Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan dalam ajaran Islam. Dari sekian banyak jenis puasa, terdapat satu bentuk puasa yang jarang dibicarakan, namun memiliki makna spiritual yang mendalam, yaitu puasa Nabi Idris.
Puasa ini kembali menjadi perhatian setelah Ustaz Maulana, seorang pendakwah kondang di Indonesia, diketahui rutin menjalankannya sejak kepergian sang istri pada 2019. Melalui puasa ini, Ustaz Maulana berusaha menahan diri dari hawa nafsu dan memperkuat kedekatannya dengan Allah SWT.
Kisah Nabi Idris dan Amalan Puasanya
Nabi Idris AS merupakan salah satu nabi yang namanya disebut dalam Al-Qur'an. Ia dikenal sebagai seorang nabi yang cerdas, ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan memiliki berbagai amalan ibadah yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu amalan utama Nabi Idris adalah puasanya yang sangat konsisten sepanjang hidupnya. Dalam kitab Qashash al-Anbiya karya Ibnu Katsir, disebutkan Nabi Idris menjalankan puasa Dahr, yaitu puasa sepanjang tahun kecuali pada hari-hari yang diharamkan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Puasa Dahr bukanlah puasa yang diwajibkan bagi muslim. Meskipun demikian, Nabi Idris menjalankannya dengan penuh ketekunan sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT. Bahkan, setelah berbuka, ia melanjutkan malamnya dengan salat hingga terbit fajar. Ibadah ini menjadi contoh kesalehan dan ketakwaan yang tinggi, namun tidak diwajibkan.
Hukum Puasa Nabi Idris
Secara syariat, puasa Nabi Idris termasuk dalam kategori puasa sunah. Artinya, ibadah ini tidak diwajibkan, namun jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala. Hukum puasa Nabi Idris tidak tertulis secara eksplisit dalam Al-Qur'an maupun hadis yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Namun, praktik ini lebih merupakan tradisi ibadah yang dilakukan Nabi Idris sebagai bentuk kedekatan spiritual dengan Allah SWT. Beberapa ulama menjelaskan bahwa puasa seperti ini tidak dianjurkan bagi muslim dalam syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Meski begitu, semangat dan ketekunan Nabi Idris dalam berpuasa tetap menjadi inspirasi, terutama dalam menjalankan puasa-puasa sunah yang lebih moderat, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau puasa di bulan Sya'ban dan Dzulhijjah.
Niat dan Tata Cara Puasa Nabi Idris
Bagi muslim yang ingin menjalankan ibadah puasa sunah dengan meneladani Nabi Idris, bisa mengamalkannya sesuai syariat. Berikut niat puasa dan tata cara mengerjakan puasa Nabi Idris.
1. Niat Puasa Nabi Idris
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghodin sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat berpuasa sunnah esok hari karena Allah Ta'ala.
Tata Cara
Cara menjalankan puasa Nabi Idris tidak berbeda dengan puasa sunah pada umumnya. Muslim berpuasa mulai waktu subuh dan berbuka saat mendengar azan magrib.
Puasa Nabi Idris bisa dikerjakan sepanjang tahun. Sementara puasa ini tidak boleh dilakukan pada hari-hari yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Setelah buka puasa, Nabi Idris melanjutkan ibadah dengan salat sepanjang malam hingga matahari terbit. Ini menekankan pentingnya konsistensi dalam ibadah setelah berbuka.
Keistimewaan dan Manfaat Puasa Nabi Idris
Puasa Nabi Idris mengandung banyak hikmah yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi muslim. Ada sejumlah keutamaan dan manfaat puasa Nabi Idris.
Pertama, kemampuan mengendalikan hawa nafsu. Dalam menjalankan puasa, seseorang dilatih untuk menahan diri dari makan, minum, dan perilaku yang dapat membatalkan puasa, sehingga membangun disiplin diri yang kuat dan kesabaran.
Kedua, kedekatan spiritual dengan Allah SWT. Dengan menahan keinginan duniawi sepanjang hari, muslim didorong untuk memperbanyak zikir, salat, dan amalan-amalan ibadah lainnya, mengikuti teladan Nabi Idris yang tekun dalam beribadah.
Sementara itu, manfaat kesehatan juga dapat diperoleh dari praktik puasa Nabi Idris. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:
"Berpuasalah niscaya kalian akan sehat (HR. Ath-Thabrani dalam Mu'jam al-Awsath). Dalam puasa, tubuh mendapatkan kesempatan untuk beristirahat dari proses pencernaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan metabolisme dan sistem imunitas tubuh."
Puasa Nabi Idris dalam Konteks Modern
Meskipun puasa Dahr yang dilakukan Nabi Idris tergolong berat dan tidak disyariatkan dalam Islam saat ini, semangat serta dedikasinya dalam beribadah tetap relevan sebagai motivasi bagi muslim.
Sebagai alternatif, muslim dapat menjalankan puasa-puasa sunah yang dianjurkan dalam Islam, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, atau puasa pada hari-hari khusus seperti Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah).
Dengan menjalankan puasa sunah yang lebih moderat, muslim dapat tetap meraih keutamaan puasa tanpa mengabaikan keseimbangan antara ibadah, kesehatan, dan kewajiban duniawi.
Puasa Nabi Idris adalah contoh ibadah yang penuh dedikasi dan tekad. Namun, pelaksanaannya tetap harus disesuaikan kemampuan masing-masing dan tuntunan syariat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)











































