Islam mengenal adanya lima nabi dan rasul yang tergolong sebagai ulul azmi. Gelar ini diberikan sebagai penghargaan atas kerja keras mereka yang lebih dalam menyeru umat kepada jalan kebenaran. Lantas apa yang dimaksud dengan ulul azmi?
Al-Maraghi dalam buku Al-Faazh menjelaskan bahwa ulul azmi adalah kesabaran dan keteguhan hati yang dimiliki nabi dan rasul dalam berdakwah di jalan Allah SWT.
Ulul azmi dalam buku Uswatun Hasanah oleh Haddad Alwi, artinya para nabi yang disifati akan kepemilikan tekad serta keteguhan yang kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun maksud ulul azmi dalam Pengantar Ilmu Tauhid oleh A. Muzammil Alfan Nasrullah, yaitu keteguhan hati dalam menjalankan amanat dan kerja keras dalam mewujudkan cita-cita, sehingga setiap halangan besar atau kecil dapat dilalui dan dijalankan dengan baik.
Penjelasan mengenai adanya golongan ulul azmi tercantum dalam Surah Al-Ahqaf ayat 35:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْ ۗ كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوْعَدُوْنَۙ لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنْ نَّهَارٍ ۗ بَلٰغٌ ۚفَهَلْ يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَ
Arab Latin: Faṣbir kamā ṣabara ulul-'azmi minar-rusuli wa lā tasta'jil lahum, ka`annahum yauma yarauna mā yụ'adụna lam yalbaṡū illā sā'atam min nahār, balāg, fa hal yuhlaku illal-qaumul-fāsiqụn
Artinya: "Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) sebagaimana ululazmi (orang-orang yang memiliki keteguhan hati) dari kalangan para rasul telah bersabar dan janganlah meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari ketika melihat azab yang dijanjikan, seolah-olah mereka hanya tinggal (di dunia) sesaat saja pada siang hari. (Nasihatmu itu) merupakan peringatan (dari Allah). Maka, tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik."
Ulul Azmi Dilebihkan Derajatnya oleh Allah SWT
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 253, Allah menyatakan:
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۘ مِنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللّٰهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍۗ
Arab Latin: Tilkar-rusulu faḍḍalnā ba'ḍahum 'alā ba'ḍ, min-hum mang kallamallāhu wa rafa'a ba'ḍahum darajāt
Artinya: "Para rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Di antara mereka ada yang Allah berbicara (langsung) dengannya dan sebagian lagi Dia tinggikan beberapa derajat."
Mengutip buku Uswatun Hasanah, perbedaan derajat di antara nabi dan rasul diungkap pada ayat tersebut, di mana ada nabi yang utama (fadhil), dan ada juga yang paling utama (afdhal).
Maka hal ini menunjukkan bahwa nabi dan rasul dalam Al-Qur'an itu terbagi dua; sebagian yang termasuk ulul azmi https://www.detik.com/tag/ulul-azmi , sementara mayoritas lainnya tidak tergolong ulul azmi. Adapun golongan yang ulul azmi, maka Allah tinggikan kemuliaannya.
Siapa Saja Nabi dan Rasul yang termasuk Ulul Azmi?
Syofyan Hadi dalam Tafsir Qashashi Jilid I, menyebutkan lima rasul beserta tingkatannya sebagai ulul azmi, yakni:
1. Nabi Muhammad SAW
Beliau menempati posisi utama sebab tak ada yang mampu menyaingi kebaikan dan kesabaran beliau dalam memimpin umatnya dan menghadapi orang-orang musyrik kala itu. Sampai-sampai Allah SWT menyebut Rasulullah sebagai rahmat bagi alam, yang mana tercantum dalam Surah Al-Anbiya ayat 107.
2. Nabi Ibrahim AS
Sifat lapang hati dan kemampuan akan menahan diri ketika menghadapi bantahan dari kaum serta ayahnya sendiri, membuat Nabi Ibrahim menjadi bagian dari ulul azmi. Beliau juga tak membalas sedikit pun hal buruk kepada mereka, melainkan memaafkan dan selalu berbuat baik. Sebagaimana dikisahkan dalam Surah Maryam ayat 46-47.
3. Nabi Isa AS
Sesuai riwayatnya dalam Surah Al-Maidah ayat 118, Nabi Isa tidak lagi memperlihatkan kemarahan ketika Bani Israil menentangnya. Bahkan beliau memohon kepada Allah untuk menunda azab mereka selagi masih masih ada kesempatan untuk bertaubat.
4. Nabi Musa AS
Nabi Musa menempati posisi keempat sebagai rasul ulul azmi, sebab kejadian dalam Surah Al-A'raf ayat 150. Diceritakan bahwasanya Nabi Musa tidak bisa mengendalikan kemarahan dirinya terhadap Harun, ketika melihat Bani Israil saat kembali dari bermunajat kepada Allah SWT di bukit Sina.
5. Nabi Nuh AS
Kala itu Nabi Nuh sudah tak tahan lagi terhadap kaumnya, sehingga beliau mendoakan keburukan kepada kaumnya, yakni tercantum dalam Surah Nuh ayat 26. Meski demikian beliau merupakan utusan Allah yang begitu taat dan tabah dalam menjalankan amanah dari-Nya dan termasuk ulul azmi.
Wallahu a'lam.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
Naudzubillah! Ini Ciri-ciri Wanita yang Jadi Pengikut Dajjal pada Akhir Zaman
Kemenag Imbau Masyarakat Tak Usir Anak-Anak yang Berisik di Masjid