Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi umat manusia. Keagungan firman Allah SWT ini dijelaskan melalui surah Ar Ra'd ayat 31.
Surah Ar Ra'd adalah surah ke-13 dalam urutan mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 43 ayat. Imam Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan dalam Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, surah Ar Ra'd termasuk surah Makkiyah. Hal ini mengacu pada riwayat al-Hasan, Ikrimah, Atha, dan Jabir RA.
Disebutkan dalam Tafsir al-Azhar, nama surah Ar Ra'd (Guruh) diambil dari ayat 13 yang menerangkan bahwa petir, yakni kilat yang dalam sekejap mata diiringi oleh geledek yang mulanya mengeluarkan api kemudian diiringi oleh bunyi yang keras, merupakan bentuk tasbih kepada Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan lebih lanjut, surah Ar Ra'd berisi penyadaran diri manusia kepada tauhid dengan melihat kekuasaan Allah SWT pada alam, mengajak manusia berpikir tentang kebesaran-Nya, dan tentang kepastian datangnya hari kiamat. Selain itu, Allah SWT juga menjelaskan keagungan Al-Qur'an dalam ayat 31.
Bacaan Surah Ar Rad Ayat 31
ÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙاٰÙÙØ§ سÙÙÙÙØ±Ùت٠ؚÙÙ٠اÙÙØ¬ÙØšÙØ§Ù٠اÙÙÙ ÙÙØ·ÙÙØ¹Ùت٠ؚÙÙ٠اÙÙØ§ÙØ±ÙØ¶Ù اÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ù ØšÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙØªÙ°ÙÛ ØšÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ°Ù٠اÙÙØ§ÙÙ ÙØ±Ù جÙÙ ÙÙÙØ¹ÙØ§Û Ø§ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ§ÛÙÙÙÙÙØ³Ù اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠اٰ٠ÙÙÙÙÙÙØ§ اÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙØŽÙاۀء٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙÙÙØ¯Ù٠اÙÙÙÙØ§Ø³Ù جÙÙ ÙÙÙØ¹ÙØ§Û ÙÙÙÙØ§ ÙÙØ²ÙاÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ±ÙÙÙØ§ ØªÙØµÙÙÙØšÙÙÙÙ Ù ØšÙÙ ÙØ§ صÙÙÙØ¹ÙÙÙØ§ ÙÙØ§Ø±ÙØ¹ÙØ©Ù اÙÙÙ ØªÙØÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙÙÙØšÙا Ù ÙÙÙÙ Ø¯ÙØ§Ø±ÙÙÙÙ Ù ØÙتÙÙ°Ù ÙÙØ£ÙتÙÙÙ ÙÙØ¹Ùد٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÛØ§ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØ§ ÙÙØ®ÙÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙØ¹Ùاد٠࣠٣١
Walau anna qur`Änan suyyirat bihil-jibÄlu au quá¹á¹i'at bihil-arážu au kullima bihil-mautÄ, bal lillÄhil-amru jamÄ«'Ä, a fa lam yai`asillaŌīna ÄmanÅ« al lau yasyÄ`ullÄhu laឥadan-nÄsa jamÄ«'Ä, wa lÄ yazÄlullaŌīna kafarụ tuṣībuhum bimÄ á¹£ana'ụ qÄri'atun au taឥullu qarÄ«bam min dÄrihim ឥattÄ ya`tiya wa'dullÄh, innallÄha lÄ yukhliful-mÄ«'Äd
Artinya: "Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, (itulah Al-Qur'an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Orang-orang yang kufur senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." (QS Ar Ra'd: 31)
Tafsir Surah Ar Ra'd Ayat 31
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, melalui surah Ar Ra'd ayat 31, Allah SWT memuji Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dengan menyebutkan keutamaannya di atas semua kitab terdahulu.
Pada firman-Nya, "Sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengannya gunung-gunung dapat digeserkan", mengandung pengertian bahwa hanya Al-Qur'an yang pantas menyandang sifat yang dengannya ibarat bisa memindahkan gunung dari tempatnya atau membelah dan memisah bumi, atau membuat orang yang sudah meninggal dapat berbicara dalam kuburnya.
Imam Ibnu Katsir turut membuat perumpamaan tentang keagungan Al-Qur'an ini ibarat jika seluruh manusia dan jin bersatu, mereka tidak ada yang mampu membuat satu surah saja yang menyamai surah Al-Qur'an.
Dijelaskan lebih lanjut, meskipun Allah SWT telah menjelaskan begitu agung dan mulianya kedudukan Al-Qur'an, akan tetapi orang-orang musyrik tetap kafir dan ingkar kepada Al-Qur'an. Ibnu Katsir menerangkan, meski demikian, segala urusan akan kembali kepada Allah SWT dan tidak ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepada mereka, kecuali Allah SWT.
"Karena sesungguhnya tiada suatu hujah pun, tiada pula suatu mukjizat pun yang lebih utama dan lebih fasih serta lebih besar pengaruhnya terhadap jiwa selain dari Al-Qur'an. Seandainya Allah menurunkannya kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah," jelas Ibnu Katsir.
Perihal kembalinya segala urusan hanya kepada Allah SWT sebagaimana terdapat dalam surah Ar Ra'd ayat 31 ini turut dikatakan oleh Ibnu Abbas. Ia menyebut, tidak ada satu pun urusan yang terjadi tanpa kehendak Allah SWT. Demikian menurut riwayat Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas. Ibnu Jarir juga meriwayatkan hal serupa.
(kri/lus)












































Komentar Terbanyak
Profil Dahnil Anzar Simanjuntak yang Jadi Wakil Menteri Haji dan Umrah
Perjalanan Umrah Ruben Onsu, Doa yang Cepat Diijabah dan Bisa Cium Hajar Aswad
Tambah Gus Irfan-Dahnil, Menteri-Wamen Prabowo-Gibran Jadi 106