Surat Al-Waqiah adalah salah satu surat yang paling banyak dibaca oleh umat Islam, lantaran memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Tetapi banyak dari mereka yang kurang mengetahui makna yang terkandung dalam surat ini.
Ada sejumlah isi kandungan dalam Surat Al-Waqiah, di antaranya kenikmatan yang didapat oleh golongan kanan, tercantum dalam Surah Al-Waqiah ayat 27-40.
وَاَصْحٰبُ الْيَمِيْنِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْ وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ وَّمَاۤءٍ مَّسْكُوْبٍۙ وَّفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍۙ لَّا مَقْطُوْعَةٍ وَّلَا مَمْنُوْعَةٍۙ وَّفُرُشٍ مَّرْفُوْعَةٍۗ اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ عُرُبًا اَتْرَابًاۙ لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ وَثُلَّةٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ ࣖ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab Latin:Wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn Fī sidrim makhḍụd Wa ṭal-ḥim manḍụd Wa ẓillim mamdụd Wa mā`im maskụb Wa fākihating kaṡīrah Lā maqṭụ'atiw wa lā mamnụ'ah Wa furusyim marfụ'ah Innā ansya`nāhunna insyā`ā Fa ja'alnāhunna abkārā 'uruban atrābā Li`aṣ-ḥābil-yamīn ṡullatum minal-awwalīn Wa ṡullatum minal-ākhirīn
Artinya: "Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, pohon pisang yang (buahnya) bersusun-susun, naungan yang terbentang luas, air yang tercurah, buah-buahan yang banyak yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang memetiknya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta (lagi) sebaya umurnya, (diperuntukkan) bagi golongan kanan, (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan besar (pula) dari orang-orang yang kemudian."
Dilansir dari Tafsir Ibnu Katsir, golongan kanan ialah orang-orang yang keluar dari bagian tubuh Nabi Adam sebelah kanan, buku catatan amal perbuatan mereka diberikan dengan tangan kanan mereka, dan mereka akan di bawa ke sebelah kanan pula. Kelompok ini disebut juga sebagai golongan yang berada di sebelah kanan Arsy.
Ulama As-Suddi mengatakan, "Mereka itu adalah para penghuni surga."
Golongan kanan adalah orang-orang yang suka berbuat baik. Maimun bin Mihran mengatakan bahwa kedudukan ash-habul yamin (kelompok kanan) berada di bawah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah (as-sabiqun).
Ash-habul yamin akan mendapatkan apa yang dirincikan oleh Allah pada ayat di atas. Tafsir Al-Misbah oleh Quraish Shihab menjelaskan kenikmatan apa yang akan diterima oleh kelompok kanan, yakni:
"Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang atau kurma yang buahnya bersusun-susun dengan indah menarik, dan naungan yang terbentang luas sepanjang masa dan di seluruh tempat, dan air yang tercurah setiap diinginkan, dan buah-buahan yang banyak jenis, rasa dan ragamnya, tidak putus-putusnya seperti halnya di dunia yang hanya ditemukan pada musim musim tertentu dan tidak juga terhalangi untuk mengambilnya, baik karena yang bersangkutan jemu, atau karena tinggi dan jauhnya buah itu atau sebab apa pun dan kasur-kasur yang diangkat ke atas ranjang-ranjang tidur, atau bersusun satu dengan yang lain sehingga terasa empuk."
Tafsir Ibnu Katsir menerangkan yang dimaksud Allah menciptakan bidadari adalah Allah mengubah seorang wanita lansia menjadi gadis dan perawan kembali, dengan memperlihatkan perasaan cinta kepada suaminya dengan rayuan, kecantikan juga keelokan. Mereka diciptakan untuk golongan kanan.
Makna ayat 39-40 juga dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir, yakni satu kalangan dari orang-orang yang hidup pertama dan satu kalangan lainnya dari orang-orang yang hidup terakhir.
Maksudnya, sebagian ash-habul yamin berasal dari kalangan umat Islam yang hidup pada zaman dahulu kala, dan sebagian lainnya berasal dari kalangan muslim yang hidup di akhir zaman.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijabarkan, dua kalangan ash-habul yamin ini adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak musyrik sama sekali. Rasulullah juga menambahkan, "Bahkan mereka adalah orang yang tidak berobat dengan kayy (besi panas), tidak minta dijampi (ruqyah), tidak pula beranggapan sial karena sesuatu, dan kepada Allah mereka bertawakal."
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Kedua kalangan itu adalah dari umatku."
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?