Sifat maupun akhlak tercela yang dimiliki seseorang bisa mendatangkan dosa. Untuk itu diperlukan penyucian diri dan jiwa dengan sungguh-sungguh agar tabiat tersebut bisa benar-benar hilang. Salah satu caranya bisa dengan menerapkan metode mujahadah an-nafs.
Makna Mujahadah An-Nafs
Ulama Raghib al-Ashfahani dalam buku Hakekat Tasawuf oleh Abdul Qadir Isa mengatakan bahwa jihad dan mujahadah berarti mencurahkan segala kemampuan untuk melawan musuh. Adapun jihad menurutnya terbagi tiga, yakni; berjuang melawan musuh yang tampak, berjuang melawan setan, dan berjuang melawan hawa nafsu.
Perlawanan terhadap hawa nafsu inilah yang dikenal sebagai mujahadah an-nafs. Sesuai perkataan Malik bin Dinaar dalam Kitab al-Kamil fiil lughoh wal adab:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
جَاهِدُوا أَهْوَاءَكُمْ كَمَا تُجَاهِدُونَ أَعْدَاءَكُمْ
Artinya: "Berjihadlah kalian melawan hawa nafsu kalian, sebagaimana kalian berjihad melawan musuh-musuh kalian."
Imam Ghazali dalam Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam oleh M Izzudin Taufiq mendefinisikan kata mujahadah an-nafs, yakni usaha seseorang untuk mengolah dirinya dengan baik.
Abdul Qadir Isa mengungkapkan bahwa berjuang melawan hawa nafsu bukanlah mencabut akar keburukannya. Tetapi dengan mengubah dan mengarahkannya kepada kebaikan sesuai kehendak dan ridha Allah SWT. Sebab sifat dan akhlak yang kurang baik bisa diubah dengan membiasakan diri dengan hal baik.
Perintah untuk Mujahadah An-Nafs
Allah dalam Surah Al-Ankabut ayat 69 memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berjuang dalam melawan hawa nafsu pada diri sendiri:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
Arab Latin: Wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama'al-muḥsinīn
Artinya: Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.
Ibnu Al-Jauzi dalam Hakekat Tasawuf, berpendapat bahwa jihad pada ayat ini adalah perlawanan terhadap hawa nafsu. Sebagaimana Al-Qurthubi mengatakan bahwa ayat ini turun sebelum diwajibkannya jihad terhadap orang kafir.
Adapun Nabi SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan dari Fadhalah bin Ubaid:
الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللَّهِ
Artinya: "Yang disebut mujahid adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya untuk taat kepada Allah." (HR Tirmidzi & Baihaqi)
Metode Mujahadah An-Nafs yang Benar
Masih dari buku Hakekat Tasawuf, hal yang bisa dilakukan untuk penyucian diri adalah dengan menyadari terlebih dahulu bahwa nafsu dalam diri merupakan penghalang seseorang agar bisa dekat dengan Allah SWT.
Kemudian, orang tersebut perlu membebaskan dirinya dari segala maksiat yang berkaitan dengan anggota tubuh, seperti berbohong dengan lisan, melihat aurat degan mata, dan sebagainya. Lalu hiasi anggota badan itu dengan amalan serta ibadah ketaatan kepada Allah.
Lalu berpindah untuk menyucikan hatinya dari berbagai penyakitnya, seperti sombong, riya, serta dendam. Dan mengusahakan hati agar terus berbaik sangka kepada siapa saja termasuk Allah, ikhlas, juga tawadhu.
Mujahadah an-nafs tentu harus disertai dengan sejumlah amalan yang mengingatkan kepada Allah SWT. Disebutkan dalam buku Ibadah Tanpa Beban oleh Moch. Syarif Hidayatullah, seseorang yang hendak melawan hawa nafsunya, hendaklah; berpuasa, melaksanakan ibadah tambahan, menghidupkan waktu malam, menjauhi serta meninggalkan hal-hal yang bisa menimbulkan dan mendatangkan hawa nafsu.
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza