Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Bulan ini menjadi salah satu bulan istimewa karena terletak antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.
Mengutip laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), Syaban adalah istilah yang menunjukkan percabangan dan perpecahan. Seorang Ahli bahasa, Abu Abbas Ahmad bin Yahya Thalab mengatakan:
إنما سمي شعبانُ شعبانَ، لأنه شعب أي ظهر بين شهري رجب ورمضان
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Bulan Syaban dinamakan Syaban karena muncul di antara bulan Rajab dan Ramadhan."
Sebagai bulan yang berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, Syaban menjadi bulan bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan mengingat dan membaca Al-Qur'an.
Di sisi lain, bulan Syaban juga menjadi istimewa dikarenakan terdapat sejumlah peristiwa yang terjadi di dalamnya.
Lantas, apa saja peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban? Simak selengkapnya di bawah ini!
5 Peristiwa Penting di Bulan Syaban
Terdapat 5 peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban, yakni bulan turunnya ayat perintah bershalawat, perubahan arah kiblat, bulan diangkatnya amal, dan bulannya Al-Qur'an. Agar lebih memahami, berikut penjelasannya masing-masing.
1. Bulan Turunnya Ayat Perintah Bershalawat
Melansir laman Kementerian Agama (Kemenag) RI Provinsi Nusa Tenggara Barat, peristiwa penting pertama yang terjadi di bulan Syaban adalah turunnya ayat perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
Arab Latin: Innallâha wa malâ'ikatahû yushallûna 'alan-nabiyy, yâ ayyuhalladzîna âmanû shallû 'alaihi wa sallimû taslîmâ.
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (Surah Al-Ahzab: 56)
2. Perubahan Arah Kiblat
Pada bulan Syaban juga terjadi perubahan arah kiblat. Mulanya, kiblat umat muslim menghadap ke Baitul Maqdis, namun berubah menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram.
Kala itu, kaum muslimin sholat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Kemudian Allah memerintahkan untuk menghadap kiblat pada Selasa, Nisfu Syaban.
Penjelasan di atas telah diterangkan dalam surah Al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤
Arab Latin: Qad narâ taqalluba waj-hika fis-samâ', fa lanuwalliyannaka qiblatan tardlâhâ fa walli waj-haka syathral-masjidil-ḫarâm, wa ḫaitsu mâ kuntum fa wallû wujûhakum syathrah, wa innalladzîna ûtul-kitâba laya'lamûna annahul-ḫaqqu mir rabbihim, wa mallâhu bighâfilin 'ammâ ya'malûn.
Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (Surah Al-Baqarah: 144)
3. Bulan Diangkatnya Amal
Di bulan Syaban, amal ibadah umat Muslim diangkat dan diperlihatkan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri pun senang saat amalnya diangkat dan ia dalam keadaan berpuasa.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Usamah bin Zaid, "Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban? Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil 'alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa," (HR. An Nasa'i).
Kendati demikian, bukan berarti bahwa pengangkatan amal hanya terjadi di bulan Syaban. Dalam beberapa hadits lain disebutkan bahwa pengangkatan amal itu terjadi dalam beberapa waktu.
Ada pengangkatan amal secara harian, baik siang dan malam, adapula pengangkatan amal pekanan. Namun yang jelas dalam setiap pengangkatan amal memiliki hikmah yang berbeda.
4. Bulan Para Pembaca Al-Qur'an
Di sebagian atsar disebutkan bahwa Syaban juga dinamai sebagai Syahrul Qur'an (bulannya Al Qur'an). Meskipun Al-Qur'an dituntut untuk dibaca di setiap waktu, namun ada waktu-waktu yang memang lebih ditekankan untuk dibaca, seperti di bulan Ramadhan dan Syaban.
Dalam Lathaiful Ma'arif karya Ibnu Rajab Al Hambali, Hasan bin Sahl berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau menjadikanku di antara dua bulan yang agung, maka apa bagian untukku," kata Bulan Syaban. Allah menjawab: "Kujadikan untukmu (bulan) Qiraatul Qur'an (membaca Al Qur'an)."
5. Bulan Penentuan Ajal Manusia
Dikutip dari buku 'Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah' karya Siti Zumratus Sa'adah, pada bulan Syaban, malaikat maut akan mencatat siapa saja yang akan mendatangi ajalnya hingga bulan Syaban berikutnya.
Selain itu, di bulan ini, umat muslim akan dinilai kedekatan dan kejauhannya dengan Allah SWT.
Dalam kitab "Tuhfah Al-Ikhwan" disebutkan: Diriwayatkan dari Atha' bin Yasar, ia berkata, "Jika datang malam Nisfu Syaban Malaikat Maut mencatat siapa yang akan mendatangi ajalnya dari bulan Syaban itu hingga Syaban yang akan datang. Mungkin seorang laki-laki telah berbuat aniaya, berbuat maksiat, menikahi beberapa wanita, menanam pepohonan, sedang dia tidak tahu bahwa namanya telah tertulis di daftar orang-orang yang mati. Tiada satu malam pun setelah malam Lailatul Qadar lebih utama daripada malam Nisfu Syaban."
Keutamaan Bulan Syaban
Bulan Syaban merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam. Sebab, terdapat beberapa keutamaan yang menjadikan bulan ini istimewa.
Berikut beberapa keutamaan di Bulan Syaban:
1. Bulannya Rasulullah SAW
Dikutip dari laman MUI, Syaban dikenal sebagai bulannya Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
رَجَبٌ شَهْرُ اللَّهِ وَ شَعْبَانُ شَهْرِي وَ رَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي
Artinya: "Rajab adalah syahrullah (bulan Allah), Syaban bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku."
2. Rasulullah SAW Sering Berpuasa di Bulan Syaban
Dinukil dari laman Almanhaj, berdasarkan riwayat Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW selalu berpuasa hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berbuka; dan pernah beliau senantiasa berbuka hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berpuasa." Kemudian, Aisyah RA melanjutkan,
...وَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِـيْ شَعْبَانَ.
Artinya: "Aku tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan, kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan yang lain melainkan pada bulan Syaban."
Sementara itu, dari Abdullah bin Abi Qays menjelaskan bahwasanya dia mendengar Aisyah RA berkata, "Bulan yang paling disukai Rasulullah SAW untuk berpuasa adalah bulan Syaban. Karena itulah, beliau menyambungkan puasa pada bulan itu dengan puasa bulan Ramadhan.
Itulah tadi beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban beserta keutaman bulan Syaban itu sendiri. Semoga menambah wawasan, detikers!
(urw/urw)