Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa istri salah satunya adalah Zainab. Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dan Zainab merupakan perintah langsung dari Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 38:
مَّا كَانَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ ٱللَّهُ لَهُۥ ۖ سُنَّةَ ٱللَّهِ فِى ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلُ ۚ وَكَانَ أَمْرُ ٱللَّهِ قَدَرًا مَّقْدُورًا
Arab latin: Mā kāna 'alan-nabiyyi min ḥarajin fīmā faraḍallāhu lah, sunnatallāhi fillażīna khalau ming qabl, wa kāna amrullāhi qadaram maqdụrā
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku."
Melansir situs Quran Kemenag bahwa Surat Al Ahzab ayat 38 memiliki tafsir atas perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk menikahi Zainab. Pernikahan tersebut sudah menjadi ketetapan yang Allah SWT berikan kepada Zainab.
Lewat turunnya Surat Al Ahzab ayat 38, Allah SWT menguatkan hati Nabi Muhammad SAW atas pernikahan tersebut. Sebab, pada saat Nabi Muhammad SAW banyak dicela oleh orang-orang Yahudi karena memiliki istri banyak.
Kisah Pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Zainab
Mengutip buku Tafsir Juz 22: Al-Izzah Fa Man Yaqnut oleh Prof. Dr. Yunan Yusuf, bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki seorang budak bernama Zaid. Dia adalah anak orang kesayangan Nabi sehingga dijuluki sebagai Hubbu Rasulillah (kesayangan Rasul).
Suatu hari, Zaid memutuskan untuk bercerai dengan istrinya yakni Zainab. Mendengar hal tersebut Nabi menganjurkan Zaid untuk tidak bercerai meski perceraian dibolehkan dalam Islam, namun tetap dibenci oleh Allah SWT.
Saat Zainab diceraikan oleh Zaid, timbul rasa kasihan terhadap janda tersebut. Nabi Muhammad tidak ingin orang yang berada di lingkungan dekatnya bersedih, gundah gulana, dan tidak ada yang mengurusi.
Berkenaan dengan hal tersebut, Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan menyampaikan wahyu dari Allah. Wahyu tersebut menerangkan bahwa Zainab binti Jahsy adalah jodoh bagi Nabi Muhammad, bukan untuk Zaid.
Dalam kitabnya, Imam Az Zuhri berkata:
"Jibril turun kepada Nabi SAW memberitahukan kepada beliau bahwa Allah SWT akan menikahkannya dengan Zainab binti Jahasy ra, itulah yang disembunyikan oleh Nabi SAW dalam hatinya."
Menyikapi hal tersebut Nabi SAW sempat khawatir akan pandangan miring masyarakat Jahiliyah karena beliau menikahi mantan istri anak angkatnya sendiri. Dalam sebuah hadits riwayat Anas ra dikatakan bahwa:
"Ketika telah berakhir iddah Zainab, Nabi Muhammad SAW berkata kepada Zaid bin Haritsah menemuinya yang sedang meragikan adonan roti.
Dia berkata: 'Ketika aku melihatnya, dia begitu agung dalam jiwaku sehingga aku tak sanggup memandangnya dan aku berkata: 'Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menceritakan tentangnya dan aku berkata: 'Hai Zainab, bergembiralah. Nabi Muhammad SAW mengutusku untuk menceritakan tentangmu."
Zainab pun berkata, "Aku tidak akan berbuat apa-apa sebelum meminta pertimbangan dari Rabb-ku".
Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dan Zainab menjadikan pandangan masyarakat Arab jahiliyah terhadap laki-laki yang menikahi janda atau istri anak angkatnya sendiri pudar. Hal tersebut juga menjadi awal babak baru hukum kekeluargaan yang ada di Arab.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah