Sepakat! Ulama Indonesia dan Malaysia Teken MoU Pembangunan Pesantren Turots

Sepakat! Ulama Indonesia dan Malaysia Teken MoU Pembangunan Pesantren Turots

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Sabtu, 17 Des 2022 14:39 WIB
Ulama Indonesia dan Malaysia Teken MoU Pembangunan Pesantren Turots
Ulama Indonesia dan Malaysia Teken MoU Pembangunan Pesantren Turots. Foto: Ihya Turots Ulama Nusantara
Jakarta -

Yayasan Ihya Turats Nusantara dari Indonesia dan Yayasan Restu dari Malaysia sepakat melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk membangun pondok pesantren yang fokus pada peningkatan literasi agama. Salah satunya adalah penulisan Al-Qur'an dan Turots atau manuskrip para ulama di kawasan Nusantara.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik, Jawa Timur pada Rabu (14/12/2022).

Dalam kesepakatan ini, pondok pesantren yang akan dibangun bernama "Nasyut Turots" dan bertempat di Pasuruan, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan dari nota kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan mutu perjuangan agama, terutama di bidang penguatan para muallif, muhaqqiq, dan khatat. Sebab kami meyakini ketiga bidang ini memiliki pengaruh signifikan dalam pengembangan literasi di kalangan Dunia Islam," kata Dr. Muhammad Najib AR, selaku Wakil Ketua Yayasan Ihya Turots, Sabtu (17/12/2022).

Muhammad Najib dalam keterangan rilis yang diterima detikHikmah menjelaskan, pondok selevel perguruan Tinggi Strata 1 (S1) ini akan mempunyai spesialisasi setidaknya di bidang teknik penulisan kitab (ta'lif), teknik kurasi (tahqiq), dan kaligrafi (khat).

ADVERTISEMENT

Wakil Ketua Yayasan Ihya Turots juga menambahkan, upaya mencetak para muallif perlu dilakukan kembali untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di bidang agama. Hal ini sejalan dengan semangat NU yang tengah memasuki abad keduanya.

Tentunya dengan meningkatnya kapasitas pada sektor ta'lif, tahqiq dan khat di masa depan kita akan menjadi rujukan pengetahuan agama seperti di masa lampau.

"Sebenarnya, ulama Indonesia sejak abad ke-13 telah menjadi bagian penting dari poros pemikiran Islam dunia. Karena ulama kita sejak dulu sudah memenuhi atrium peradaban Islam dunia. Mulai dari Syeikh Khatib Sambas, Syeikh Nawawi Al-Bantani, dan Syekh Yasin Alfadani serta para masyayikh Palembang, seperti Muhammad Aqib Alfalimbani, telah memainkan peran besar dalam kancah pemikiran dunia Islam," jelasnya.

CEO Yayasan Restu, Dato Mohd Asyaharim bin Abdul Latiff menyampaikan bahwa tujuan dari pendirian Nasyrut Turots adalah agar mendapatkan pandangan cinta dan senyum bahagia dari Rasulullah SAW.

Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh perwakilan Yayasan Ihya Turats, Dr. Muhammad Najib AR dan Yayasan Restu Malaysia Dato Abdul Latiff Mirasa, yang disaksikan oleh Rais Aam PBNU sekaligus Pembina Yayasan Ihya Turots Nusantara KH. Miftachul Akhyar, Pengasuh PP. Langitan KH. Abdurrahman Abdullah Faqih, Dato Mohd Asyaharim bin Abdul Latiff dari Malaysia. Juga para habaib dan kyai lain yang turut hadir dan menyaksikan seremoni penandatanganan itu.

Turut hadir pula Habib Ahmad Mujtaba Bin Shahab selaku koordinator Majelis Muwasholah Pusat, para pengurus LTN PWNU Jawa Timur diwakili oleh Dr. Ahmad Karomi dan Dr (c) Ifdholul Maghfur, serta para pengurus PCNU setempat.




(lus/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads