Puasa asyura adalah ibadah sunah yang dikerjakan oleh umat Islam pada tanggal Muharram. Di mana dalam kalender Hijriyah, Muharram adalah bulan yang pertama.
Di masa jahiliyah hari Asyura adalah hari puasanya kaum Quraisy. Saat itu, puasa Asyura menjadi sisa ajaran dari agama Ibrahim yang masih dikerjakan oleh masyarakat.
Puasa asyura menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Di balik hari puasa asyura, terdapat peristiwa ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa AS beserta kaumnya dari kejaran Fir'aun. Saat itu, Fir'aun dan pengikutnya binasa atas izin Allah sedangkan Nabi Musa AS dan pengikutnya selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Puasa Asyura
Hukum puasa asyura adalah sunnah dan tidak wajib. Hal tersebut sebagaimana dengan sabda Rasulullah SAW bahwa, "Hari ini hari asyura, tidak diwajibkan atas kalian puasa. Dan aku berpuasa. Maka barangsiapa yang ingin puasa maka berpuasalah, dan barangsiapa yang tidak maka berbukalah." (Shahih Bukhari)
Oleh karena itu, tidak diwajibkan untuk melakukan puasa asyura melainkan dianjurkan karena puasa ini memiliki banyak manfaat yakni salah satunya sebagai ibadah yang dapat menghapus dosa-dosa kita.
Baca juga: 7 Macam Puasa Sunnah dan Keutamaannya |
Keutamaan Puasa Asyura
Ibadah dalam Islam dikerjakan karena keutamaannya yang baik, begitu pula dengan puasa asyura. Mengutip buku Kedahsyatan Puasa Jadikan Hidup Penuh Berkah oleh Syukron Maksum (2009) bahwasannya terdapat beberapa keutamaan dari puasa asyura yang antara lain adalah:
1. Untuk Menebus Dosa Setahun Silam
Sebagai manusia biasa, tentunya kita tidak luput dari kesalahan dan perbuatan dosa selama masa hidup. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha untuk menebus dosa-dosa tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan puasa asyura.
Keterangan tentang puasa asyura sebagai penghapus dosa terdapat dalam hadits yang sempat diungkapkan oleh Abi Qatadah, bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya perihal puasa asyura dan beliau menjawab,"Menebus dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim)
2. Mengikuti Anjuran Rasul
Anjuran Rasulullah SAW untuk melakukan puasa asyura adalah salah satu bentuk kasih sayangnya terhadap umat karena puasa asyura memiliki banyak manfaat. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW telah mengerjakan puasa asyura dan memerintahkan orang-orang untuk mengerjakannya juga.
Selain itu, Abu Hurairah RA pun pernah berkata, "Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!"
3. Memiliki Keutamaan di Bawah Puasa Ramadhan
Menurut Abu Hurairah bahwasannya suatu ketika Rasulullah SAW pernah ditanya, "Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?", kemudian Rasulullah menjawab, "Yaitu shalat di tengah malam." Lalu ada lagi yang bertanya kepadanya, "Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?", dan Rasulullah bersabda, "Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram." (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
4. Mewujudkan Impian Rasulullah SAW
Bagaimana bisa dikatakan puasa asyura sebagai cara mewujudkan impian Rasulullah SAW? Sebelum Rasulullah SAW meninggal, beliau memiliki obsesi untuk melakukan puasa Tasu'a yakni pada tanggal 9 Muharram. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu'a." (HR. Muslim).
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim