5 Contoh Hadits Qudsi Pilihan dan Perbedaannya dengan Al-Qur'an & Hadits Nabi

5 Contoh Hadits Qudsi Pilihan dan Perbedaannya dengan Al-Qur'an & Hadits Nabi

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Selasa, 14 Feb 2023 14:30 WIB
holy book quran black background double exposure.
Ilustrasi contoh hadits qudsi. Foto: Getty Images/iStockphoto/mgstudyo
Jakarta -

Dalam Islam diketahui terdapat hadits nabi yang dijadikan sumber hukum dan disandarkan kepada perkataan, perbuatan, serta ketetapan Rasulullah SAW. Selain itu, dikenal juga hadits qudsi.


Hadits qudsi dalam buku Pengantar Studi Ilmu Hadits oleh Syaikh Manna Al-Qaththan, terdiri dari dua kata; hadits dan qudsi. Kata 'hadits' secara bahasa artinya baru. Sementara kata 'qudsi' dinisbahkan kepada 'qudus' artinya suci, maksudnya menunjukkan adanya pengagungan dan pemuliaan, atau penyandaran terhadap Dzat Allah SWT yang Maha Suci.


M. Quraish Shihab dalam buku 40 Hadits Qudsi Pilihan, mendefinisikan hadis qudsi adalah ragam khusus dari hadits-hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW dan beliau sandarkan kepada Allah Ta'ala. Terkadang hadits-hadits ini disebut 'al-hadits al-Ilaahiyyah' dan 'al-hadits ar-Rabbaniyyah'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Adapun pengertian hadits qudsi yang dikemukakan Sayyid asy-Syarif al-Jurjani dalam bukunya at-Ta'rifat, yakni "hadits qudsi pada sisi makna bersumber dari Allah SWT, dan segi redaksinya bersumber dari susunan Rasulullah SAW."


Dikatakan bahwa Allah Ta'ala mengabarkan sesuatu kepada utusan-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Nabi SAW menyampaikan hal itu dengan bahasa atau kata-kata yang beliau tata sendiri.

ADVERTISEMENT


Definisi hadits qudsi lainnya dari Syaikh al-Mulla bin Muhammad al-Qari, menurutnya "hadits qudsi adalah apa yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW dari Allah SWT, terkadang melalui malaikat Jibril, dan terkadang dengan wahyu, ilham, dan mimpi, dengan menyerahkan kepada beliau untuk menyampaikannya dengan redaksi apa pun yang beliau kehendaki."


Perbedaan Hadits Qudsi dengan Hadits Nabi


M. Quraish Shihab dalam bukunya menjelaskan bila hadits nabi sanadnya berakhir kepada Rasulullah SAW, sedangkan hadits qudsi berlanjut sandanya sampai kepada Allah SWT.


Disebutkan dalam buku Pengantar Studi Ilmu Hadits, hadits qudsi dinisbahkan kepada Allah Ta'ala, dan hadits nabi disandarkan kepada Rasul. Selain itu, hadits qudsi jumlahnya tak sebanyak hadits nabi.


Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur'an


Syaikh Manna Al-Qaththan menyebutkan bahwa Al-Qur'an lafaz dan makna hanya dari Allah SWT. Sementara makna hadits qudsi berasal dari-Nya dan redaksi dari Nabi SAW. Membaca Al-Qur'an termasuk ibadah yang berpahala, sedang hadits qudsi tidak demikian.


Perbedaan lainnya yaitu Al-Qur'an terbagi menjadi sejumlah surat dan ayat, dijaga serta dipelihara langsung kesuciannya oleh Allah SWT. Adapun hadits qudsi tidak seperti itu.


Pokok Bahasan Hadits Qudsi


Masih dari buku 40 Hadits Qudsi Pilihan, kandungan dari hadits qudsi hanya tertentu lantaran jumlahnya pun terbatas. Diketahui hadits qudsi memiliki ciri khas dan uraiannya lebih sesuai dengan firman Allah SWT. Berikut tema utama hadits qudsi:


Menekankan ketauhidan atau kepercayaan kepada Allah Ta'ala yang satu, dengan membersihkan keyakinan dari bentuk-bentuk syirik, keraguan sembari menerangkan keagungan-Nya.

Pelaksanaan ibadah yang baik dengan penuh keihlasan mengharap ridha-Nya serta kekhusyukan dalam sholat, puasa, zakat, haji, zikir, dan amalan lainnya.

Mengabdikan sepenuhnya di jalan Allah SWT. Dengan menerima ketetapan-Nya, mencintai perintah-Nya, menjunjung diri demi ketaatan kepada-Nya.

Persiapan menghadapi hari akhir dengan apa-apa yang disyariatkan kepada para hamba.

Menghiasi diri dengan akhlak dan perilaku yang terpuji, serta saling menasihati dalam amar ma'ruf nahi mungkar.


Contoh Hadits Qudsi


Menukil Kumpulan Hadits Qudsi Pilihan terjemah buku al-Ahaadits al-Qudusiyyah susunan Syaikh Fathi Ghanim, & buku Mutiara Hadits Qudsi terjemahan kitab Fi Shuhbah al-Ahadits al-Qudsiyyah karya Ahmad Abduh Iwadh. Berikut beberapa contoh dari hadits qudsi:


1. Hadits qudsi mengenai Hamba yang Mengucapkan 'Laa ilaaha illallaah'


Abu Ishaq meriwayatkan, dari Al-Aghar Abu Muslim, dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudri, keduanya menyaksikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:


إذَا قَالَ الْعَبْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَاللهُ أَكْبَرُ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صَدَقَ عَبْدِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَأَنَا أَكْبَرُ وَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ قَالَ صَدَقَ عَبْدِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَحْدِي وَإِذَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَا شَرِيكَ لَهُ قَالَ صَدَقَ عَبْدِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَلَا شَرِيكَ لِـي وَإِذَا قَالَ لاَ إِلَهَ إِلا اللَّهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ قَالَ صَدَقَ عَبْدِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا لِـي الْمُلْكُ وَلِي الْحَمْدُ وَإِذَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ صَدَقَ عَبْدِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَلَا حَوْلَ وَلَا قوة إِلَّا بي


Artinya: "Apabila seorang hamba mengucapkan 'Tiada Tuhan Selain Allah, Allah Mahabesar', maka Allah akan berkata, 'Hamba-Ku berkata benar, tiada Tuhan selain Aku, dan Aku adalah Allah Mahabesar.' Apabila seorang hamba berkata, "Tiada Tuhan selain Allah semata,' maka Allah berkata, 'Hamba-Ku berkata benar, tiada Tuhan selain Aku semata.' Apabila seorang hamba berkata, 'Tiada Tuhan selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya,' maka Allah berkata, 'Hamba-Ku berkata benar, tiada Tuhan selain Aku dan tiada sekutu bagi-Ku.' Apabila seorang hamba berkata, "Tiada Tuhan selain Allah, bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, maka Allah berkata, 'Hamba-Ku berkata benar, Tiada tuhan selain Aku, bagi-Ku segala kerajaan dan bagi-Ku segala puji.' Apabila seorang hamba berkata, 'Tiada Tuhan selain Allah, tiada daya dan upaya selain dari Allah', maka Allah berkata, "Tiada Tuhan selain Aku, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Aku." Abu Ishaq berkata, "Kemudian Al-Aghar mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak aku pahami." Aku lalu berkata kepada Abu Ja'far, "Apa yang dikatakannya?" Abu Ja'far menjawab, "Barangsiapa yang diberi rezeki dapat mengucapkan kalimat-kalimat tersebut tatkala hendak meninggal dunia, maka dia tidak akan terkena api neraka." (HR Ibnu Majah dalam kitab Sunan-nya Bab 'Fadhl La Ilaha Illallah')


2. Hadits tentang Kalimat Memuji Allah SWT dan Memohon Ampunan-Nya


حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا دَاوُدُ عَنْ عَامِرٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَاكَ تُكْثِرُ مِنْ قَوْل سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فَقَالَ خبَّرَنِي رَبِّي أَنِّي سَأَرَى عَلَامَةً فِي أُمَّتِي فَإِذَا رَأَيْتُهَا أَكْثَرْتُ مِنْ قَوْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فَقَدْ رَأَيْتُهَا { إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا }


Artinya: "Muhammad bin Al-Mutsanna menceritakan kepadaku, Abdul A'la menceritakan kepadaku, Dawud menceritakan kepada kami, dari Amir, dari Masruq, dari Aisyah bawasanya dia berkata, Rasulullah senantiasa memperbanyak ucapan, "Mahasuci Allah dan aku memujinya. Aku meminta ampunan kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya." Aku (Aisyah) bertanya, "Wahai Rasulullah, aku melihatmu memperbanyak bacaan: "Mahasuci Allah dan aku memujinya. Aku meminta ampunan kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya." Rasulullah lalu berkata, "Tuhanku mengabarkan kepadaku bahwasanya aku akan melihat tanda pada umatku. Tatkala aku melihat tanda itu, maka aku memperbanyak ucapan Mahasuci Allah dan aku memujinya. Aku meminta ampunan kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya. Dan aku benar-benar melihat tanda itu: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS An-Nashr: 1-3) (HR Muslim dari kitab 'Ash-Shalah' pada Bab 'Ma Yuqalu fi Ar-Ruku' wa As-Sujud')


3. Hadits tentang Allah SWT Mengampuni Hamba-Nya


مَا مِنْ حَافِظَيْنِ رَفَعَا إِلَى اللهِ مَا حَفِظَا مِنْ لَيْلِ أَوْ نَهَارِ فَيَجِدُ اللَّهُ فِي أَوَّلِ الصَّحِيفَةِ وَفِي آخِرِ الصَّحِيفَةِ خَيْرًا إِلَّا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي مَا بَيْنَ طَرَفَيْ الصَّحِيفَةِ


Artinya: "Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah bersabda, "Tiada dua malaikat hafizhin (yang mencatat) melaporkan kepada Allah apa yang dicatat oleh keduanya di malam atau siang hari, tidaklah terdapat di awal buku catatan dan di akhirnya kebaikan melainkan Allah Ta'ala akan mengatakan, 'Saksikanlah oleh kalian semua bahwa sesungguhnya Aku telah mengampuni hamba-Ku atas apa yang ada pada pucuk buku catatan ini." (HR Tirmidzi dalam kitab Jami pada Bab Jenazah)


4. Hadits tentang Larangan Mencela Waktu


Al-Humaidi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, dari Sa'id bin Al-Musayyib, dari Abu Hurairah, dia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda:


قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ، بيَدِى الْأَمْرُ، أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ


Artinya: "Allah berkata, 'Anak Adam menyakiti-Ku, ia mencaci maki waktu. Dan, Aku-lah Sang Waktu. Di tangan-Ku terletak segala sesuatu. Aku bolak-balikkan malam dan siang." (HR Bukhari dalam Kitab Tafsir)


5. Hadits mengenai Hamba yang Beriman dan Ingkar kepada Allah SWT


Ismail menceritakan kepada kami, dia mengatakan, Malik menceritakan kepadaku, dari Shalih bin Kaisan, dari Ubaidillah bin Utbah bin Mas'ud, dari Zaid bin Khalid Al-Juhanni, dia mengatakan, Rasulullah SAW sholat karena kami ketika sholat Subuh di Hudaibiyyah, setelah hujan turun dari langit di malam hari. Setelah selesai melakukan sholat, Nabi SAW lalu menghadap ke arah orang-orang dan beliau berkata, "Apakah kalian tahu apa yang dikatakan oleh Tuhan kalian?" Orang-orang menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Rasulullah SAW berkata:


أصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ


Artinya: "Hamba-Ku ada yang menjadi beriman kepada-Ku dan ada yang menjadi ingkar kepada-Ku. Adapun orang yang mengatakan, kami mendapat hujan karena anugerah dan rahmat dari Allah, maka orang itu adalah orang yang beriman kepada-Ku dan ingkar terhadap bintang-bintang. Adapun orang yang mengatakan, kami mendapat hujan karena bintang ini dan itu, maka orang itu ingkar kepada-Ku dan percaya kepada bintang-bintang." (HR Bukhari dalam Kitab Tafsir pada Bab Al-Istisqa')


Demikian lima contoh hadits qudsi, beserta pembahasan definisi, juga perbedaannya dengan Al-Qur'an dan hadits nabi. Semoga bermanfaat!




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads