Melansir pada buku Akhlak Islam yang ditulis oleh Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, Imam Abu Hamid Al-Ghazali menjelaskan bahwa khuluq (akhlak) kata yang digunakan untuk menyebut suatu karakter (hai'ah) yang tertanam di dalam jiwa, darinya, kemudian muncul berbagai perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan pikiran dan nalar.
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut dengan akhlak apabila memenuhi syarat. Syarat tersebut sebagaimana dikutip dari halaman Kemenag, yaitu:
1. Perbuatan tersebut dilakukan berulang-ulang. Apabila perbuatan tersebut dilakukan hanya sesekali saja, maka tidak dapat disebut dengan akhlak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Perbuatan tersebut muncul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulu sehingga benar-benar merupakan suatu kebiasaan.
"Apabila karakter itu muncul perbuatan baik yang menurut akal dan menurut syariat, maka akhlak tersebut disebut dengan akhlak baik. Sedangkan, apabila yang muncul ialah perbuatan-perbuatan buruk, maka disebut dengan akhlak buruk (khuluq sayyi')." Tulis Syaikh Yusuf Al-Qadharawi dalam bukunya yang berjudul Akhlak Islam.
Al-Ghazali juga menjelaskan bahwa tujuan dari akhlak mulia bahwa, "Tujuan akhir dari akhlak adalah memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menanamkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT. Maka, tidak ada sesuatu yang lebih dicintai selain berjumpa dengan Allah SWT dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali karena dan untuk Allah SWT." (Al-Ghazali, 1968: 127)
Allah SWT memerintahkan manusia agar senantiasa berakhlak tasawuf dengan bertaubat membersugjab diri dan selalu memohon ampun kepada-Nya. Sebagaimana yang tertulis pada surah At Tahrim ayat 8 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS. At-Tahrim: 8)
Penerapan Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai seorang muslim, hendaknya perlu untuk menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji, antara lain:
1. Adil dan bijaksana dalam menghadapi dan memutuskan sesuatu.
2. Berani dalam segala hal yang positif.
3. Ikhlas dalam melaksanakan setiap amal perbuatan semata-mata karena suatu dosa.
4. Bermusyawarah dalam mengambil sebuah keputusan.
5. Sabar dalam menghadapi setiap cobaan atau melaksanakan kewajiban ibadah kepada Tuhan.
6. Menyadari kesalahan dan segera untuk bertaubat meminta ampun kepada Allah SWT apabila berbuat dosa.
7. Bertawakal setelah segala usaha dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
8. Mengutamakan perdamaian daripada permusuhan yang dapat memecah belah.
9. Menjauhi sifat-sifat yang dapat membuat hati menjadi kotor. Seperti sifat iri hati dan dengki.
10. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan atau musibah yang dijatuhkan.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi