4 Sifat yang Tidak Mungkin Ada pada Diri Rasul Allah, Apa Saja?

4 Sifat yang Tidak Mungkin Ada pada Diri Rasul Allah, Apa Saja?

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Sabtu, 11 Feb 2023 16:30 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
4 Sifat yang Tidak Mungkin Ada pada Diri Rasul (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Nabi SAW adalah teladan bagi umatnya, baik dalam ucapan hingga perbuatannya lantaran beliau memiliki perangai yang mulia. Namun di sisi lain, ada sejumlah sifat yang tidak mungkin seorang rasul Allah SWT miliki dalam dirinya. Apa saja?

Kepribadian yang tertanam pada diri nabi dan rasul tak perlu diragukan lagi, sebab pasti Allah SWT menjaga perilaku para utusan-Nya itu dari sifat-sifat tercela. Sehingga yang tersisa pada diri mereka adalah karakter panutan bagi umat yang diutus kepadanya.

Adapun bila seorang rasul punya akhlak buruk, maka misinya dalam mendakwahkan Islam tidak akan diterima oleh kaumnya. Karena tak masuk akal jika mereka mengajak manusia kepada kebaikan, sementara sikap mereka tak mencerminkan demikian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Said Hawwa dalam buku Allah dan Rasul menjelaskan, tidak mungkin bila seorang rasul punya sifat yang tercela. Jikalau begitu maka ia tidak dapat menjadi contoh bagi kaumnya, serta umatnya tak mungkin memercayai orang berperilaku tercela.

Sifat-sifat Mustahil bagi Rasul

Berikut empat sifat yang tidak mungkin ada pada rasul menukil dari buku Belajar Aqidah Akhlak:

ADVERTISEMENT

1. Kadzib

Kadzib adalah berbohong. Sebagai utusan Allah SWT, Nabi SAW tidak akan berperilaku dusta. Sebab beliau adalah manusia pilihan yang ditunjuk untuk menyampaikan wahyu dengan sebenarnya tanpa mengada-ada terhadap kaumnya

Tiap-tiap nabi dan rasul yang diutus tentu mendapat bimbingan langsung dari-Nya, sehingga terhindar dari akhlak mazmumah (tercela), baik dalam perkataan, perbuatan, hingga keputusannya

Adapun bila seorang rasul Allah SWT berbohong, maka tentu Dia akan langsung menghukumnya pula. Sebagaimana kalam-Nya dalam Surat Al-Haqqah ayat 44-47:


وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْاَقَاوِيْلِۙ لَاَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِيْنِۙ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَۖ فَمَا مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ عَنْهُ حٰجِزِيْنَۙ


Arab Latin: Wa lau taqawwala 'alainā ba'ḍal-aqāwīl(i). La'akhażnā minhu bil-yamīn(i). Ṡumma laqaṭa'nā minhul-watīn(a). Famā minkum min aḥadin 'anhu ḥājizīn(a).

Artinya: Sekiranya dia (Nabi Muhammad) mengada-adakan sebagian saja perkataan atas (nama) Kami, niscaya Kami benar-benar menyiksanya dengan penuh kekuatan. Kemudian, Kami benar-benar memotong urat nadinya. Maka, tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) darinya (pemotongan urat nadi itu).


2. Khiyanat

Khiyanat artinya ingkar atau berkhianat. Di mana rasul Allah SWT tak mungkin menyalahi dari tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya.

Berkhianat merupakan salah satu ciri orang munafik, sementara utusan yang dipilih oleh-Nya tidak mungkin munafik. Meskipun munafik sekali pun, Dia tak akan memilih manusia berperilaku buruk.

3. Kitman

Artinya menyembunyikan atau tidak menyampaikan wahyu yang diberikan kepadanya. Semua ajaran yang disampaikan Allah SWT pasti diutarakan kembali pada umat manusia, walau perkara terkecil pun. Lantaran tugas utama dari rasul adalah menyampaikan wahyu-Nya.

Adapun Rasulullah SAW dengan semangat dan penuh rasa tanggung jawab menyebarluaskan ajaran beserta syariat agar kehidupan umatnya dapat selalu terbimbing oleh kebenaran, tidak terjerumus kesesatan.

4. Baladah

Baladah berarti bodoh, dan para utusan Allah SWT jauh dari sifat ini. Adapun jika seorang rasul tak punya kecerdasan, maka ia tak mungkin mampu menyelesaikan berbagai persoalan umat berdasarkan ajaran-Nya.

Sementara kehidupan manusia pasti diterjang berbagai permasalahan, dan agar bisa melewatinya sesuai ketentuan Allah SWT, maka mereka bertanya kepada Nabi SAW. Bila mana seorang rasul bodoh, maka ia tidak bisa membimbing kaumnya.

Demikian penjelasan mengenai empat sifat yang tidak mungkin ada pada rasul atau disebut sifat mustahil bagi mereka, semoga bermanfaat!




(aeb/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads