Nabi Idris adalah keturunan Adam yang pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT setelah Adam dan Syits. Pernyataan ini disebutkan dalam buku yang berjudul Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul oleh Ust. Fatih. Hal tersebut sebagaimana tertulis pada surat Maryam ayat 58, mengisahkan silsilah Nabi Idris yang termasuk keturunan Nabi Adam. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْرَٰٓءِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَٱجْتَبَيْنَآ ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُ ٱلرَّحْمَٰنِ خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَبُكِيًّا
Artinya: "Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis." (QS. Maryam: 58)
Kemudian, Nabi Idris memiliki gelar "Singa Allah" karena Nabi Idris dikenal memiliki pribadi yng tidak pernah merasa takut berhadapan dengan umatnya yang kafir. Selanjutnya, beliau juga diberikan gelar oleh Allah SWT sebagai Asadul Usud sebab beliau tidak pernah berputus asa ketika Allah memerintahkannya untuk menyebarkan agama Islam.
Sifat Terpuji Nabi Idris
Nabi Idris telah dianugerahi kepandaian dalam berbagai bidang ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat yang mempermudah pekerjaan masyarakat. Berikut ini adalah kemampuan dan kepandaian Nabi Idris:
1. Giat Berdakwah
Pada awalnya, Nabi Idris diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama di Babilonia, Irak kuno. Tetapi, akhirnya dia berhijrah ke Mesir karena penduduk Babilonia tidak bisa menerima apa yang diajarkan Nabi Idris. Dalam kehidupan sehari-hari, Nabi Idris dikenal sebagai seseorang yang gembar bertasbih kepada Allah. Beliau juga melakukan perbuatan baik, seperti belajar, menulis, dan menjahit.
2. Cerdas dan Berpengetahuan Luas
Nabi Idris merupakan manusia pertama yang mengajarkan cara menulis dan membaca kepada umat manusia. Kemampuan tersebut dijelaskan dalam surah Al-Alaq ayat 4-5 yang berbunyi sebagai berikut:
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
"Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam." (QS Al-Alaq: 4)
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
"Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-Alaq: 5)
Allah SWT telah memberikan banyak Ilmu pengetahuan yang berlimpah kepada Nabi Idris. Selain membaca dan menulis, Nabi Idris juga pandai dalam merawat kuda, memahami ilmu falak atau perbintangan, dan pandai dalam ilmu hitung.
3. Manusia Pertama yang Bisa Menulis
Kitab Henokh merupakan kitab yang dianggap sebagai kitab yang ditulis oleh Nabi Idris yang ditemukan. Para ilmuwan pernah menemukan beberapa potongan naskah kuno yang diklaim berkaitan dengan Nabi Idris.
Nasihat dari Sifat Terpuji Nabi Idris
Melansir pada buku Kumpulan Kisah Teladan yang ditulis oleh Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA. Dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D, di antara beberapa nasihat yang berdasarkan pada sifat terpuji Nabi Idris As ialah:
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah untuk membawa kemenangan.
2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
3. Apabila kamu memohon sesuatu daripada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian puasa dan beribadah..
4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5. Janganlah iri terhadap orang yang memiliki kemujuran dalam nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya tersebut.
Beberapa sifat terpuji dan kemampuan yang dimiliki oleh Nabi Idris bisa menjadi motivasi umat Islam agar tidak pernah putus asa dan selalu ingin belajar.
Simak Video "Jual Parsel Buah-buahan, Pedagang Lumajang Raih Untung 10 Kali Lipat"
[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Hukum Patung dalam Ajaran Islam, Boleh atau Tidak?
Setan Dibelenggu pada Bulan Ramadan Menurut Hadits, Benarkah Demikian?
Dukung Gus Yahya, Para Guru Besar Siap Globalkan Fikih Peradaban