Menukil buku Ringkasan Shahih Bukhari karangan Muhammad Nasir al-Din Albani, pada satu momen, Rasulullah SAW hendak memberitahukan umatnya tentang kapan terjadinya Lailatulqadar. Hal itu pun tertunda setelah Rasulullah SAW melihat ada dua umatnya yang tengah berselisih.
Baca juga: Keutamaan Sholat pada Malam Lailatul Qadar |
Pada saat yang sama, Rasulullah SAW tiba-tiba kehilangan ingatan tentang waktu terjadinya Lailatulqadar. Hal ini pernah diceritakan Ubadah ibnush-Shamit yang berkata,
خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ليُخْبِرَ بِليلةِ القَدْرِ، فَتَلَاحَى رَجُلاَنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ، فَقَالَ النبيُّ ﷺ: إِنِّيْ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ القَدْرِ، فتلاحَى فُلَانٌ وَفُلاَنٌ، فَرُفِعَتْ، فَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا لَكُمْ، فَالْتَمِسُوْهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
Artinya: Nabi keluar untuk memberitahukan kepada kami mengenai waktu tibanya Lailatulqadar. Kemudian ada dua orang lelaki dari kaum muslimin yang berdebat. Beliau bersabda, "(Sesungguhnya aku) keluar untuk memberitahukan kepadamu tentang waktu datangnya Lailatulqadar, tiba-tiba si Fulan dan si Fulan berbantah-bantahan. Lalu, diangkatlah pengetahuan tentang waktu Lailatulqadar itu, namun hal itu lebih baik untukmu. Maka dari itu, carilah dia (Lailatulqadar) pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima (pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan)." (HR Bukhari)
Dalam riwayat hadits lainnya turut diceritakan kisah serupa. Saat itu Rasulullah SAW sedang beri'tikaf di sebuah tenda pada sepuluh malam yang kedua di bulan Ramadan untuk mencari Lailatulqadar.
Lalu, sampailah pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, Allah SWT memperlihatkan pada Rasulullah SAW bahwa Lailatulqadar turun pada malam itu. Rasulullah pun bergegas untuk mengabarkan pada umatnya terkait kedatangan Lailatulqadar tersebut hingga melihat kedua sahabatnya berselisih.
Rasulullah SAW bersabda yang dikutip dari Mukhtasar Shahih Muslim oleh Syekh M. Nashiruddin al-Albani, "Wahai manusia, sesungguhnya, Lailatulqadar itu telah diperlihatkan kepadaku, lalu aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian, tetapi ada dua orang yang bercekcok mulut mengaku benar sendiri sehingga dibarengi setan. Oleh karena itu aku dibuat lupa untuk menentukannya."
Ulama menafsirkan, maksud perkara yang diangkat dari hadits di atas bukanlah ketetapan Lailatulqadar. Melainkan, ketepatan malam turunnya Lailatulqadar dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan yang luput dari ingatan Rasulullah SAW.
Meski hingga kini kerahasiaan waktu Lailatulqadar masih milik Allah SWT, para ulama pun membahas hikmah di baliknya. Menurut Dr. Thâriq Muhammad dalam Rahasia Puasa Menurut 4 Mazhab, bila satu orang saja mengetahui waktu Lailatulqadar secara pasti, ada kekhawatiran dia hanya akan giat pada satu malam itu saja dan bermalas-malasan pada malam-malam lainnya.
Di samping itu, ulama lain juga berpendapat, kerahasiaan Lailatulqadar ini pada dasarnya untuk menjaga umat Islam dari perselisihan, perpecahan, dan permusuhan. Ada juga yang berpendapat, Lailatulqadar masih menjadi misteri semata-mata agar umat Islam selalu giat untuk beramal saleh.
Adapun Lailatulqadar atau malam yang penuh kemuliaan memang seakan seperti kejutan yang datang pada seorang muslim. Hal yang pasti diyakini soal waktu kedatangan Lailatulqadar yakni, Lailatulqadar terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan sesuai arahan Rasulullah SAW.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Carilah Lailatulqadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari)
Ketidakpastian waktu kedatangan Lailatulqadar ini pun melahirkan sejumlah prediksi dari para ulama besar, seperti Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin maupun ulama Mazhab Syafi'i.
Menurut Imam Al Ghazali, waktu jatuhnya malam Lailatulqadar ada kesesuaian dengan hari pertama dimulainya Ramadan. Kemudian para ulama mazhab Syafi'i berpendapat, Lailatulqadar disebut jatuh pada 21 dan 23 Ramadan.
Simak Video "Nikmatnya Jalani Ibadah Ramadan di Masjid Ka'bah Makassar"
[Gambas:Video 20detik]
(rah/kri)
Komentar Terbanyak
Hukum Patung dalam Ajaran Islam, Boleh atau Tidak?
Setan Dibelenggu pada Bulan Ramadan Menurut Hadits, Benarkah Demikian?
Dukung Gus Yahya, Para Guru Besar Siap Globalkan Fikih Peradaban