Al Baqarah adalah surah terpanjang dalam Al-Qur'an yang diturunkan di Kota Madinah. Ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang keistimewaan membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah pada malam hari.
Dikatakan, orang yang membaca dua ayat terakhir tersebut akan mendapatkan kecukupan. Riwayat ini berasal dari Ibnu Mas'ud RA. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan." (HR Bukhari dan Muslim dalam Ash Shahihain)
Bacaan 2 Ayat Terakhir Surah Al Baqarah
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ ٢٨٥
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ ٢٨٦
āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr
lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) "Kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari rasul-rasul-Nya." Mereka juga berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali."
Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir." (QS Al Baqarah: 285-286)
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr mengatakan dalam Kitab Fiqhul Ad'iyati wal Adzkar, dua ayat terakhir surah Al Baqarah di atas merupakan ayat yang agung. Ia menjelaskan, pada ayat 285, Allah SWT menunjukkan keimanan Rasul dan orang-orang mukmin, ketundukan serta ketaatan mereka pada-Nya dan hal-hal yang dikabarkan Allah SWT.
Kemudian, pada ayat 286 menjelaskan tentang janji Allah SWT bahwa Dia tidak membebani manusia apa yang mereka tidak sanggup atau menyusahkan mereka untuk mengerjakannya.
Lebih lanjut Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr menjelaskan, kedua ayat tersebut menggambarkan tentang makna-makna agung yang menunjukkan kesempurnaan keimanan orang-orang mukmin, kesempurnaan penerimaan mereka, kejujuran mereka, dan ketundukan mereka kepada Rabb semesta alam.
Oleh karenanya, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr, Nabi SAW mengabarkan bahwa barang siapa membaca keduanya pada satu malam niscaya akan mencukupinya. Menurut Ibnu al-Qayyim, maksud kata 'mencukupinya' yakni dari keburukan yang menyakitinya.
"Adapun yang benar, bahwa maknanya adalah mencukupinya dari keburukan apa yang menyakiti. Sebagian mengatakan mencukupinya dari salat malam. Tapi pendapat ini tidaklah tepat," kata Ibnu al-Qayyim dalam Al-Waabil Ash-Shayyib.
Keistimewaan lain dari dua ayat terakhir surah Al Baqarah adalah sebagai khawaatim atau penutup yang istimewa. Rasulullah SAW bersabda,
"Aku dikaruniai khawaatim surat Al Baqarah dari gudang di bawah 'Arsy yang tidak diberikan kepada satu pun dari para nabi sebelumku." (HR Ahmad)
Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat dalam Al-Ad'iyah fi Al-Qur'an Al Karim, Tafsiruha wa Ma'anika turut menukil sebuah riwayat dari Nu'man bin Basyir yang menjelaskan mengenai keistimewaan dua ayat terakhir surah Al-Baqarah bagi yang membacanya pada malam hari.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menulis kitab (Lauh Mahfuz) dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Dia menurunkan dua ayat terakhir dari kitab tersebut menjadi akhir surah Al Baqarah dan tidaklah seseorang membacanya di dalam rumah selama tiga malam kecuali setan tidak akan memasukinya."
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis