Bermegah-megahan Bangun Masjid, Salah Satu Tanda Kiamat

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 23 Des 2022 09:00 WIB
Ilustrasi. Salah satu tanda kiamat adalah bermegah-megahan dalam membangun masjid. (Foto: AFP Photo/Joel Saget)
Jakarta -

Rasulullah SAW sudah pernah menjelaskan tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat melalui keterangan haditsnya. Salah satunya, ada hadits yang menyebut banyaknya orang yang bermegahan membangun masjid merupakan satu dari banyaknya tanda kiamat.

Keterangan tersebut disandarkan dari hadits dengan sanad shahih yang dikisahkan oleh Anas bin Malik RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah menyebutkan salah satu tanda datangnya hari kiamat sebagai berikut.

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ

Artinya: "Tidak akan terjadi hari kiamat sampai manusia bermegah-megahan dengan masjid-masjid(nya)," (HR Ibnu Majah)

Menurut Kitab Jami'ul Ushul karangan Ibnu Atsir, ukuran bermegahan tersebut dimaksudkan seperti membangun masjid dengan memberi berbagai lukisan, ukiran, atau hiasan di dalamnya. Sementara makna memperindah masjid itu ditafsirkan dengan melapisi dinding-dindingnya dengan emas.

Keadaan tersebut juga disamakan seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani yang memperindah rumah ibadah mereka sebagaimana termaktub dalam hadits berikut,

لتُزَخْرِفُنَّها كما زَخْرَفَت اليهود والنصارى

Artinya: "Kelak kalian benar-benar akan memperindah masjid sebagaimana orang Yahudi dan Nasrani memperindah (rumah ibadah mereka)." (HR Bukhari)

Lebih lanjut, Kitab Umdatu al Qaru Syarh Shahih al Bukhari menjelaskan, bermegahan membangun masjid juga dimaknai dengan tidak memfungsikan masjid sebagaimana mestinya. Sebaliknya, mereka sibuk dengan pengkonstruksian fisik dan tidak menggunakannya untuk zikir dan membaca Al-Qur'an.

"Mereka menghiasinya, memperindahnya, kemudian mereka duduk di dalamnya, mereka emmbanggakan dan saling berdebat tetapi tidak sibuk dengan zikir, membaca Qur'an dan salat," demikian bunyi kitab tersebut yang diterjemahkan Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto, Lc., M.A. al-Hafizh dalam buku Fikih Akhir Zaman.

Di samping itu, dikutip dari buku Shalatul Mu`min karangan Dr. Sa`id bin `Ali bin Wahf Al-Qahthani, Rasulullah SAW sebetulnya sudah melarang muslim untuk mempermegah dan memperindah bangunan masjid. Sebaliknya, beberapa hadits memerintahkan agar muslim senantiasa berlaku sederhana dalam membangunnya.

Rasulullah SAW pernah bersabda dalam salah satu hadits yang diceritakan dari Ibnu Abbas RA dan dishahihkan Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud,

ما أُمِرْتُ بِتَشْيِيد المساجد

Artinya: "Aku tidak diperintah untuk mempermegah bangunan masjid." (HR Abu Dawud)

Bahkan menurut keterangan hadits Abu Sa'id Al Khudri RA, Rasulullah SAW membangun atap Masjid Nabawi dengan pelepah kurma. Berikut bunyi haditsnya,

"Atap masjid (Nabawi) terbuat dari pelepah kurma." (HR Bukhari)

Salah seorang sahabat nabi Umar bin Khattab RA turut melarang bermegahan membangun masjid. Ia hanya memerintahkan pembangunan masjid secara sederhana sesuai fungsinya dalam hadits berikut.

"Buatlah atap supaya manusia terlindungi dari hujan, namun jauhilah memberi warna merah atau kuning karena yang seperti itu bisa mengganggu orang (ketika mengerjakan salat)." (HR Bukhari)



Simak Video "Video Youtuber Jember yang Hina Nabi Muhammad Ditangkap"

(rah/erd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork