Dalam kalender Islam, bulan Syaban berada di antara dua bulan besar yakni bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan Syaban merupakan bulan dimana umat muslim sudah mulai meningkatkan intensitas ibadah demi menyambut momentum bulan suci yang penuh berkah, yakni Ramadhan.
Dilansir dari laman NU Online (21/02/2023), Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengungkapkan bahwa 1 Syaban 1444 H jatuh pada hari Rabu, 22 Februari 2023.
Oleh karena keistimewaannya, diriwayatkan dari Imam Ja'far ash Shadiq bahwa jika mulai terlihat hilal bulan Syaban, maka Rasulullah SAW menyuruh seseorang untuk menyerukan di Madinah, "Wahai orang Madinah, Syaban adalah bulanku. Allah merahmati orang yang membantuku dalam bulanku."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa di Bulan Syaban
Ada banyak peristiwa dan kejadian penting yang terjadi di bulan Syaban, khususnya dalam sejarah Islam. Berikut berbagai peristiwa dan kejadian penting di bulan Syaban:
1. Berpindahnya Arah Kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram
Kiblat merupakan arah umat muslim di seluruh dunia pada saat melaksanakan sholat. Perubahan arah kiblat ini berpindah dari Baitul Maqdis menjadi ke arah Ka'bah di Masjidil Haram.
Peristiwa ini adalah hal yang sangat ditunggu oleh Nabi Muhammad SAW karena pada masa itu, umat Yahudi mengolok-olok kaum muslimin karena beribadah menghadap ke arah yang sama dengan mereka. Oleh karenanya, untuk menghindari perselisihan Nabi Muhammad SAW menantikan perintah dari Allah SWT untuk memindah kiblat umat muslim. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah, wa innallażīna ụtul-kitāba laya'lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin 'ammā ya'malụn
Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
2. Turunnya Perintah untuk Berpuasa
Pada bulan Syaban, turunlah ayat yang memerintahkan umat muslim untuk menjalani puasa Ramadhan, yakni bulan setelah selesainya bulan Syaban. Hal ini sebagaimana firman Allah, dalam surat Al-Baqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Syaban adalah bulan ketika Nabi Muhammad menjalani puasa paling sering selain bulan suci Ramadhan. Dari Aisyah RA, "Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban." (H.R Bukhari).
3. Turunnya Anjuran untuk Bersholawat
Pada bulan Syaban ini, anjuran bersholawat dan menyampaikan salam kepada Rasulullah bagi umat muslim diturunkan. Secara terminologi sholawat nabi merupakan bentuk jamak dari sholla yang berarti doa.
Sholawat adalah bentuk penghormatan dengan cara mendoakan Nabi Muhammad dan keluarganya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dan ridho dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, surat Al-Ahzab Ayat 56:
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Arab-Latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Dengan bersholawat, umat Islam juga dapat mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad di yaumul hisab kelak. Oleh karenanya, sholawat sangat dianjurkan khususnya selama beribadah.
4. Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Selain karena menjadi malam utama setelah Lailatul Qadr, Nisfu Syaban menjadi malam yang istimewa dan penting bagi umat muslim. Nisfu Syaban adalah malam terijabahnya doa dan hajat, malam pengampunan dosa dan malam yang dinilai penuh dengan rahmat.
Bahkan, Nisfu Syaban juga menjadi malam terbukanya semua pintu langit yang dijaga oleh malaikat. Umat muslim pun dianjurkan untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban yang jatuh pada setiap pertengahan bulan Syaban.
"Rasulullah bersabda: Sesungguhnya (rahmat) Allah mendekat kepada hambanya (di malam Nisfu Sya'ban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak" (HR at Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash).
Adapun amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Syaban antara lain sholat sunnah, tadarus Al-Qur'an, berzikir, berdoa, dan membaca surah Yasin.
"Di antara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut sebagian para ulama, adalah dibaca pada malam Nishfu Sya'ban sebanyak tiga kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada orang lain". (Fathu al-Malik al-Majíd, 19)
5. Penyerahan Buku Catatan Amal Manusia Kepada Allah
Diriwayatkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid, "Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban? Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil 'alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa," (HR. An Nasa'i).
Pada malam pertengahan bulan Syaban, 'rekapan' dari buku catatan amal manusia selama satu tahun ditutup untuk digantikan dengan yang baru, untuk satu tahun ke depan. Buku catatan amal ini akan dilaporkan kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, dengan memanfaatkan keistimewaan bulan Syaban, umat muslim berlomba-lomba dalam ibadah dan kebaikan untuk mendapatkan catatan amal baik pada buku catatan amal mereka.
Itulah beberapa peristiwa di bulan Syaban. Semoga di bulan ini kita mendapatkan syafaat dari setiap amalan yang dikerjakan.
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!