Ada kalanya ketika seseorang ingin menggapai sesuatu, tetapi ia tidak berusaha dan berdoa. Ia hanya bergantung dan menyerahkannya kepada takdir Allah SWT. Dengan anggapan, bila memang sudah ditetapkan oleh-Nya, ia akan mendapatkan hal itu. Begitu juga sebaliknya, ia tidak akan meraihnya, bila Allah tak menghendakinya.
Namun sebenarnya, seorang hamba tetap harus ikhtiar (usaha), juga berdoa, dan bertawakal dalam menentukan garis takdir dalam hidupnya. Memang benar bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir seseorang semenjak ia belum diciptakan, tetapi Dia juga bisa mengubah suatu keputusan atas kehendak-Nya.
Macam-macam Takdir
Sebagaimana takdir Allah dibagi menjadi dua, melansir buku Mengenal Rukun Iman dan Islam oleh A. Miftahul Basar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Takdir Mubram
Takdir yang tidak mungkin bisa diubah dan sudah pasti terjadi. Ketetapan ini mutlak keberlakuannya, dan tak ada peran manusia dalam penentuannya, seperti umur, ajal, kecelakaan, juga kebahagiaan.
Takdir Muallaq
Ketentuan Allah SWT yang bisa diubah atas kehendak-Nya dengan peran manusia dalam ikhtiar, dan doa. Bisa dikatakan Allah ingin mengetahui kesungguhan hamba-Nya dalam menjalani kehidupan.
Baca juga: Apakah Takdir Bisa Diubah? |
Sesuai firman Allah SWT dalam Surah Ar-Ra'd ayat 11, yang mengingatkan bahwa usaha bisa mengubah kondisi seseorang atau kelompok.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ
Arab Latin: innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."
Adapun ikhtiar perlu dibarengi dengan doa agar manusia tak merasa bahwa hanya usaha yang dibutuhkan untuk mengubah takdir, melainkan juga doa. Karena tanpa kehendak-Nya, takdir tak akan berubah.
Allah juga mengatakan bahwa bila hamba-Nya memohon, maka ia akan mengabulkannya, kalam Allah dalam Surah Ghafir ayat 60:
ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
Arab Latin: ud'ụnī astajib lakum
Artinya: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan)."
Setelah usaha dan doa dilaksanakan, barulah seorang hamba bertawakal kepada-Nya. Yang mana tawakal merupakan sikap menyerahkan diri atas segala sesuatu kepada Allah SWT setelah bersungguh-sungguh. Sesuai firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 159:
فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Arab Latin: fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn
Artinya: "Apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."
Contoh takdir muallaq seperti ikhtiar manusia dalam menjaga kesehatannya, meraih cita-citanya, membuka jalan bagi rezekinya dengan bekerja.
Hubungan Takdir dengan Ikhtiar, Doa, dan Tawakal
Mengenai keterkaitan antara takdir dan usaha, doa, juga tawakal bisa disambungkan dengan ketetapan Allah SWT yang bisa diubah dengan kehendak-Nya, yakni perihal takdir muallaq.
Seorang hamba perlu tekun berikhtiar dan doa, sebab usaha tanpa doa termasuk menyombongkan diri, dan seakan tak membutuhkan Allah. Sementara berdoa tanpa ikhtiar merupakan hal yang sia-sia. Sembari keduanya dilakukan seseorang harus bertawakal kepada-Nya dengan berserah diri dan membiarkan Allah memutuskan apa yang terbaik.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi