Definisi Iman dalam Islam, Sebuah Keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya

Definisi Iman dalam Islam, Sebuah Keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya

Awalia Ramadhani - detikHikmah
Kamis, 27 Okt 2022 19:45 WIB
ilustrasi berdoa
Ilustrasi iman dalam Islam. Foto: Getty Images/AleksandarGeorgiev
Jakarta -

A Dictionary of Modern Written Arabic mendefinisikan iman yang berasal dari bahasa Arab sebagai faith atau kepercayaan, dan belief atau keyakinan. Sedangkan dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, arti iman juga adalah kepercayaan yang berkenaan dengan agama, kepercayaan kepada Allah, keteguhan hati, serta keteguhan batin. Hal ini dituliskan dalam buku Studi Islam Komprehensif oleh Prof. DR. H. Abuddin Nata, MA.

Adapun dalam buku Ensiklopedia Iman oleh Syaikh Abdul Majid Az-Zandani, iman adalah sebuah pondasi dasar yang mengikat antara seorang hamba dan Tuhannya, yang buah darinya adalah cinta (al-hubb) dan cemas atau takut (al-khauf) terhadap Allah.

Allah berfirman tentang orang yang beriman dalam QS Al Hujurat ayat 15:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

ADVERTISEMENT

Iman dalam Agama Islam

Prof. Abuddin Natta menuliskan dalam bukunya bahwa iman dalam Islam merupakan teori yang bersifat ashl (pokok atau asas) yang juga disebut dengan aqaid (kepercayaan). Imam Syahrastani mengemukakan pendapatnya bahwa iman juga disebut dengan ma'rifat, yaitu pengetahuan dan keyakinan mendalam tentang Tuhan.

Pokok-pokok keimanan dalam Islam juga dirumuskan dalam rukun iman sebagaimana yang dapat dipahami dari surat Al Baqarah ayat 177 berikut:

لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

Artinya: "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

Mengutip sumber buku yang sama, penjelasan tentang ayat tersebut adalah keimanan bersifat perpaduan antara teosentris dan antroposentris. Maksudnya adalah keimanan ditujukan hanya kepada Allah dan hal-hal yang harus diimani seperti kitab-kitab, malaikat, nabi-nabi dan hari kiamat atau yang berkaitan dengan ibadah individual. Keimanan juga ditujukan pada hubungan antara kepedulian dengan sesama manusia yang kurang mampu seperti anak yatim, kaum dhuafa, musafir atau ibadah sosial.

Selanjutnya, Syaikh Abdul Majid Az-Zandani dalam bukunya menjelaskan bahwa iman dalam Islam nantinya akan memotivasi hamba untuk senantiasa menaati Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan keimanan juga seorang mukmin bisa mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Persoalan iman juga dibahas dalam hadis seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW ditanya mengenai "Apa amal yang paling utama?" Maka Rasul menjawab "Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Kemudian beliau ditanya lagi "lalu apa?" beliau menjawab "Jihad di jalan Allah".

Demikianlah pembahasan mengenai apa itu iman artinya dalam Islam. Semoga kita senantiasa terjaga dan juga bertambah keimanannya kepada Allah.




(kri/lus)

Hide Ads