Barisan dalam salat berjamaah disebut shaf. Pengerjaan salat berjamaah sendiri telah dianjurkan Rasulullah SAW dalam haditsnya.
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Artinya: "Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian." (HR Bukhari)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susunan shaf dalam salat berjamaah terdiri dari imam yang berdiri di bagia paling depan, sementara makmum berdiri di barisan belakangnya. Makmum wanita berdiri di belakang makmum pria.
Melansir Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2, ada ketentuan urutan shaf bila jemaah terdiri dari seluruh kalangan masyarakat mulai dari pria dewasa, anak kecil, kaum wanita, hingga khunsa atau berjenis kelamin ganda.
Urutan shafnya yang benar adalah barisan paling depan diisi oleh kaum pria, selanjutnya anak-anak kecil, kaum khunsa, dan di barisan terakhir untuk kaum wanita. Hukum tersebut disepakati oleh tiga mazhab selain Mazhab Hanafi. Ketiga mazhab tersebut juga berpendapat, kekosongan shaf di barisan pria boleh diisi oleh anak-anak kecil.
"Kaum wanita tidak boleh mengisi kekosongan pada barisan kaum pria, mereka hanya boleh menempati tempat yang disyariatkan kepada mereka dan mengisi kekosongan yang terdapat di barisan mereka sendiri," tulis Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi.
Keutamaan Shaf Pertama
Rasulullah SAW juga pernah menyebutkan dalam haditsnya terkait keutamaan dari shaf pertama dalam salat berjamaah. Salah satunya yakni didoakan oleh para Malaikat. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya para malaikat memberikan sholawat kepada orang-orang yang berada di shaf pertama." (HR Ibnu Hibban)
Kemudian dalam menanggapi sabda Rasulullah SAW tersebut, para sahabat bertanya, "Apakah juga kepada orang-orang yang berada di shaf kedua wahai Rasulullah?" kemudian Rasulullah berkata, "Juga kepada orang-orang di shaf kedua." (HR Ahmad dan Ath Thabrani)
Meski demikian, Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi menyatakan, sebaik-baiknya shaf paling depan diisi oleh jemaah yang memiliki keutamaan yang sama dengan imam atau sedikit di bawahnya. Tujuannya agar mereka pantas untuk menggantikan imam apabila terjadi sesuatu pada imam misalnya, berhadatas.
Meluruskan Shaf dalam Salat
Rasulullah SAW membimbing umatnya kepada sesuatu yang mendatangkan kemaslahatan bagi mereka. Untuk itu, Rasulullah SAW juga memerintahkan umatnya agar senantiasa meluruskan shaf dalam salat berjamaah.
Menurut Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam dalam Syarah Hadits Pilihan Bukhari-Muslim, tujuan dari meluruskan shaf dalam salat semata-mata agar muslim senantiasa menghadap ke kiblat yang sama dan menutup celah setan dalam mengacaukan salat. Selain itu, sebagaimana disebut dalam hadits, meluruskan shaf merupakan bagian dari kesempurnaan salat.
Dari Anas bin Malik RA, dia mengutip perkataan Rasulullah SAW yang berbunyi,
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ , فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاةِ
Artinya: "Luruskanlah shaf-shaf kalian karena meluruskan shaf itu termasuk kesempurnaan salat." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan dari An Nu'am bin Basyir RA, dia pernah mendengar perkataan Rasulullah SAW yang pernah berkata,
لَتُسَوُّنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
"Hendaklah kalian benar-benar meluruskan shaf kalian atau biarlah Allah benar-benar memperselisihkan di antara muka kalian." (HR Bukhari dan Muslim)
Demikianlah informasi tentang barisan dalam salat berjamaah atau shaf. Semoga salat kita menjadi lebih sempurna sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW ya, detikers. Aamiin.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina