Rasulullah SAW melakukan Isra Mi'raj pada malam 27 Rajab dengan melewati setiap lapisan langit ditemani Malaikat Jibril. Di langit kedua, beliau bertemu dengan Nabi Isa AS dan satu nabi lain.
Disebutkan dalam Jawami' As-Sirah An-Nabawiyah karya Ibnu Hazm al-Andalusi dan diterjemahkan oleh Indi Aunullah, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Perjalanan kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha dengan melewati setiap lapisan langit.
Kisah perjalanan spiritual tersebut diceritakan dalam Kitab al-Isra' wa al-Mi'raj karya Ibnu Hajar As-Asqalani dan Imam as-Suyuthi sebagaimana diterjemahkan Arya Noor Amarsyah dengan bersandar hadits yang dikeluarkan Imam Muslim dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani, dari Anas ibn Malik RA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam riwayat tersebut diceritakan, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam AS di langit dunia. Kemudian, beliau melanjutkan perjalanan ke langit kedua. Di tempat ini beliau bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS.
Dua nabi tersebut menyambut kedatangan Rasulullah SAW dengan baik dan mendoakan beliau dengan baik pula. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
"Selanjutnya kami dinaikkan ke langit kedua. Jibril AS juga meminta agar pintu langit itu dibukakan. Dia pun ditanya oleh penjaga pintunya, 'Siapa kamu?'
Jibril menjawab, 'Aku Jibril.'
Jibril ditanya lagi, 'Siapa yang bersamamu?'
Dia menjawab, 'Muhammad.'
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, 'Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah?'
Jibril menjawab, 'Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah).'
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan dua orang sepupuku, yaitu Isa ibn Maryam AS dan Yahya ibn Zakariya AS. Keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku."
Usai bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS di langit kedua, Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan ke langit ketiga dan bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Lalu, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris AS.
Perjalanan masih berlanjut hingga langit ketujuh dan Sidratul Muntaha. Sebelum sampai ke sana, beliau bertemu dengan Nabi Harun AS di langit kelima dan Nabi Musa AS di langit keenam. Lalu, bertemu dengan Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh.
Sosok Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS
Nabi Isa AS adalah putra Maryam, seorang wanita yang dimuliakan Allah SWT. Nabi Isa AS diutus untuk berdakwah kepada kaum bani Israil agar kembali menyembah Allah SWT.
Disebutkan dalam Kitab An-Nihayah fi Al-Fitan wa Al-Malahim karya Imam Ibnu Katsir, Allah SWT akan mengutus Nabi Isa AS turun ke bumi menjelang kiamat. Hal ini diterangkan dalam riwayat Abu Syuraihah Hudzaifah bin Usaid, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya: (1) terbitnya matahari dari barat, (2) asap, (3) binatang melata, (4) munculnya Ya'juj dan Ma'juj, (5) keluarnya Dajjal, (6) munculnya Isa bin Maryam, (7) tiga gerhana; gerhana di barat (8) gerhana di timur, (9) gerhana di Jazirah Arab, (10) api yang keluar dari dasar Aden yang menggiring manusia atau mengumpulkan manusia dan bersama mereka di mana saja berada." (HR Muslim, Ahmad, dan lainnya. Ibnu Katsir mengatakan hadits ini shahih)
Adapun, Nabi Yahya AS adalah putra dari Nabi Zakaria AS yang tak lain adalah paman Maryam, ibunda Nabi Isa AS. Nabi Yahya AS lahir saat ayahnya menginjak usia senja.
Ia diutus untuk melanjutkan dakwah ayahnya. Sejak kecil, Nabi Yahya AS sudah hafal Kitab Taurat. Nabi Yahya menyukai ibadah dengan ketinggian ilmunya. Demikian seperti diceritakan dalam buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Quran karya Adil Musthafa Abdul Halim.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi