Bacaan Doa Sujud Tilawah Lengkap dengan Syarat, Rukun, dan Tata Caranya

Sholat — Bacaan Doa Sujud Tilawah (Foto: iStock)

Jakarta -

Doa sujud tilawah bisa diamalkan oleh muslim ketika melaksanakan sujud tilawah. Sujud ini termasuk ke dalam salah satu sunnah Rasulullah SAW.

Sujud tilawah berasal dari dua kata dasar bahasa Arab, yang mana sujud artinya tunduk dan merendahkan diri sedangkan tilawah berarti membaca Al-Qur'an. Jadi, sujud tilawah adalah sujud yang terjadi karena membaca Al-Qur'an, seperti yang disebutkan dalam buku Serba-serbi Sujud Tilawah tulisan Maharati Marfuah, Lc.

Sementara itu, keutamaan sujud tilawah yakni setan akan menjauhinya sambil menangis sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata; "Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka," (HR Muslim).

Sujud tilawah merupakan sujud yang dikerjakan karena membaca atau mendengar bacaan ayat-ayat sajdah di dalam maupun di luar sholat. Ayat sajdah tersebut terdapat pada salah satu ayat dalam surah Al A'raf, Ar Ra'd, An Nahl, Al Isra', Maryam, Al Furqan, An Naml, As Sajdah, Fussilat, An Najm, Al Insyiqaq, Al 'Alaq, serta Al Hajj yang memiliki dua ayat sajdah.

Umumnya bacaan ayat sajdah ditandai dengan simbol seperti kubah. Ada juga lain yang digunakan seperti tulisan kecil berlafazkan as-sajdah. Dalil pengerjaan sujud tilawah tersebut dinukil dalam hadits yang berbunyi,

"Wahai sekalian manusia. Kita telah melewati ayat sajadah. Barangsiapa bersujud, maka dia mendapatkan pahala. Barangsiapa yang tidak bersujud, dia tidak berdosa." Kemudian 'Umar pun tidak bersujud," (HR Bukhari)

Doa Sujud Tilawah

Dalam buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII yang ditulis oleh H Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah dijelaskan bahwa doa yang dibaca saat melakukan sujud tilawah didasarkan dalam sebuah hadits, yaitu dari Aisyah RA.

Ia mengatakan, kala itu Nabi Muhammad SAW biasa membaca dalam sujud tilawah di malam hari beberapa kali bacaan doa sebagai berikut.

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Arab latin: Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam'ahu, wa bashorohu bi khaulihi wa kuuwatihi fatabarakallahu ahsanul kholiqiin

Artinya: Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta," (HR Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Tirmidzi, dan Nasa'i)

Syarat Sujud Tilawah

Berkaitan dengan syarat sujud tilawah Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam bukunya yang bertajuk Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah, mazhab Syafi'i berpandangan kalau sujud tilawah bisa dilaksanakan karena dua sebab, yaitu membaca dan mendengar ayat sajdah.

Jadi, pembaca harus dalam kondisi diperbolehkan untuk membaca ayat sajdah. Orang dalam keadaan diharamkan, seperti sedang junub atau dalam keadaan dimakruhkan, seperti ketika ruku saat sholat, tidak disunnahkan melakukan sujud tilawah.

Sementara itu, orang yang tengah melakukan sholat jenazah tidak perlu melakukan sujud tilawah. Tetapi, khatib tetap disunnahkan untuk melakukannya apabila membaca ayat sajdah saat berkhutbah, namun jamaah tidak diwajibkan.