-laki yang wajib memimpin keluarganya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 34:
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Artinya: Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab) atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,) berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.
2. Menjadi Pemberi Nafkah
Selain menjadi pemimpin, ayah juga memiliki kewajiban memenuhi nafkah keluarga. Seorang ayah juga harus memastikan bahwa rezeki yang diperolehnya ini halal.
Bekerja dengan ikhlas dan penuh rasa syukur, berdoa untuk rezeki yang diperoleh semata-mata hanya untuk menghidupi keluarga atas ridho Allah, juga membagikan nafkah yang ia peroleh secara adil.
Hal ini tercatat dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 233:
وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَاۤرَّ وَالِدَةٌ ۢبِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُوْدٌ لَّهٗ بِوَلَدِهٖ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَ ۚ فَاِنْ اَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗوَاِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْٓا اَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اٰتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوْفِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya: Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya. Ahli waris pun seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) berdasarkan persetujuan dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas keduanya. Apabila kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain), tidak ada dosa bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
3. Menjadi Suami dan Ayah yang Baik
Peran ayah selanjutnya adalah menjadi suami dan ayah yang baik. Ia harus menyayangi istri dan anak-anaknya dengan sepenuh hati, membimbing mereka ke jalan yang benar, juga memimpin mereka setiap melaksanakan peribadahan.
Ayah harus berlaku adil kepada istri dan anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih dan berat sebelah. Bahkan, ia juga perlu memperlakukan istri sebaik-baiknya karena istri adalah sosok ibu dari anak-anaknya yang turut berjuang demi kebahagiaan keluarga. Ayah dan ibu harus saling bahu membahu dalam mengemban tugas rumah tangga dan mendidik anak.
Dikutip dari buku Pendidikan Islam dalam Keluarga: Studi Psikologis dan Sosiologis Masyarakat Multi Agama Desa Suro Bali oleh Dr. Idi Warsah, M.Pd.I., meskipun peran ibu lebih dominan daripada ayah (dalam mendidik), bukan berarti tanggung jawab diserahkan sepenuhnya kepada ibu.
Ayah juga memiliki kewajiban dalam mendidik anak agar menjadi manusia saleh, berguna bagi nusa dan bangsa. Bilamana ayah dan ibu kompak mendidik anak dan apa yang mereka ajarkan baik, maka orangtua berhasil mencetak generasi baru yang akan menjadi khalifah di bumi.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan membaca Alquran, karena orang-orang yang memelihara Al Qur'an itu berada dalam lingkungan singgasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain dari pada perlindungan-Nya; mereka beserta para Nabi-Nya dan orang-orang suci," (At Thabrani).
4. Menjadi Penegak Visi Keluarga Muslim
Dalam buku Keistimewaan Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak yang ditulis oleh Indra Mulyana, misi keluarga muslim antara lain menjadikan keluarga bahagia di dunia. Caranya yakni dengan menumbuhkan rasa syukur sebagai pilar dalam keluarga, menerapkan prinsip bahwa apa yang dilakukan di dunia ini semata-mata untuk kebahagiaan di akhirat, membiasakan keluarga belajar berbagai ilmu pengetahuan (membaca dan mengkaji Al Qur'an serta ilmu agama Islam lainnya secara komprehensif).
Tak hanya itu, ayah juga patut mengajak dan membimbing keluarga memperdalam berbagai hal dengan cara berdialog bersama keluarga. Termasuk mendiskusikan bersama terkait bagaimana hidup yang bahagia secara hakiki.
Oleh karenanya, ayah yang memiliki peran sebagai sosok pemimpin ini juga berperan penting dalam menegakkan visi keluarga muslim. Sehingga, suasana rumah menjadi aman, tentram, dan juga menjadi tempat terbaik untuk saling mengasihi.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
10 Negara yang Warganya Paling Rajin Berdoa, Indonesia Teratas