Bacaan Istighfar dan Hukumnya dalam Islam

Bacaan Istighfar dan Hukumnya dalam Islam

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Minggu, 30 Okt 2022 09:30 WIB
religious islamic background of hands of muslim prayer woman with prayer beads in dua praying for allah blessing in mosque
Bacaan istighfar. Foto: Getty Images/iStockphoto/Mongkolchon Akesin
Jakarta -

Seorang hamba yang berbuat dosa harus segera bertaubat kepada Allah. Jika ia menunda, maka dosa bertambah karena penundaannya itu. Taubat termudah yang Allah perintahkan yakni dengan mengamalkan bacaan istighfar.


Buku Nikmatnya Istighfar oleh Mahmud Asy-Syafrowi, menyebutkan asal kata istighfar yakni ghafara yang berarti menutup atau menyembunyikan.


Bila ghafara dibubuhkan huruf alif, sin, dan ta pada awal katanya, sehingga menjadi kata istaghfara, maka artinya meminta atau mengusahakan perlindungan atau penutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengartikan istighfar dengan memohon kepada Allah agar dilindungi dari keburukan yang telah dilakukan sebelumnya.


Hukum Istighfar


Masih dari buku Nikmatnya Istighfar, ulama memberi penjelasan mengenai hukum istighfar yang dibagi menjadi tiga.

ADVERTISEMENT


Pertama, sunah. Hukum asal istighfar adalah sunah, sebagaimana dalam Surah Muhammad ayat 19.


فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ


Arab Latin: Fa'lam annahụ lā ilāha illallāhu wastagfir liżambika wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wallāhu ya'lamu mutaqallabakum wa maṡwākum


Artinya: "Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu."


Ayat tersebut mengandung makna bahwa beristighfar bukan hanya karena melakukan dosa atau maksiat, tetapi karena untuk dirinya sendiri, juga orang tua, anak, saudara, maupun kaum muslim.


Kedua, hukumnya wajib, bila seseorang telah melakukan dosa, baik dosa kecil atau besar. Beristighfar di sini diartikan juga dengan bertaubat.


Allah memerintahkan bertaubat kepada seluruh hamba-Nya, tak ada pengecualian meski ada seorang yang saat kepada Allah. Tercantum dalam Surah An-Nur ayat 31.


... وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ


Arab Latin: wa tụbū ilallāhi jamī'an ayyuhal-mu`minụna la'allakum tufliḥụn


Artinya: "Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."


Ketiga, haram, seperti beristighfar untuk orang kafir. Memohon ampunan kepada Allah bagi orang kafir dilarang dan tidak ada faidahnya, sebab kekufuran dan kefasikannya. Berdasarkan firman Allah Surah At-Taubah ayat 113-114.


مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ . وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ اِلَّا عَنْ مَّوْعِدَةٍ وَّعَدَهَآ اِيَّاهُۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗٓ اَنَّهٗ عَدُوٌّ لِّلّٰهِ تَبَرَّاَ مِنْهُۗ اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَاَوَّاهٌ حَلِيْمٌ


Arab Latin: Mā kāna lin-nabiyyi wallażīna āmanū ay yastagfirụ lil-musyrikīna walau kānū ulī qurbā mim ba'di mā tabayyana lahum annahum aṣ-ḥābul-jaḥīm Wa mā kānastigfāru ibrāhīma li`abīhi illā 'am mau'idatiw wa'adahā iyyāh, fa lammā tabayyana lahū annahụ 'aduwwul lillāhi tabarra`a min-h, inna ibrāhīma la`awwāhun ḥalīm


Artinya: "Tidak ada hak bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat(-nya), setelah jelas baginya bahwa sesungguhnya mereka adalah penghuni (neraka) Jahim. Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah dia ikrarkan kepadanya. Maka, ketika jelas baginya (Ibrahim) bahwa dia (bapaknya) adalah musuh Allah, dia (Ibrahim) berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim benar-benar seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun."


Ayat lainnya mengenai Allah tidak akan mengampuni orang-orang munafik, tercantum dalam Surah Al-Munafiqun ayat 6.


سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ


Arab Latin: Sawā`un 'alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīn


Artinya: "Sama saja bagi mereka apakah engkau (Nabi Muhammad) memohonkan ampunan untuk mereka atau tidak, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum fasik."


Sabab nuzul Surah Al-Munafiqun ayat 6 adalah cerita dari sahabat Ali bin Abi Thalib RA, ia berkata: 'Aku mendengar seseorang beristighfar untuk kedua orangtuanya sedangkan kedua nya orang musyrik, maka aku berkata, "Kamu beristighfar kepada kedua orangtuamu, sedangkan mereka berdua musyrik?" Ia menjawab, "Bukankah Nabi Ibrahim AS beristighfar untuk bapaknya?". Maka aku menuturkan hal itu pada Rasulullah SAW, lalu turunlah ayat 6 Surah Al-Munafiquun'.


Bacaan Istighfar


Dikutip dari buku Psikoterapi Profetik oleh Cintami Farmawati, ada sejumlah bacaan istighfar https://www.detik.com/tag/bacaan-istighfar yang pernah dilafalkan oleh para nabi.


Istighfar singkat:


أَسْتَغْفِرُ الله


Astaghfirullah


Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah."


Istighfar penghapus dosa:


أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه


Astaghfirullahal'adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.


Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya."


Istighfar ketika di dalam majelis:


رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَليَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ


Rabbighfirli wa tub 'alayya, innaka antat tawwabur rahiim.


Artinya: "Wahai Pemeliharaku, ampunilah aku dan berilah taubat kepadaku. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang."


Bacaan sayyidul istighfar:


اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ


Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ 'abduka, wa anâ 'alâ 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'ûdzu bika min syarri mâ shana'tu. Abû'u laka bini'matika 'alayya. Wa abû'u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.


Artinya, "Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau".




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads