Air zamzam adalah air yang sering dijadikan buah tangan jemaah haji sepulang menunaikan ibadah di Tanah Suci. Keberadaan air zamzam sudah ada jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Menurut buku Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram oleh Mansya Adi Putra, banyak keutamaan yang terkandung dari air zamzam. Salah satu keutamaan itu disebutkan dalam hadits dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Salatlah kamu di tempat salah orang pilihan dan minumlah dari minuman orang baik," ketika ditanya, "Apa minumnya orang baik?" Rasulullah menjawab, "Air zamzam." (HR Al Azraqy)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diterangkan dalam buku Back to Sunnah oleh Haerawati Idris, sejarawan Arab menyebut bahwa sumur zamzam terus digunakan hampir selama 4.000 tahun. Meski diambil oleh jutaan jemaah dari seluruh dunia, mengapa sumur tersebut tidak pernah kering dan habis?
Pemompaan Air di Sumur Zamzam Dimaksimalkan ketika Ramadan dan Zulhijah
Menurut Badan Survei Geologi Arab Saudi (SGS) melalui situs resminya dikatakan bahwa ketika terjadi peningkatan jumlah kunjungan ke Masjidil Haram, maka permintaan air zamzam otomatis melonjak drastis. Dengan begitu, mereka mengawasi dan melakukan pengaturan agar air zamzam tetap ada bagi para jemaah.
Hal tersebut dilakukan dengan memasang sistem pemantauan multi-parameter real-time, yang menampilkan rekaman digital level air, konduktivitas listrik, pH air, nilai potensial redoks (Eh), suhu, dan lain sebagainya. Data tersebut bisa diakses SGS melalui kabel telepon, diperiksa serta diunduh tanpa harus pergi ke sumur.
Jaringan pemantauan sumur lain juga telah dipasang di seluruh Wadi Ibrahim untuk memantau respons seluruh sistem akuifer terhadap pengisian dan pengosongan. Beberapa sumur juga dilengkapi dengan perekam ketinggian air digital otomatis.
Tak sampai di situ, mereka juga membuat jadwal pemompaan yang disesuaikan dengan jumlah jemaah yang berkunjung. Pada bulan-bulan ramai seperti Ramadan dan Zulhijah, pemompaan air akan dimaksimalkan.
Saat dilakukan pemompaan, mereka akan memantau ketinggian muka air. Jika ketinggian air turun di bawah batas yang telah ditentukan, pemompaan akan dihentikan untuk memulihkan ketinggian air. Jika sudah pulih, pemompaan akan dilanjutkan.
SGS menetapkan debit tahunan dari sumur air zamzam dibatasi sekitar 500.000 mΒ³. Meski demikian, batas ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi hidrologis yang ada.
Air Zamzam Tidak Pernah Habis Meski Diambil Jutaan Jemaah
Alasan air zamzam tidak pernah habis meski terus diambil oleh jutaan jemaah haji dan umrah karena sumber dari air zamzam dapat diperbarui. Hal ini diungkapkan oleh seorang profesor geologi dan sumber daya air di Institut Penelitian Afrika, Abbas Sharaqi.
"Tidak habisnya air dalam geologi berarti bahwa air tersebut adalah air yang dapat diperbarui. Air tanah dapat diperbarui, seperti yang ada di sumur zamzam," katanya dikutip dari Egypt Today pada Selasa (10/6/2025).
Sumber air zamzam berasal dari air hujan yang terjadi di Makkah, karenanya dapat diperbarui. Berbeda dengan Gurun Barat, Mesir yang memiliki reservoir atau penyimpanan air yaitu Batu Pasir Nubia yang letaknya di Oasis. Tetapi, reservoir tersebut tidak dapat diperbarui.
"Makkah adalah daerah pegunungan sehingga salah satu lembahnya berisi lembah Ibrahim yang menampung sumur zamzam di daerah dataran rendah," lanjut Sharaqi.
Ia juga menjelaskan bahwa ada endapan sungai sepanjang 14 meter yang disebabkan oleh air hujan di pegunungan yang jatuh ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen. Proses tersebut memakan waktu jutaan tahun untuk menciptakan sumur zamzam sepanjang 14 meter.
Selain itu, kondisi iklim yang stabil dan tidak berubah di wilayah Arab Saudi menjadi penyebab sumur ini menjadi terus memiliki 'penampungan' air, sehingga dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya.
Kemudian, dikutip dari buku Sejarah Ibadah oleh Syahruddin El Fikri dikatakan bahwa dalam sebuah uji pemompaan sumur zamzam mampu mengalirkan air sebanyak 11-18,5 liter per detik atau mencapai 660 liter per menit. Uji pemompaan ini dilakukan sebelum 1950-an.
Setelah itu, dibangunlah pompa air pada 1953 yang menyalurkan air dari sumur zamzam ke bak penampungan dan keran-keran. Ketika dilakukan pengujian, pada pemompaan 8.000 liter per detik selama 24 jam, air dalam sumur zamzam mengalami penyusutan sedalam 3,23 meter.
Namun, ketika pemompaan dihentikan justru permukaan sumur kembali ke asalnya hanya dalam waktu 11 menit. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan. Dari mana sumber air sumur zamzam yang begitu cepat berkumpul kembali tersebut?
Terdapat banyak celah atau rekahan bebatuan di sekitar sumur zamzam. Salah satu rekahan memanjang ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 sentimeter dan ketinggian 30 sentimeter. Ada juga beberapa celah kecil memanjang ke arah Safa dan Marwa.
Keterangan geometris lain menyebutkan keberadaan celah sumur di bawah tempat tawaf yang kemudian memasok air ke sumur zamzam.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!