Jemaah Haji Asal Aceh Terima Dana Wakaf 1.500 Riyal Per Orang dari Baitul Asyi

Laporan dari Tanah Suci

Jemaah Haji Asal Aceh Terima Dana Wakaf 1.500 Riyal Per Orang dari Baitul Asyi

Erna Mardiana - detikHikmah
Senin, 03 Jun 2024 15:02 WIB
Wakaf Baitul Asyi untuk jemaah haji Aceh.
Foto: Media Center Haji Kemenag
Arab Saudi -

Sejak 18 tahun lalu, jemaah haji asal Aceh selalu mendapatkan dana wakaf dari Baitul Asyi. Ini merupakan lembaga pengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, seorang warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada abad 18. Tahun ini sebanyak 4.780 orang menerima dana wakaf, masing-masing menerima 1.500 riyal atau sekitar Rp 6,5 juta.

4.780 orang itu terdiri jemaah haji asal Aceh dan tenaga musiman (temus) asal Aceh. Pembagian dana dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama Minggu (2/6/2024) dibagikan untuk jemaah kloter 2 usai salat Asar di Baitul Asyi Misfalah. Masing-masing jemaah mendapatkan 1.500 riyal atau Rp 6,5 juta dan satu mushaf Al-Qur'an.

Syekh Abdul Latif Baltou selaku Nadzirwakaf Habib Bugak Asyi mengatakan pembagian dana wakaf ini sudah dilakukan 18 tahun yang lalu. "Tahun ini ke-18, total penyaluran dana wakaf mencapai 87 juta riyal," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dana wakaf ini merupakan kompensasi yang seharusnya diterima jemaah haji asal Aceh, di mana seharusnya mereka menginap gratis di beberapa hotel yang dimiliki Baitul Asyi. Namun karena hotel tidak menjadi bagian dari hotel jemaah haji Indonesia yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga penginapan gratis dikompensasi dengan uang.

"Habib Bugak sangat cinta kepada kita semua. Maka dari itu berdoalah (untuk beliau)," pesan Syekh Abdul.

ADVERTISEMENT

Ia menyampaikan semua doa yang dipanjatkan di Kota Makkah akan Allah kabulkan.

"Posisi kita sekarang sebagai tamu Allah. Yang menurut kita mustahil, bagi Allah tidak mustahil," lanjutnya.

Dia juga berpesan kepada para jemaah haji asal Aceh untuk selalu menjaga waktu. Manfaatkan waktu selama di Tanah Suci ini untuk beribadah dan berbuat kebaikan.

"Kalau lah di negeri kita di Aceh kita banyak makan, banyak bicara. Tetapi ketika kita berada di Kota Makkah sedikitkanlah hal itu. Perbanyaklah ketaatan kepada Allah SWT," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Pemerintah Aceh, Yusrizal Zainal mengatakan pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini. Dia berharap wakaf ini bisa menjadi contoh bagi warga Aceh lain untuk terus berbuat kebaikan.

"Memotivasi kita sekalian untuk tetap berwakaf sekecil apapun dalam bentuk apapun," ujar Yusrizal di lokasi pembagian wakaf.

Untuk penyaluran dana wakaf ini, kata dia, warga Aceh yang pergi haji tahun ini didata oleh pemerintah. Data tersebut lalu dikirimkan ke nadzir atau pengelola wakaf. Setelah itu data tersebut akan diproses untuk pemberian wakaf yang dilakukan setiap setahun sekali setiap musim haji.

"Lalu penerima wakaf akan diberikan kartu sebelum berangkat ke Makkah. Kartu tersebut harus dibawa untuk ditukarkan saat menerima wakaf," jelasnya.

Salah satu jemaah Fahrizal (56), kloter 2 dark Bireun, yang pergi bersama istrinya mengaku senang dan terharu mendapatkan dana wakaf ini. Ia akan menyalurkan sebagian dana wakaf ini unyik pembangunan masjid di daerahnya. "Biar lebih berkah lagi," ujarnya.

Hal yang sama akan dilakukan M Juli Fauza (26), jemaah haji asal Aceh lainnya. "Kami akan walafkan kembali sebagian dananya," ujar Juli yang pergi bersama ibu dan kakak perempuannya ini.

Sejarah Wakaf Baitul Asyi

Dikutip dari website Kemenag, wakaf itu berawal dari ikrar yang dilakukan oleh Habib Bugak Al Asyi dua abad lalu. Kala itu pada tahun 1800-an, Habib Bugak yang berasal dari Arab Saudi pergi ke Aceh.

Saat berada di Aceh, Habib Bugak memiliki gagasan untuk mengumpulkan uang untuk membeli tanah di Makkah yang kemudian diwakafkan kepada jemaah haji asal Aceh. Dana tersebut berasal dari uang Habib Bugak dan juga urunan dari masyarakat Aceh kala itu.

Pada masa lalu perjalanan haji dilakukan menggunakan kapal laut, yang memakan waktu berbulan-bulan bahkan sampai tahunan. Tak sedikit pula jemaah haji yang kemudian menetap di Arab Saudi.

Saat itu bahkan belum ada Kerajaan Arab Saudi seperti sekarang ini. Indonesia juga belum terbentuk. Makkah masih dikuasai Turki Ustmani.

Ketika Habib Bugak berangkat ke Tanah Suci, dia sudah membawa bekal dana untuk wakaf. Dan begitu sampai, niatan wakaf itu direalisasikannya. Dia membeli tanah yang lokasinya kala itu persis di samping Masjidil Haram.

Di atas tanah itu didirikan penginapan untuk menampung jemaah asal Aceh. Jemaah tak lagi bingung mencari tempat tinggal selama berada di Makkah.

Ketika Turki pergi, pemerintahan berganti. Pemerintah kala itu kemudian melakukan penataan dan perapian administrasi. Setiap tanah termasuk tanah wakaf harus ada penanggungjawabnya. Harus ada satu nama yang bertanggung jawab.

Para tokoh yang ikut menyumbang dana untuk tanah wakaf itu kemudian bersepakat agar Habib Bugak menjadi penanggung jawab dari tanah itu. Habib Bugak sempat menolak karena takut di kemudian hari dana wakaf diambil keluarganya. Sebab dia ingin dana wakaf ini murni digunakan untuk kepentingan jemaah Aceh.

Akhirnya di depan mahkamah pencatatan wakaf, dimasukkanlah syarat mengenai penggunaan tanah wakaf itu maupun hasil uang dari pengelolaannya. Habib Bugak--yang akhirnya setuju namanya dipakai sebagai penanggung jawab--dalam ikrarnya menyatakan bahwa wakaf itu hanya diperuntukkan kepada jemaah asal Aceh.

Syarat wakaf itu mengingat hanya untuk jemaah haji asal Aceh. Baik mereka yang sudah menjadi warga negara di Saudi maupun yang statusnya mukimin.

Lalu saat Masjidil Haram direnovasi, tanah wakaf ini termasuk digunakan untuk perluasan lintasan thawaf. Oleh nadzir (pengelola) wakaf, uang ganti rugi digunakan untuk membeli dua bidang tanah di kawasan yang berjarak 500-an meter dari Masjidil Haram. Tanah itu dibangun hotel oleh pengusaha dengan sistem bagi hasil. Dari situ lah, 'bonus' untuk jemaah Aceh mengalir tiap musim haji.




(lus/lus)
Kabar Haji dari Tanah Suci

Kabar Haji dari Tanah Suci

213 konten
Seputar berita tentang jemaah haji yang sedang berada di Tanah Suci. detikHikmah akan mengabarkan kegiatan jemaah haji Indonesia dari awal hingga akhir musim haji.

Hide Ads